Mohon kalian simak baik-baik, kata-kata siapa di sebelah kanan "KATAKANLAH": Kata-kata Muhammad ataukah kata-kata Allah SWT? Siapakah "aku"?
"Aku" adalah Muhammad. Jadi, dengan model ayat seperti itu (ada tambahan kata "katakanlah" di awal), Muhammad maksudkan agar tampak seolah-olah ucapan itu adalah atas perintah awloh, bukan ucapan atas kemauannya sendiri.
Sekarang, mari kita simak ayat berikut:
QS 39:53. Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dengan ayat itu, Muhammad sedang membuka kedoknya sendiri bahwa DIRINYA adalah ALLAH SWT.
Kalian yang masih muslim bukanlah HAMBA TUHAN, melainkan HAMBA MUHAMMAD.
"Aku" dalam ayat itu bukanlah awloh, karena itu adalah kalimat yang mesti diucapkan sebagai ucapan Muhammad (lihat kata "katakanlah" di awalnya).
Muhammad telah keseleo lidah sehingga ketahuan bahwa dirinya-lah sang pemeran AWLOH yang sesungguhnya.
Menjadi hamba awloh bukanlah menjadi hamba Tuhan, melainkan hamba (budaknya) Muhammad.
Muhammad-lah SANG PEMERAN TUNGGAL tokoh "awloh".
Sumber : Mengenal Islam
- QS 6:56. Katakanlah: "Sesungguhnya aku dilarang menyembah tuhan-tuhan yang kamu sembah selain Allah."Katakanlah: "Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu, sungguh tersesatlah aku jika berbuat demikian dan tidaklah (pula) aku termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk."
"Aku" adalah Muhammad. Jadi, dengan model ayat seperti itu (ada tambahan kata "katakanlah" di awal), Muhammad maksudkan agar tampak seolah-olah ucapan itu adalah atas perintah awloh, bukan ucapan atas kemauannya sendiri.
Sekarang, mari kita simak ayat berikut:
QS 39:53. Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dengan ayat itu, Muhammad sedang membuka kedoknya sendiri bahwa DIRINYA adalah ALLAH SWT.
Kalian yang masih muslim bukanlah HAMBA TUHAN, melainkan HAMBA MUHAMMAD.
"Aku" dalam ayat itu bukanlah awloh, karena itu adalah kalimat yang mesti diucapkan sebagai ucapan Muhammad (lihat kata "katakanlah" di awalnya).
Muhammad telah keseleo lidah sehingga ketahuan bahwa dirinya-lah sang pemeran AWLOH yang sesungguhnya.
Menjadi hamba awloh bukanlah menjadi hamba Tuhan, melainkan hamba (budaknya) Muhammad.
Muhammad-lah SANG PEMERAN TUNGGAL tokoh "awloh".
Sumber : Mengenal Islam
heheheheheheh ketahuan muhammad = allah
BalasHapusjika memang agama mu benar dan agama ku (islam) benar.
BalasHapusmari kita bersumpah bahwa agama mu benar
dan agama ku (Islam) benar
atas nama tuhan yang menciptakan langit dan bumi
dan jika agama mu salah dan agama ku (Islam ) salah
siap menerima azab dari tuhan pencipta langit dan bumi beserta isinya
besok jam 12 malam dil ?
buat para muslim jangan gentar
BalasHapuskitajadikan sejarah2 jadi bentengkita
sejarah nabi isa dan nabi2 yg lain terutama nabi muhamad saw
buat memperkuat iman kita
amin
tidak ada yg aneh dan salah kok.
BalasHapusNamanya pesan dri Allah hrs disampaikan dg amanah,disampaikan sesuai aslinya.
"Katakanlah,sesungguhnya aku dilarang utk menyembah sesembahan..."dst
"Katakanlah:" wahai hamba hambaKu yg melampaui batas thd...dst"
Perhatikan kata ganti dlm ayat itu! Setelah penyebutan"wahai hamba hambaKu yg mlampaui batas thd diri mrk smdiri jgnlah kalian brrputus asa dri ...dst"
saya tanya anda,di situ dikatakan "..JANGANLAH BRPUTUS ASA DRI RAHMAT ALLAH,SESUNGGHNYA ALLAH MENGAMPUNI DOSA SEMUANYA..."dst
Ataukah:
"..jgnlah berputus asa dari rahmat KU ,sesungguhnya AKU mengampuni dosa semuanya.."??
jawablah.!
kalau ayat tsb keseleo tentu akan dikatakan mnggunakan kata ganti aku(utk org pertama).
yg kedua,kata hamba (عباد) dlm bhs arab punya dua makna. Makna secara etimologi dan terminologi.
Coba anda lihat surat an nur ayat 32.terjemah indonesia
Di situ tertulis:"dan nikahkanlah org2 yg sendirian di anatara klian dan org2 sholeh dari kalangan HAMBA HAMBA kalian...dst"
Perhatikan tulisan yg saya tulis kapital!
Hamba hamba kalian,pertanyaannya:
Apakah maksudnya kalian memiliki hamba hamba??ataukah maksudnya apa?
Sehingga tdk ada masalah,ketika kita memberi predikat bagi bawahan kita dg hamba.
Dan bukan berarti kitalah Tuhan/Allah!
Allah sendiri yg mengijinkan penamaan dg hamba.
katakanlah Wahai hamba hamba ku yg melampaui batas...dst...tdk.masalah.ini scr etimologi.