Rabu, 11 Juni 2008
PAMEKASAN, RABU - Sebanyak 18 santri Pondok Pesantren (Ponpes) Sabilul-Huda, Dusun Kembang Kuning, Desa Lancar, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, Jatim, Rabu, sekitar pukul 11.00 WIB mengalami kesurupan. Santri yang mengalami kesurupan, awalnya tiga orang dan terus bertambah hingga 18 orang. Hingga berita ini diturunkan, kesurupan massal masih terjadi.
Menurut pengasuh Ponpes, Jufri Nawawi, kasus kesurupan seperti ini sudah terjadi sejak tiga bulan lalu. Namun, yang terjadi kali ini santri yang kesurupan jumlahnya lebih banyak.
Diganggu "Sesuatu" Puluhan Siswi Kesurupan
Selasa, 18 November 2008
SUMENEP, SELASA — Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Kalianget, Sumenep, Jawa Timur, MA Hidayat, Selasa (18/11), mendatangkan sejumlah "orang pintar" untuk mengetahui penyebab puluhan siswanya yang kesurupan pada Senin (17/11).
"Ini salah satu upaya dari kami agar kasus kesurupan tidak terjadi lagi. Alhamdulillah, sekarang ini kegiatan belajar dan mengajar di sekolah kami sudah normal," katanya di Sumenep.
Ia menjelaskan, salah satu keterangan dari "orang pintar" yang didatangkan ke sekolahnya adalah adanya "sesuatu" yang mengganggu siswanya.
"Sesuatu itu berada di salah satu pojok pagar di kawasan sekolah ini. Kami akui ada ritual yang dilakukan untuk mencegah kasus kesurupan terjadi lagi," katanya.
Hidayat menjelaskan, pihaknya juga meminta para guru di masing-masing kelas untuk melakukan doa bersama sebelum memulai pelajaran. "Kami juga meminta sejumlah guru guna mendata para siswa yang kesurupan sekaligus melakukan komunikasi dengan orangtuanya," ujarnya.
Dari hasil komunikasi dengan orangtua, diketahui sejumlah siswa yang kesurupan tersebut sebelumnya mengeluh sakit dan sedang punya masalah. "Puluhan siswa yang kesurupan memang hanya perempuan sehingga kami juga minta bantuan para orangtua untuk memantau kondisi anak-anaknya," katanya.
Pada Senin puluhan siswa SMAN Kalianget kesurupan, yang ditandai dengan tubuh kejang-kejang dan menjerit histeris. Untuk menghindari hal-hal tak diinginkan, aktivitas di SMAN Kalianget dihentikan dan pada pukul 11.00 semua siswa diminta pulang.
Gelar Ruwatan, 60 Siswa Kesurupan
Minggu, 26 Oktober 2008
GORONTALO,SABTU-Sebanyak 60 orang siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Kabila, Kabupaten Bone Bolango, mengalami kesurupan, saat tengah meruwat sekolah tersebut, dari gangguan mahluk halus, Sabtu (25/10).
Kesurupan tersebut, dengan cepat berjangkit dari kelas ke kelas, saat siswa tengah menggelar acara dzikir dan tahlilan di masing-masing kelas, sekitar pukul 08.00 waktu setempat.
Yance, salah seorang guru setempat mengatakan, acara ruwatan tersebut memang sengaja digelar pihak sekolah, untuk mengkondusifkan kembali suasana sekolah yang sempat "mencekam" akibat peristiwa kesurupan yang dialami puluhan siswa dan sejumlah guru setempat, selama dua hari berturut-turut (21-22/10). [ dan selagi ruwatan mereka kesurupan lagi !]
Ruwatan juga bertujuan agar, siswa di sekolah tersebut, dapat dengan tenang mengikuti ujian mid semester, yang tidak lama lagi akan digelar. "Kami memang sengaja mengadakan ruwatan ini, untuk mengamankan sekolah ini dari gangguan roh halus, terutama untuk faktor kenyamanan siswa menjelang ujian mid semester," kata dia. Pihaknya menduga, peristiwa yang terjadi untuk yang ketiga kalinya, dalam waktu yang berdekatan itu, berawal dari setelah dibersihkannya sebuah sumur tua yang sudah lama tak difungsikan. Meski begitu, pihaknya memastikan, bahwa ujian mid semester yang akan digelar pada Senin (27/10) itu, tetap akan terlaksana sesuai jadwal dan bisa diikuti oleh siswa setempat.
20 Siswa Kesurupan Saat Mengusir Makhluk Halus =D>
Wednesday, 26 November 2008
MALANG - SURYA-Untuk ketiga kalinya SMP PGRI Pakisaji dihebohkan kasus kesurupan siswa secara massal, Selasa (25/11). Kesurupan kali ini terjadi saat sekolah menggelar tasyakuran untuk gedung baru dan sekaligus berupaya mengusir makhlus halus yang sering mengganggu siswanya.
Informasinya, kesurupan itu terjadi sekitar pukul 10.00 WIB dan menimpa 20 siswa. Akibat kejadian ini, tak urung tasyakuran yang tinggal menyantap hidangan itu mendadak berubah jadi gaduh dan akhirnya batal. Sebab, peserta tasyakuran yang terdiri para guru, siswa, serta warga sekitar sekolah menjadi panik dan bercampur ketakutan.
Sekitar pukul 12.30 WIB, sejumlah siswa yang kesurupan bisa disadarkan setelah ditangani seorang paranormal. Saat tasyakuran pihak sekolah memang sengaja mengundang paranormal. Dia jadi langganan sekolah ini setiap ada siswa yang kesurupan.
“Kami sudah mengantisipasi jika terjadi sesuatu yang tak diinginkan. Karena itu, begitu ada siswa yang kesurupan, paranormal itu langsung turun tangan untuk menyembuhkan," kata Sutamat, Kepala SMP PGRI, ketika ditemui wartawan usai kejadian, Selasa (25/11).
Belum hilang capek para guru setelah berusaha menyadarkan sejumlah siswa SMP yang kesurupan, kejadian serupa menimpa Lukman Efendi, siswa kelas 3 SMEA PGRI. Itu terjadi sekitar pukul 14.30 WIB sewaktu menunggu jam pelajaran di dalam kelas. Kebetulan gedung SMP dan SMEA PGRI itu berada dalam satu komplek di Jl Flamboyan, Pakisaji, Kabupaten Malang.
Menurut Sutamat, kesurupan kali ini yang ketiga kalinya dalam bulan ini. Yang pertama, sewaktu siswa sedang upacara rutin pada Senin (2/11) pagi. Kejadian kedua berlangsung sewaktu guru dan siswa menggelar acara istighotsah di sekolah, Sabtu (22/11) siang. Ketika itu saat berlangsung dzikir beberapa siswa mendadak kesurupan. Selang tiga hari kemudian, Selasa (25/11) siang, terjadi kasus serupa sewaktu ada acara tasyakuran.
Dijelaskan Sutamat, kesurupan pertama sampai ketiga kejadiannya mirip semua. Awalnya, hanya ada beberapa siswa saja yang kesurupan, namun kemudian diikuti siswa lain dengan berteriak-teriak. Anehnya lagi, korbannya ya siswa itu-itu saja. Di antaranya, Isma Imala, Henda, Muriya, dan Novan, pelajar kelas 2, dan Restu serta Uswatun, siswi kelas 1.
"Kebanyakan siswa yang kesurupan itu punya masalah di rumah. Maklum, siswa kami itu kebanyakan berasal dari keluarga kurang mampu. Mereka bisa sekolah karena kami gratiskan biayanya," papar Sutamat.
Pantuan Surya, kesurupan yang menimpa siswa SMP PGRI itu tak seheboh korban Lukman Efendi. Saat itu Lukman bersama temannya menunggu jam pelajaran di dalam kelas. Saat santai di dalam kelas, Lukman mendadak berteriak keras dan kakinya menendang bangku dan kursi. Akibatnya, teman sekelasnya ketakutan dan langsung semburat keluar.
Tak lama kemudian, gerakan Lukman menyerupai harimau. Kesepuluh jarinya mencengkeram lantai dan dari mulutnya keluar suara mengaum. Pelan-pelan, Lukman yang masih memakai baju seragam sekolah itu bergerak keluar kelas dan kemudian menuju ke kantor guru.
Akibatnya, tak hanya siswa yang lari semburat ke halaman sekolah, melainkan juga para guru.. Setengah jam kemudian Lukman baru sadar setelah ditangani dua paranormal.st12
Contoh-contoh fenomena yang ada di Indonesia. Agak ngakak juga baca yang berita no 1 dan 4 soalnya .... (baca sendiri biar lebih jelas)
ya namanya acara dzikir tahlilan itu ajaran bi'dah yang tidak sesuai ajaran Rosul.ditambah lagi biasanya membaca Sholawat nariyah yang mengandung kata kata musryik yang terlalu mengagungkan Rosul berlebihan seperti mengagungkan Alloh.ya banyak syaithon yang datang.dan kalo kiayi NU meruqyah orang kesurupan jarang berhasil.berbeda dengan orang salafy.syaithon melihat orang salafy dari jauh udah ngiprit.karena orang salafy tidak pernah melakukan bid'ah dan kesesatan.
BalasHapuski gendeng pamungkas ari dulu temannya syaithon.
BalasHapushttp://www.quranic-healing.com/2012/01/kisah-ustadz-jafar-umar-thalib-adu-ilmu.html
BalasHapusngakak lihat tulisan di blog orang kafir ini wkwkwkkwkwkwkwkwkwkwkw.dasar kristen kafir
BalasHapusSemua yang dipaparkan di blog ini adalah fakta.
BalasHapus