Muslim : Pak Dul, kita beruntung sebagai umat muslim karena tidak disesatkan oleh manusia. Tidak seperti agama sebelah, yang umatnya disesatkan oleh manusia terlaknat dan jahanam.
Duladi : Agama sebelah mana?
Muslim : Itu tuh, Nasrani, yang sudah diubah-ubah ajarannya oleh Paulus menjadi Kristen. Kasihan mereka ya Pak?
Duladi : Dari mana sampeyan tahu Paulus sudah menyesatkan umat Nasrani?
Muslim : (Diam, sambil mikir)
Duladi : Kita harus hati-hati dalam menuduh. Kalau kita tidak punya dasar, kita jangan sembarangan menuduh, atau akan menjadi fitnah nantinya.
Muslim : Kenapa Pak Dul terkesan membela agama Kristen?
Duladi : Saya tidak membela mereka. Coba sampeyan jelaskan dari mana sampeyan tahu Paulus sudah menyesatkan umat Nasrani?
Muslim : Dari injil!
Duladi : Maksudnya?
Muslim : Dari injil yang pernah saya baca, di situ Paulus menyatakan bahwa dirinya suka bohong.
Duladi : Pasti itu salah pemahaman sampeyan saja. Kalau memang Paulus menipu, apakah sebodoh itu dia mengaku sendiri bahwa dirinya menipu? Gunakan nalar sampeyan. Pasti kitalah sebagai muslim yang tidak memahami isi kitab injil.
Muslim : Sudah nyata buktinya, Pak Dul, ajaran agama Kristen bertentangan dengan ajaran Islam. Maka sudah dipastikan kalau agama Kristen sudah menyimpang jauh dari aslinya.
Duladi : Kenapa tolok ukurnya seperti itu? Kalau menurut saya, justru yang seharusnya dipertanyakan keotentikannya adalah ajaran yang belakangan muncul, bila dijumpai perbedaan dengan ajaran sebelumnya, kita harus curiga, jangan-jangan ajaran yang terakhir ini adalah ajaran lain yang mengaku-ngaku meneruskan ajaran sebelumnya padahal kenyataannya tidak.
Muslim : Buktinya kitab injil sudah diubah-ubah, sedangkan Alquran isinya tidak pernah berubah.
Duladi : Mas, dasar untuk mengetahui sesuatu itu benar atau salah bukan karena dia masih asli seperti pertama kali dibuat atau tidak, tapi dari melihat ajaran-ajarannya dan perilaku orang yang menciptakan ajaran itu.
Sebenarnya kalau kita mengerti sejarahnya, Alquran sudah berubah. Alquran zaman Muhammad beda dengan Alquran pada zaman Usman, dan Alquran pada zaman Usman beda dengan Alquran pada zaman sekarang.
Alquran pada zaman Muhammad dilafalkan dengan tujuh cara yang berbeda, sementara Alquran pada zaman Usman hanya 1 lafal yaitu lafal Quraish. (Ref: Hadis Sahih Bukhari Volume 3, Buku 41, Nomer 601 dan Abi Dawud Kitab al-Masahif; dan al-Tabari, buku 1, chpt. 6, no. 2952)
Alquran pada zaman Muhammad terdapat ayat-ayat rajam dan jumlah surat Al-Ahzab seperti dilaporkan Aisyah ada 200 ayat namun Alquran sepeninggal Muhammad hanya tinggal 73 ayat saja dan Umar melaporkan ayat rajam dalam Alquran telah raib. (Ref: Bukhari: vol. 8, hadis 817, halaman 539-540; buku 82, Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 2 halaman 649-650 dan Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 226)
Alquran pada zaman Usman adalah Arab gundul, sedangkan Alquran yang kita miliki sekarang adalah Alquran editan Mesir tahun 1924.
Jadi sungguh naif bila kita umat muslim berkata Alquran sama sekali tidak pernah berubah!!!
Muslim : Pak, Alquran itu firman Alloh, jadi mustahil isinya berubah!
Duladi : Jadi dasar keyakinan Alquran tidak berubah itu adalah dari klaim bahwa Alquran firman Alloh?
Apakah kalau umat lain mengatakan kitab suci mereka adalah firman Tuhan, sampeyan juga akan langsung percaya tanpa mau mempelajari sejarahnya?
Muslim : Kita tahu dari sejarahnya bahwa kitab injil sudah diubah-ubah.
Duladi : Kita pun juga tahu dari sejarah kita sendiri bahwa Alquran sudah diubah-ubah.
Muslim : Pak Dul, kita tidak butuh sejarah, Alquran saja sudah cukup.
Duladi : Kenapa sampeyan menerapkan standar ganda? Kalau terhadap agama lain sampeyan menggunakan rujukan sejarah, sementara kalau terhadap agama kita sendiri kita menafikkan sejarah?
Muslim : Pak, sejarah itu bisa direkayasa, belum tentu benar.
Duladi : Nah, itulah standar ganda. Kenapa sampeyan juga tidak berpikir bahwa bisa saja sejarah yang sampeyan baca mengenai agama lain itu juga hasil rekayasa?
Muslim : (Diam, wajah ingin marah)
Duladi : Kelebihan dari agama sebelah yang sampeyan sebut tadi adalah bahwa dalam kitab suci mereka terdapat “sejarah”. Sementara di dalam kitab suci kita tidak ada “sejarah”, melainkan “self-proclaim” dari si pengarang kitab itu sendiri.
Kita harusnya mawas diri, sebagai penganut agama Islam, kita ini sangat rentan dibohongi.
Lebih besar kemungkinannya kita adalah korban dusta Muhammad ketimbang umat Nasrani korban dusta Paulus.
Paulus tidak mendapatkan keuntungan apa-apa bila seandainya benar dia menyesatkan umat Nasrani. Coba sampeyan pikir, keuntungan apa yang dia dapat? Apakah Paulus mendapatkan kekayaan dengan menyesatkan para pengikut nabi Isa? Apakah Paulus mendapatkan kedudukan terhormat dari pemerintahan Romawi setelah menyesatkan umat Nasrani? Apakah Paulus mengorbitkan dirinya sendiri sebagai Tuhan? Kalau memang Paulus itu seorang bajingan dan ingin meninggikan diri, buat apa dia mengangkat orang lain sebagai Tuhan, pasti dia akan angkat dirinya sendiri sebagai Tuhan atau Anak Tuhan. Atau bila dia seorang penipu yang ingin menggantikan kedudukan nabi Isa, dia akan mengaku-ngaku menerima wahyu dari Tuhan dan setiap ucapannya akan dia klaim sebagai ayat-ayat Tuhan. Tapi coba sampeyan baca isi surat-suratnya dalam kitab perjanjian baru (yang sampeyan bilang injil itu), apakah dia mengklaim bahwa tulisannya/perkataannya adalah ayat-ayat Tuhan?
Secara logika, sepertinya tidak masuk akal tuduhan kita bahwa Paulus seorang penyesat, karena tidak ada untungnya buat dia. Paulus, seperti Stefanus dan pengikut nabi Isa yang lain, mati karena mempertahankan iman mereka. Mereka tidak pernah mengajak orang merampok atau memperkosa wanita-wanita yang tidak seiman. Mereka tidak pernah mengajarkan permusuhan atau mengajak menindas/menjajah/menarik upeti dari orang yang tidak seiman.
Kegiatan mereka murni adalah dakwah, mereka tidak mendapatkan keuntungan apa-apa, baik kekuasaan, harta maupun wanita.
Nah, sekarang apakah yang sampeyan tahu mengenai Muhammad? NOL BESAR.
Karena sampeyan buta sejarah atau sampeyan memang sengaja tidak mau tahu dengan sejarah sendiri. Sampeyan akan dengan antusias menelan cerita-cerita fiksi untuk mendiskreditkan agama lain (semisal Davinci Code, cerita Irena Handono tentang Paulus, kaisar Konstantin, dst.), tanpa peduli bahwa itu suatu fitnah.
Tapi pernahkah sampeyan bertanya: Bagaimana dengan sejarah agama Islam sendiri? Bagaimana dengan sejarah hidup sang nabi Islam sendiri?
Pernahkah sampeyan bertanya: Kenapa sejarah hidup nabi terkesan ditutup-tutupi dan ditabukan? Kenapa sejarah hidup nabi dan para sahabat yang tertulis dalam hadist-hadist itu tidak dijilid menjadi satu dengan Alquran? Dan kenapa umat kita hanya disuruh menghafalkan lafal bahasa Arabnya saja dan jarang disuruh menghafalkan artinya?
Muslim : Alquran adalah firman Alloh, jadi segala hadist yang ada harus dicocokkan dulu dengan Alquran. Kalau bertentangan dengan Alquran maka hadist itu harus ditolak kesahihannya.
Duladi : Banyak hadist-hadist yang mengungkap sisi buruk Muhammad yang tidak bertentangan dengan Alquran.
Masalahnya, kita tidak memahami isi Alquran karena kita tidak mengerti artinya, selain hafalan-hafalan Arab untuk ngaji belaka.
Muslim : Terserah apa kata sampeyan, Alquran adalah hukum tertinggi.
Duladi : Bagaimana kita bisa memakai Alquran sebagai hukum tertinggi, kalau sejarah hidup orang yang mengarangnya saja tidak jelas?
Sebelum kita mempercayai Alquran sebagai Firman Tuhan, kita harus selidiki dulu riwayat hidup Muhammad, karena dari mulut dia-lah Alquran berasal.
Dari riwayat hidup Muhammad itulah nanti kita dapat menyimpulkan tentang layak atau tidak layaknya klaim dia bahwa ayat-ayat yang dia ucapkan itu berasal dari Tuhannya.
Yang terjadi dengan kita adalah sebaliknya. Kita disuruh percaya dulu pada produk orang, yang sejarah hidupnya pun kita belum pernah mengetahuinya. Bukankah itu sama saja dengan pembodohan?
Itulah saya katakan, bahwa kita sebagai muslim ini lebih besar kemungkinannya sebagai kaum yang tertipu ketimbang umat agama lain, karena kita ini BODOH.
Muslim : Pak Dul, sampeyan adalah muslim munafik. Katakan saja kalau sampeyan sudah murtad. Lepaskan peci dan sarungmu, Pak, saya jijik melihat sampeyan.
Duladi : Lupakan dulu tentang siapa diri saya. Renungkanlah apakah yang saya katakan tadi benar atau salah. Tidak ada gunanya marah, karena marah hanya akan membutakan akal dan nalar kita.
Sumber : Mengenal Islam
Duladi : Agama sebelah mana?
Muslim : Itu tuh, Nasrani, yang sudah diubah-ubah ajarannya oleh Paulus menjadi Kristen. Kasihan mereka ya Pak?
Duladi : Dari mana sampeyan tahu Paulus sudah menyesatkan umat Nasrani?
Muslim : (Diam, sambil mikir)
Duladi : Kita harus hati-hati dalam menuduh. Kalau kita tidak punya dasar, kita jangan sembarangan menuduh, atau akan menjadi fitnah nantinya.
Muslim : Kenapa Pak Dul terkesan membela agama Kristen?
Duladi : Saya tidak membela mereka. Coba sampeyan jelaskan dari mana sampeyan tahu Paulus sudah menyesatkan umat Nasrani?
Muslim : Dari injil!
Duladi : Maksudnya?
Muslim : Dari injil yang pernah saya baca, di situ Paulus menyatakan bahwa dirinya suka bohong.
Duladi : Pasti itu salah pemahaman sampeyan saja. Kalau memang Paulus menipu, apakah sebodoh itu dia mengaku sendiri bahwa dirinya menipu? Gunakan nalar sampeyan. Pasti kitalah sebagai muslim yang tidak memahami isi kitab injil.
Muslim : Sudah nyata buktinya, Pak Dul, ajaran agama Kristen bertentangan dengan ajaran Islam. Maka sudah dipastikan kalau agama Kristen sudah menyimpang jauh dari aslinya.
Duladi : Kenapa tolok ukurnya seperti itu? Kalau menurut saya, justru yang seharusnya dipertanyakan keotentikannya adalah ajaran yang belakangan muncul, bila dijumpai perbedaan dengan ajaran sebelumnya, kita harus curiga, jangan-jangan ajaran yang terakhir ini adalah ajaran lain yang mengaku-ngaku meneruskan ajaran sebelumnya padahal kenyataannya tidak.
Muslim : Buktinya kitab injil sudah diubah-ubah, sedangkan Alquran isinya tidak pernah berubah.
Duladi : Mas, dasar untuk mengetahui sesuatu itu benar atau salah bukan karena dia masih asli seperti pertama kali dibuat atau tidak, tapi dari melihat ajaran-ajarannya dan perilaku orang yang menciptakan ajaran itu.
Sebenarnya kalau kita mengerti sejarahnya, Alquran sudah berubah. Alquran zaman Muhammad beda dengan Alquran pada zaman Usman, dan Alquran pada zaman Usman beda dengan Alquran pada zaman sekarang.
Alquran pada zaman Muhammad dilafalkan dengan tujuh cara yang berbeda, sementara Alquran pada zaman Usman hanya 1 lafal yaitu lafal Quraish. (Ref: Hadis Sahih Bukhari Volume 3, Buku 41, Nomer 601 dan Abi Dawud Kitab al-Masahif; dan al-Tabari, buku 1, chpt. 6, no. 2952)
Alquran pada zaman Muhammad terdapat ayat-ayat rajam dan jumlah surat Al-Ahzab seperti dilaporkan Aisyah ada 200 ayat namun Alquran sepeninggal Muhammad hanya tinggal 73 ayat saja dan Umar melaporkan ayat rajam dalam Alquran telah raib. (Ref: Bukhari: vol. 8, hadis 817, halaman 539-540; buku 82, Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 2 halaman 649-650 dan Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 226)
Alquran pada zaman Usman adalah Arab gundul, sedangkan Alquran yang kita miliki sekarang adalah Alquran editan Mesir tahun 1924.
Jadi sungguh naif bila kita umat muslim berkata Alquran sama sekali tidak pernah berubah!!!
Muslim : Pak, Alquran itu firman Alloh, jadi mustahil isinya berubah!
Duladi : Jadi dasar keyakinan Alquran tidak berubah itu adalah dari klaim bahwa Alquran firman Alloh?
Apakah kalau umat lain mengatakan kitab suci mereka adalah firman Tuhan, sampeyan juga akan langsung percaya tanpa mau mempelajari sejarahnya?
Muslim : Kita tahu dari sejarahnya bahwa kitab injil sudah diubah-ubah.
Duladi : Kita pun juga tahu dari sejarah kita sendiri bahwa Alquran sudah diubah-ubah.
Muslim : Pak Dul, kita tidak butuh sejarah, Alquran saja sudah cukup.
Duladi : Kenapa sampeyan menerapkan standar ganda? Kalau terhadap agama lain sampeyan menggunakan rujukan sejarah, sementara kalau terhadap agama kita sendiri kita menafikkan sejarah?
Muslim : Pak, sejarah itu bisa direkayasa, belum tentu benar.
Duladi : Nah, itulah standar ganda. Kenapa sampeyan juga tidak berpikir bahwa bisa saja sejarah yang sampeyan baca mengenai agama lain itu juga hasil rekayasa?
Muslim : (Diam, wajah ingin marah)
Duladi : Kelebihan dari agama sebelah yang sampeyan sebut tadi adalah bahwa dalam kitab suci mereka terdapat “sejarah”. Sementara di dalam kitab suci kita tidak ada “sejarah”, melainkan “self-proclaim” dari si pengarang kitab itu sendiri.
Kita harusnya mawas diri, sebagai penganut agama Islam, kita ini sangat rentan dibohongi.
Lebih besar kemungkinannya kita adalah korban dusta Muhammad ketimbang umat Nasrani korban dusta Paulus.
Paulus tidak mendapatkan keuntungan apa-apa bila seandainya benar dia menyesatkan umat Nasrani. Coba sampeyan pikir, keuntungan apa yang dia dapat? Apakah Paulus mendapatkan kekayaan dengan menyesatkan para pengikut nabi Isa? Apakah Paulus mendapatkan kedudukan terhormat dari pemerintahan Romawi setelah menyesatkan umat Nasrani? Apakah Paulus mengorbitkan dirinya sendiri sebagai Tuhan? Kalau memang Paulus itu seorang bajingan dan ingin meninggikan diri, buat apa dia mengangkat orang lain sebagai Tuhan, pasti dia akan angkat dirinya sendiri sebagai Tuhan atau Anak Tuhan. Atau bila dia seorang penipu yang ingin menggantikan kedudukan nabi Isa, dia akan mengaku-ngaku menerima wahyu dari Tuhan dan setiap ucapannya akan dia klaim sebagai ayat-ayat Tuhan. Tapi coba sampeyan baca isi surat-suratnya dalam kitab perjanjian baru (yang sampeyan bilang injil itu), apakah dia mengklaim bahwa tulisannya/perkataannya adalah ayat-ayat Tuhan?
Secara logika, sepertinya tidak masuk akal tuduhan kita bahwa Paulus seorang penyesat, karena tidak ada untungnya buat dia. Paulus, seperti Stefanus dan pengikut nabi Isa yang lain, mati karena mempertahankan iman mereka. Mereka tidak pernah mengajak orang merampok atau memperkosa wanita-wanita yang tidak seiman. Mereka tidak pernah mengajarkan permusuhan atau mengajak menindas/menjajah/menarik upeti dari orang yang tidak seiman.
Kegiatan mereka murni adalah dakwah, mereka tidak mendapatkan keuntungan apa-apa, baik kekuasaan, harta maupun wanita.
Nah, sekarang apakah yang sampeyan tahu mengenai Muhammad? NOL BESAR.
Karena sampeyan buta sejarah atau sampeyan memang sengaja tidak mau tahu dengan sejarah sendiri. Sampeyan akan dengan antusias menelan cerita-cerita fiksi untuk mendiskreditkan agama lain (semisal Davinci Code, cerita Irena Handono tentang Paulus, kaisar Konstantin, dst.), tanpa peduli bahwa itu suatu fitnah.
Tapi pernahkah sampeyan bertanya: Bagaimana dengan sejarah agama Islam sendiri? Bagaimana dengan sejarah hidup sang nabi Islam sendiri?
Pernahkah sampeyan bertanya: Kenapa sejarah hidup nabi terkesan ditutup-tutupi dan ditabukan? Kenapa sejarah hidup nabi dan para sahabat yang tertulis dalam hadist-hadist itu tidak dijilid menjadi satu dengan Alquran? Dan kenapa umat kita hanya disuruh menghafalkan lafal bahasa Arabnya saja dan jarang disuruh menghafalkan artinya?
Muslim : Alquran adalah firman Alloh, jadi segala hadist yang ada harus dicocokkan dulu dengan Alquran. Kalau bertentangan dengan Alquran maka hadist itu harus ditolak kesahihannya.
Duladi : Banyak hadist-hadist yang mengungkap sisi buruk Muhammad yang tidak bertentangan dengan Alquran.
Masalahnya, kita tidak memahami isi Alquran karena kita tidak mengerti artinya, selain hafalan-hafalan Arab untuk ngaji belaka.
Muslim : Terserah apa kata sampeyan, Alquran adalah hukum tertinggi.
Duladi : Bagaimana kita bisa memakai Alquran sebagai hukum tertinggi, kalau sejarah hidup orang yang mengarangnya saja tidak jelas?
Sebelum kita mempercayai Alquran sebagai Firman Tuhan, kita harus selidiki dulu riwayat hidup Muhammad, karena dari mulut dia-lah Alquran berasal.
Dari riwayat hidup Muhammad itulah nanti kita dapat menyimpulkan tentang layak atau tidak layaknya klaim dia bahwa ayat-ayat yang dia ucapkan itu berasal dari Tuhannya.
Yang terjadi dengan kita adalah sebaliknya. Kita disuruh percaya dulu pada produk orang, yang sejarah hidupnya pun kita belum pernah mengetahuinya. Bukankah itu sama saja dengan pembodohan?
Itulah saya katakan, bahwa kita sebagai muslim ini lebih besar kemungkinannya sebagai kaum yang tertipu ketimbang umat agama lain, karena kita ini BODOH.
Muslim : Pak Dul, sampeyan adalah muslim munafik. Katakan saja kalau sampeyan sudah murtad. Lepaskan peci dan sarungmu, Pak, saya jijik melihat sampeyan.
Duladi : Lupakan dulu tentang siapa diri saya. Renungkanlah apakah yang saya katakan tadi benar atau salah. Tidak ada gunanya marah, karena marah hanya akan membutakan akal dan nalar kita.
Sumber : Mengenal Islam
Ngak bener
BalasHapusSudah menjadi mindset dalam setiap muslim bahwa Al Quran tak bercela.
BalasHapusTidak ada 2 kebenaran yang saling bertentangan, jikapun ada maka salah satunya bukan kebenaran/salah. Sedangkan Al Quran juga bertentangan dengan Alkitab.
Sejarah membuktikan, bahwa Taurat dan kitab para nabi semua bisa selaras dan tergenapi oleh Injil. Bagaimana Alkitab mencatat semua dari surat Kejadian sampai surat Wahyu dengan runtut.
Sejarah mencatat para nabi Allah yang terpisah jarak dan waktu, bisa 'rukun' dalam ajarannya, tak ada pertentangan di dalamnya.
600 tahun setelah semua tergenapi, tiba-tiba muncul Al Quran. Ditulis oleh seseorang yang bukan keturunan Ishak (dimana Allah hanya membuat perjanjianNya dengan keturunan Ishak) dan didalamnya secara ekstrem menyatakan bahwa kitab-kitab para nabi itu nggak bener.
Memberikan tuduhan serius, bahwa Alkitab telah diubah. Jika kita ngomong Alkitab, artinya kita ngomong tentang kitab Taurat (musa), kitab-kitab para nabi (seperti yesaya, yeremia, daniel, dll), Injil Yesus Kristus (4 Injil) dan surat-surat setelahnya.
Alkitab dirubah? Ribuan manuskrip yang tersebar dalam pelbagai bahasa sebagai bukti sejarah bahwa Alkitab otentik sampai detik ini.
Jika Alkitab terbukti otentik beserta ajaran dan doktrinnya, namun ada ajaran tandingan lain yang menyatakan salah, maka bisa disimpulkan satu hal bahwa salah satu diantara mereka PASTI tidak benar. Alkitab atau Al Quran, silakan anda 'out the box' dan 'free your mind' untuk mendapatkan kebenaran yang lebih obyektif. Fakta atau fiksi, itu pilihan anda untuk kembali belajar dari sejarah!
Orang islam indonesia emang benar2 aneh..
BalasHapusjadi pingin tau, mana buktinya dari pernyataan ini
BalasHapusDuladi : Banyak hadist-hadist yang mengungkap sisi buruk Muhammad yang tidak bertentangan dengan Alquran.
Masalahnya, kita tidak memahami isi Alquran karena kita tidak mengerti artinya, selain hafalan-hafalan Arab untuk ngaji belaka.
Nyimak heuheuheu ... Amaluna amalukum......
BalasHapusNalar manusia kok disamakan sama pikiran tuhan ?!!! Bukannya saya gak mau mikir tapi bisa-bisanya kita makhluk ciptaan allah yang sering salah disamain sama pikiran allah
BalasHapusLaught made for anger only ..... Hag hag hag clingak clinguk terus mlayu wer wer wer
BalasHapusSesungguhnya manusia itu seperti meraba2 dalam kegelapan...perkataan aturan manusia dan perkataan allah sejak zaman dahulu saling bertentangan hingga manusia tersebut melampaui batas..maka azab akan turun pada dirimu ..sesungguhnya manusia itu pembantah yg nyata
BalasHapusKitab alquran telah dijamin oleh allah tidak akan rusak atau diganti oleh tulisan tangan manusia..kitab2 terdahulunya sebelum alquran turun telah rusak oleh tulisan manusia..islam datang untuk mensempurnakan kitab2 terdahulu dan bagi penutup semua agama..nabi muhammad diturunkan di atas muka bumi ini bukan untuk membedah hati manusia tetapi sekedar memberi peringatan..urusan hati hanya engkau dan allah yg tau setiap perbuatan akan mendapat balasan..jadilah engkau manusia yg berfikir..allahhuakbar
BalasHapusKitab alquran telah dijamin oleh allah tidak akan rusak atau diganti oleh tulisan tangan manusia..kitab2 terdahulunya sebelum alquran turun telah rusak oleh tulisan manusia..islam datang untuk mensempurnakan kitab2 terdahulu dan bagi penutup semua agama..nabi muhammad diturunkan di atas muka bumi ini bukan untuk membedah hati manusia tetapi sekedar memberi peringatan..urusan hati hanya engkau dan allah yg tau setiap perbuatan akan mendapat balasan..jadilah engkau manusia yg berfikir..allahhuakbar
BalasHapusSesungguhnya manusia itu seperti meraba2 dalam kegelapan...perkataan aturan manusia dan perkataan allah sejak zaman dahulu saling bertentangan hingga manusia tersebut melampaui batas..maka azab akan turun pada dirimu ..sesungguhnya manusia itu pembantah yg nyata
BalasHapusIni penyesatan. Sesungguhnya tak ada orang muslim yang murtad/pindah agama karena sadar dari hatinya melainkan cuma dibujuk iming-iming harta dunia saja. Dan sebaliknya tak ada orang non muslim menjadi mualaf melainkan terbuka mata hatinya lalu memilih Islam.
BalasHapusSo toy
HapusSotau situ
HapusDuladi kamu Muslim atau bukan ? Sekarang saya paham kenapa banyak muncul nabu2 baru..
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusDuladi kaya syiah aja anda..
BalasHapusSejarah ada, karena ada pergerakan peristiwa suatu obyek dan subyek yang saling bertautan, ada masa waktu, ada obyek yang ter-amat-i, ada subyek yang mangamati, ada saksi, ada bukti yang tercatat/manuskrip dan peninggalan/ artefak/fosil atau apapun bentuk bendanya yang dapat dibuktikan secara empirik maupun saintis, sah adanya dan dibuktikan realistis pada masa kejadian suatu peristiwa dan dari hasil penelitian yang teruji, pengamatan yang berkesinambungan, pelaku, saksi peristiwa dan kesaksian!...itulah sejarah!
BalasHapusFaktanya, manusia se umur hidup belajar mengejar impian spiritualisme dalam egonya untuk berjumpa dan kenal akrab dengan sang pencipta.
Tetapi salah dalam menerapkan pengejaran impian dengan kendaraan yang ditunggangi..!
Berbicara tentang ke-iman-an/spiritualisme kendaraannya adalah hati nurani/rohaniah, dunia Roh karena yang dijangkau adalah keyakinan/iman/percaya.
Jangan sesekali salah memilih kendaraan karena se umur hidup tidak akan berhasil menjumpai sang pencipta!
Bila berkendara menggunakan logika pasti hasilnya sangat mengecewakan, karena logika digunakan untuk mendaya-gunakan dalam perjuangan hidup secara duniawi yang diharapkan terjadi equilibrium antara manusia dan alam.
Manusia terputus komunikasi dengan sang pencipta terjadi ketika adam dan hawa error log in dengan sang pencipta akubat virus iblis.
Saat itulah manusia se-umur hidup berusaha berburu, mengenal dan berakrab ria dengan sang pencipta.
Sang pencipta adalah Roh yang agung yang hanya tersentuh ketika manusia berkendara dengan hati nurani/spirit/rohani/rasa pangrasa bukan dengan kendaraan logika/otak/nalar.
Kerahiman sang pencipta yang sangat mengasihi manusia dan menyesali keterputusan komunikasi dengan manusia di wujud nyatakan dalam sapaan lewat kesaksian para nabi dan di puncaki oleh ke beradapan nabi Isa Khalifathullah!
Semua kajian ada dalam urutan, ada ada bukti, ada saksi ada peninggalan. Semuanya tersusun secara realtime dan tak terbantahkan..... itulah SEJARAH
Mari, para manusia merenungkannya, jangan mudah untuk berdebat kusir, karena ini akan menyesatkan langkahmu untuk dapat bertemu bercanda ria dan akrab dengan sang pencipta.
Wasallam.
Islam itu agama yg menghalalkan pembunuhan
BalasHapus