Headlines News :

Video Murtadin - Cerita Dini

Written By Islam Dalam Fakta on Minggu, 10 Maret 2013 | 00.24

Cerita Dini
 

Islam Adalah Arabisasi Dunia

Written By Islam Dalam Fakta on Sabtu, 09 Maret 2013 | 23.40

Artikel terkait:

Ide untuk menjadikan Indonesia sebagai Negara Islam, bagian dari Imperium Theokrasi Arab, telah ada sejak masa awal masuknya Islam ke tanah air ini. Diawali dengan berdirinya kerajaan Islam Demak ditanah Jawa, berlanjut hingga masa pembentukan Republik Indonesia diawal kemerdekaan. Namun usaha tersebut selalu mendapat sandungan dari anak2 bangsa yang berjiwa nasionalis seperti Ir. Sukarno. Orang2 nasionalis sadar akan pentingnya menjaga kesatuan dan martabat bangsa, daripada menjadi budak bangsa lain. Kini di era reformasi, wacana tersebut menjadi semakin kuat, tiap-tiap Kabupaten berlomba-lomba menerapkan syariat Islam di daerahnya. Bagaimana fenomena ini bisa terjadi? Mengapa para muslim pribumi berlomba2 mendirikan Theokrasi Arab di tanah airnya sendiri? Lihatlah Aceh dengan GAMnya, Filipina terdapat Abu Sayaf, Thailand dengan Gerakan Pathani dan Yala, dan masih banyak contoh lainnya.
Islam adalah Arabisasi. Jadi, setiap orang yang mengaku beragama Islam, berarti dia telah memilih menjadi WARGA NEGARA ARAB (dalam pengertian rohani). Walau secara lahiriah, muslim adalah orang Indonesia, tapi secara jiwa, ia bukan lagi orang Indonesia, tapi orang Arab.

Dan untuk membuktikan kesetiaannya, "para warga negara Arab" ini diwajibkan untuk SUJUD MENYEMBAH ke arah NEGARA ARAB, dengan kota Mekah sebagai pusatnya. Kita memang tidak menyadarinya, karena Muhammad dengan cerdik, membungkus ritual sholat ini dengan topeng religius, yaitu melaksanakan perintah ALLAH. Lewat Islam, kita dibentuk dan dicetak menjadi orang2 "ARAB BLESTERAN". Semenjak kecil, kita sudah didoktrin dan dicuci otak agar menjadi PECINTA ARAB, dan PEMBELA ARAB. Itulah kenapa, doa2 dalam sholat dilarang memakai bahasa kita sendiri, tetapi HARUS memakai bahasa Arab.

Semua upaya Arabisasi itu dilakukan demi satu tujuan, yaitu ARAB YANG MENGUASAI DUNIA. Muhammad mengklaim bahwa Arab akan menaklukkan dunia dengan 12 kalifah (pemimpin) yang semuanya berasal dari Arab!

Hadis Muslim 4480
Dinarasikan oleh Jabir b. Samura yang berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Islam akan terus berlanjut untuk mencapai kejayaan hingga dipimpin 12 orang kalifah”. Kemudian Rasulullah SAW mengatakan sesuatu di mana aku susah memahaminya. Aku bertanya pada ayahku: "Apa yang dia katakan?" Dia berkata: "Dia bersabda bahwa semua dari mereka (12 kalifah) akan berasal dari bani Quraish (Arab)."

Muhammad menegaskan kembali bahwa kekalifahan (pucuk pimpinan) akan tetap di tangan Arab sekalipun penduduk dunia tinggal 2 orang.

Hadis Muslim 4476
Dinarasikan oleh Abdullah bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Kalifah akan tetap ada di antara bani Quraisy (Arab) sekalipun apabila tinggal 2 orang saja yang tersisa di bumi."

Dengan cita2 memimpin dunia inilah Arab menjajah dan memaksakan Islam kepada bangsa Persia (Iran), Mesir, Afganistan dan banyak bangsa lainnya. Bangsa2 tersebut kini telah kehilangan jati dirinya, telah kehilangan budaya aslinya, mereka semua kini telah menjadi Arab, meski sebenarnya mereka bukanlah Arab.

Apakah anda senang jika Indonesia menjadi BUDAK ARAB seperti bangsa2 diatas? Dimanakah kehormatan bangsa kita? Dimanakah kejayaan warisan leluhur kita? Jika anda memilih untuk tetap menjadi budak Arab, anda adalah PENGKHIANAT BANGSA. Untuk apa anda mengaku orang Indonesia, meneguk air Indonesia, makan hasil bumi Indonesia, tapi hati anda condong pada ARAB?

Karenanya simaklah sejarah Arabisasi yang dilakukan Muhammad dibawah ini;

Dimasa kehidupan Muhammad, bukan hanya dia yang mengaku sebagai nabi utusan Tuhan. Ada Taliha, kepala suku Bani Asad, yang mengaku punya kekuatan ilahi. Dia dikalahkan oleh Khalid (Sahabat Muhammad) dalam beberapa pertempuran hebat.

Museilima juga salah seorang 'nabi' penantangnya. Dia melakukan mukjijat2 dan mengaku dikirim oleh Allah untuk saling membagi martabat kenabian bersama Muhammad. Dia bahkan berani mengatakan bahwa Muhammad juga mengakui pengakuannya ini. Pada akhirnya, dia terbunuh dalam pertempuran di Al-Yemama, yang hampir jadi bencana bagi kelanjutan Islam.

Al-Aswad, yang dikenal sebagai “Nabi Bercadar” dari Yaman, juga mengaku sebagai nabi. Dia pejuang berani dan tangguh, namun juga arogan dan dengan demikian kurang menarik dan kurang populer. Dia tewas akibat tipu daya pengikut Islam.

Keberadaan beberapa nabi dalam waktu yang sama, dinegara yang sama menunjukkan bahwa masalah kenabian ini tidak ada hubungannnya dengan TUHAN; ini hanyalah sebuah alat untuk menghipnotis orang melalui penipuan2 berkedok agama. Tuhan tidak akan mengirim begitu banyak nabi2 ke Arab diwaktu bersamaan. Orang2 ini, jelas, adalah “self-designated prophets” (jadi nabi atas pengakuan sendiri).

Muhammad sukses karena dia memakai pendekatan nasional, yang menarik bagi orang2 berjiwa patriot seperti Abu Bakar dan Umar. Para kontestan nabi lainnya gagal karena mereka terlalu menganggap rendah orang lain. Sebaliknya Muhammad menjanjikan martabat tinggi bagi bangsa Arab, yang tidak tahu apa-apa kecuali kemiskinan, penderitaan dan turunnya harkat martabat mereka. Kejayaan ini adalah sebuah mimpi yang mereka anggap bisa diwujudkan lewat seorang Muhammad. Kesuksesannya membuktikan pepatah evolusi: Siapa yang Kuat, Dialah yang bertahan. Semua ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan Allah, yang ada hanyalah Muhammad berkedokkan Allah untuk mewujudkan ambisinya!

Mari kita lihat rencananya bagi Imperialisme Arab:

Muhammad menjiplak kepercayaan Yahudi dengan mengaku bahwa bangsa Arab adalah bangsa pilihan Tuhan;

“Di antara semua bangsa di dunia Tuhan memilih bangsa Arab. Dari antara bangsa Arab Dia memilih Kinana. Dari Kinana dia memilih Suku Quraish (sukunya Muhammad). Dari suku Quraish Dia memilih Bani Hashim (klannya). Dan dari Bani Hashim Dia memilih Aku.” (Ibn Sa’d, Tabaqat V. 1 p. 2 )

Pengakuan bahwa dirinya adalah utusan Allah, ia tegaskan lagi di Quran:

“Tiap-tiap umat mempunyai rasul; maka apabila telah datang rasul mereka, diberikanlah keputusan antara mereka dengan adil dan mereka (sedikitpun) tidak dianiaya.” (QS 10:47)

Jelaslah, seorang nabi datang kepada bangsanya untuk menyelesaikan masalah2 dengan adil untuk tujuan menyatukan mereka menjadi sebuah bangsa yang hebat. Tapi, menurut Quran, cara paling efektif untuk mengamankan kesatuan sebuah bangsa adalah dengan menunjuk satu Kiblat, satu arah untuk memuja tuhan: semua orang beriman yang memuja tuhan yang sama menghadap kearah yang sama dan menunjukkan satu kesatuan. Inilah alasan bahwa hadits Bukhari 60:20 mengatakan bahwa setiap bangsa punya kiblatnya sendiri. Ini juga dibenarkan oleh Quran (QS 2:148).

Nabi lalu mencomot ajaran Yahudi dengan menyatakan Yerusalem, kota Yahudi paling sakral, sebagai Kiblat bagi para muslim arab. Tapi setelah sekitar 16 bulan, dia mengubahnya ke Kabah, sebuah tempat perlindungan di Mekah, kampung halamannya sang nabi. Perubahan ini didiktekan oleh keinginan/dorongan sang nabi untuk melayani tujuan2 nasionalnya. Quran menyatakan:

“Orang-orang yang kurang akalnya di antara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitulmakdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus. (QS 2:142)

“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.” (QS 2:144)

Dari ayat2 ini, jelas bahwa perubahan kiblat dari Yerusalem ke Kabah dipengaruhi BUKAN karena kehendak Allah tapi atas kemauan Muhammad. Hadits Muslim 31:5903 menunjukkan bahwa perubahan kiblat ini disarankan oleh Umar, Kalif kedua, yang dibunuh oleh seorang budak Persia karena ia (Umar) dituduh sebagai seorang rasis.

Kalau begitu omong kosong saja pepatah Allah : “Timur dan Barat adalah Milik Allah (QS 2:142)” Jika Timur dan Barat punya arti yang sama, lalu kenapa Dia paksa orang untuk mengubah arah sholat dari Yerusalem ke Kabah? Kenapa mereka tidak bisa menghadap kearah yang mereka suka?

Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka ke mana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS 2:115)

Jadi, langkah ini diambil oleh nabi yang menyamar sebagai Allah untuk melayani kepentingan imperialisme Arab. Malah, pengubahan Kiblat telah menghancurkan nasib Yahudi, membawa maut bagi sejarah umat manusia dan hanya menguntungkan bagi imperialisme Arab.

Muhammad memang lihai. Ia mengatakan bahwa tiap bangsa punya nabinya sendiri, TAPI dirinya berbeda. Katanya, hanya dia yang bukan hanya nabi bagi bangsa Arab tapi juga nabi bagi SEMUA bangsa:

"Tiap Nabi ditunjuk bagi bangsanya sendiri tapi aku ditunjuk menjadi nabi bagi semua bangsa." (Mishkat, 5500, Vol.3)

Julukan 'nabi internasional' ini beserta dengan perubahan arah kiblat dari Yerusalem ke Kabah menunjukkan apa sebenarnya maksud Muhammad: muslim2 non Arab tidak boleh punya kiblat yang menunjukkan sifat khas mereka sebagai sebuah bangsa tersendiri. Mereka harus menganggap kiblat Arab sebagai PANDANGAN HIDUP mereka dan dengan demikian menerima hukum2 serta kebudayaan Arab dan menanggalkan tradisi2 nenek moyang asal mereka. Tahukah anda apa artinya ini dalam praktek ?

Tindakan ini mengangkat derajad Mekah menjadi tempat penghormatan spiritual tertinggi. Muslim dari berbagai bangsa menyembah kearahnya, tidak hanya lima kali sehari namun setiap saat sesuai dengan zona waktu berbeda2 mereka diplanet ini. Tindakan kebiasaan menyembah ini memperbudak jiwa mereka, membuat mereka secara tidak sadar patuh ke Mekah, menyembah tempat kelahiran Muhammad dan mengurangi kekuatan memakai otak mereka.

Biasanya satu bangsa harus menundukkan bangsa lain dengan kekuatan senjata; yang ditundukkan membenci yang menaklukkan dan ingin merdeka, tapi dalam hal ini, semua Muslim non arab mengucurkan air mata memohon agar diterima sebagai budak2 budaya Arab! Bukankah ini contoh klasik seekor domba yang memohon pada penjagalnya agar segera dituntun kerumah jagal? Inilah kebijakan dari Muhammad.

Sadar akan kerapuhan manusia, sang nabi memaksakan tekanan psikologis pada para pengikut non arab dengan mewajibkan mereka untuk melepaskan budaya asal mereka dan sebagai gantinya memakai budaya arab. Dia mencapai tujuan ini dengan mengangkat martabat spiritual dari institusi2 Arab. Berikut ini beberapa diantaranya:

1. Kabah adalah rumah Tuhan karena Yang Maha Kuasa telah memerintahkan Adam membangun rumah itu baginya, dan ini juga dibangun kembali oleh Abraham.

2. Kuburan orang muslim harus digali sedemikian sehingga bila mayatnya dikubur, wajahnya menghadap kearah Mekah.

3. Begitu keramatnya Mekah hingga tak seorangpun boleh BAB (buang air besar) menghadap kota ini, dimanapun dia berada diplanet ini. Jika melakukan ini dianggap kafir.

4. Allah bicara dengan bahasa Arab, dan Quran juga dalam bahasa Arab, yang merupakan bahasa yang sulit; semua muslim harus mempelajarinya agar diberi karunia. Betapa berat sebelahnya Allah terhadap Arab.

5. Hadits Mishkat Vol. 3, no. 5751 melaporkan bahwa rasul berkata:

“Cintailah Arab karena tiga alasan karena (1) Aku orang Arab (2) Quran dalam Bahasa Arab dan (3) lidah para penghuni surga akan juga berbahasa Arab.”

6. Kabah adalah pusat dari berkat Allah karena disinilah 120 Doa Ilahi turun tiap hari, dan lalu disebarkan keseluruh dunia!

7. Ibn Majah melaporkan dalam Hadis no. 1463, bahwa seorang Namaz (sholat didalam mesjid) di Medinah membawa berkah 100 kali lebih banyak dari sholat dimesjid lain, dan sholat dalam Kabah membawa rahmat 100.000 kali lebih banyak dibanding sholat di mesjid lain!

8. Bahkan kuburan orang Arab yang dikenal sebagai Jannat-ul-Mualla dan Jannat-ul-Baquee adalah tempat keramat. Menurut sebuah hadis, kuburan2 itu terlihat bersinar dimata para penghuni angkasa, sama seperti matahari dan bulan terlihat oleh para penghuni bumi. Mereka yang dikuburkan disana akan masuk surga tanpa segala kesulitan dan masing2 diberi hak untuk intersesi (menjadi perantara) bagi 70.000 orang lainnya!

9. Baca ayat berikut ini:

“(O Rasul) Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS 3:31)

Hubungkan ayat diatas dengan Hadis no 5 diatas. Maksud Muhammad mengeluarkan ayat ini adalah; penyembahanmu terhadap Allah akan sia-sia jika kau tak mengikuti aku (Muhammad) dan tak mencintai Arab.

10. Sudah menjadi bagian dari iman Islam bahwa setiap muslim, dimanapun dia tinggal, harus datang ke Mekah sedikitnya satu kali seumur hidupnya, asal dia mampu.

Lebih dari dua juta muslim seluruh dunia datang ke Mekah tiap tahun untuk “naik” haji. Mungkin, jumlah yang sama juga melakukan Umroh per tahun. Upacara2 ini menghasilkan begitu banyak kekayaan bagi orang Arab dan semakin memiskinkan negara miskin seperti Indonesia.

Padahal, upacara ‘naik’ haji sudah menjadi bagian dari kebudayaan Arab sejak jaman dulu kala yang dikembangkan dari prinsip2 penyembahan ala India seperti Trimurti, Sabeanisme, takhyul2 lokal dan pengaruh2 Yunani. Tidak ada bukti2 sejarah bahwa kuil Kabah pernah dibangun kembali oleh Abraham, itu hanyalah klaim yang diciptakan bangsa Arab sendiri. Bukti sejarah lebih menunjukkan bahwa Kabah adalah kuil Hindu. Bahkan diawal kehidupan Muhammad, Kabah menjadi pusat penyembahan berhala. Begitu pula dengan kebiasaan kuno mencium Hajar Aswad yang disarankan oleh nabi karena hubungannya yang erat dengan budaya nasional Arab. Praktek berhala yang menarik hati orang Arab ini, jelas menolong sang nabi untuk mendapatkan umat baru bagi kepercayaannya.

Upacara haji memang sudah ada di jaman sebelum Islam dan dari dulu sampai sekarang tidak lain hanyalah untuk meninggikan martabat bangsa Arab. Orang2 melakukan ritual mencium Batu Hitam termasuk mengelilingi Kabah tujuh kali, yang dianggap melambangkan revolusi bintang2 yang dihubungkan dengan tradisi kaum berhala di Yaman.

'Allah' sendiri adalah nama dari Patung Kepala (Hubal/pemimpin patung) dalam Kabah milik suku Quraish, sukunya Muhammad. Ayah Muhammad (sebelum lahirnya Islam) bernama 'Abdi Allah' (Abdullah) yang berarti 'budak/pelayan Allah.' Muhammad mempertahankan nama ini karena memang menarik bagi orang2 Quraish. Lagipula, Allah adalah tuhan Arab, bukannya para penghuni “surga” (Allah sendiri) berbahasa Arab (lihat hadist no 5 diatas)?

Dengan demikian sang Nabi telah melimpahkan kesucian yang lebih besar kepada Mekah dibandingkan dengan orang Yahudi dengan Bait Allahnya di Yerusalem. Kesucian Mekah ini mencipratkan kesucian kepada orang2 Arab yang dijelaskan secara gamblang dalam hadis bahwa semua muslim harus mencintai Arab, dan mereka yang membenci/iri akan ditolak, tidak akan diakui oleh sang Nabi saat dia menjadi intersesor (perantara) nanti, dan alhasilnya, ia akan membusuk dineraka.

Dalam rencana besar Arabisasi ini, sang nabi mempertahankan dirinya untuk tetap berada paling atas: meski dia katakan cuma orang biasa dan hamba Allah, tapi Allah-lah, bersama dengan para malaikatnya yang bershalawat bagi Muhammad, dengan kata lain memuja dia;

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS 33:56)

Dengan demikian, cinta dan kepatuhan pada Muhammad adalah Islam yang sebenarnya dan Allah hanya menjadi alasan bagi Muhammad; kepercayaan pada Allah tidak ada artinya tanpa mengakui dan patuh pada Muhammad sebagai utusanNya! (Bandingkan dengan ayat no 9 diatas)

Cara terbaik untuk mempraktekkan Islam adalah dengan mengambil Muhammad sebagai model, suri tauladan:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS 33:21)

Artinya, meniru sang nabi, dalam hal2 kecilpun seperti cara berpikir & bertingkah laku seperti sang nabi; bahkan makan, minum, bicara, melangkah, tidur, berpakaian dan penampilan harus meniru nabi.

Akhirnya kita menyadari bahwa doktrin 'nabi sebagai suri tauladan' ini adalah alat yang membuat Islam menjadi alat Imperialisme Arab. Dibawah ini adalah gambaran singkat dari prinsip dan praktek sang nabi sebagai suri teladan:

Prinsip dasar dari Islam adalah divide et impera, atau “Pecah-Belah dan Jajah,” yang membelah bangsa2 secara sosial dan politik, antara mereka yang mukmin dari mereka yang kafir. Quran 58:19 menyatakan fakta ini dengan sangat jelas : non muslim dicap sebagai “golongan setan” dan para pengikut Allah dan Muhamad disebut sebagai “golongan Tuhan.”

Lebih jauh lagi, Quran menyebut anggota2 dari “golongan setan” sebagai “orang-orang yang sangat hina” dan menyatakan bahwa “mereka sesungguhnya golongan pecundang.” Tapi tentang “golongan Tuhan,” ditambahkannya:

“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka. …… Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat) -Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung.” (QS 58:22)

Untuk pengertian yang lebih jelas dari ayat ini, fakta berikut mungkin bisa ditelaah dengan baik:

1. Anggota “golongan setan” ditakdirkan jadi pecundang. Mereka makhluk paling hina karena mereka tidak mengakui Muhammad dan Allah. Mereka adalah orang2 non-muslim.

2. Anggota “golongan tuhan” adalah orang yang tidak mencintai musuh Allah dan Muhammad, yang tidak mencintai non muslim, meskipun non muslim itu adalah ayah, anak, saudara atau bangsa mereka sendiri. Orang2 yang tidak mencintai non muslim inilah yang akan makmur kehidupannya dan akan dijadikan penghuni surga didunia yang berikutnya.

Disini perpisahan abadi muslim dan non muslim didasarkan pada konflik sosial dan politik yang tak berkesudahan dan Muhammad mencoba meyakinkan para muslim akan kemenangan akhir mereka. Bagaimanapun, seseorang tidak dapat menjadi bagian dari “golongan tuhan’ sampai dia memutuskan hubungan dengan orang tua, anak, saudara, orang2 sebangsa mereka, jika mereka semua itu tidak menerima Islam.

Inilah nasib bagi semua negara non-Arab dimanapun Islam masuk lewat pedang, migrasi atau propaganda. Diwilayah2 itu, Muslim berkewajiban memberlakukan dominasi kebudayaan ARAB, dengan cara menempatkan semua tradisi budaya setempat mereka dibawah budaya Arab, mengadopsi hukum Islam, mempelajari bahasa dan gaya Arab; mencintai Mekah dan Arab, mengakui Muhammad sebagai suri tauladan karena sebagai orang Arab, dia (Muhammad) mencintai dan memberlakukan apapun yang berbau Arab.

Lebih parah lagi, mereka harus membenci budaya dan tanah air mereka sendiri sedemikian hingga tanah airnya menjadi Dar-ul-Harb, yakni Medan Perang. Ini berarti bahwa mereka harus mendirikan tenda musuh ditanah air mereka sendiri dan memerangi bangsa mereka sendiri sampai bangsa mereka semua menyerah pada imperialisme budaya Arab dengan cara memeluk Islam (lihat GAM, DI TII).

Hanya jika demikian sajalah maka negara tersebut akan menjadi Dar-ul-Islam, yakni Medan Damai. Jika tidak maka tanah air tersebut akan terus menjadi Medan Perang (Dar-ul-Harb) dimana pembunuhan dan pemerkosaan non muslim dianggap sebagai perbuatan baik; penipuan dianggap perlu dan malah dijadikan bagian dari moralitas Muslim pribumi.

Tanah Air! Apa itu Tanah Air? Tanah dimana seseorang lahir, dibesarkan, tinggal dan menghabiskan hidupnya, itu semua dianggap sebagai lelucon besar di mata mereka yang terkena Arabisasi. Para muslim non arab ini mengembangkan perasaan benci kesumat kepada budaya dan tanah air mereka sendiri.

Lihatlah Mesir, tanah dari para Firaun yang perkasa, dimana keunggulan kekaisaran mereka menjangkau masa 3000 tahun. Tanah indah, penuh sains, seni, budaya dan tingkah laku para dewa ini berubah dan menukik tajam hingga hampir menyentuh titik nadirnya ketika Islam mengambil alih. Tidak ada orang Mesir asli lagi. Mereka semua berubah menjadi orang Arab!

Atau simaklah halaman2 bersejarah dari orang Persia (Iran). Kerajaan megah mereka berlangsung berpuluh2 abad lamanya. Begitu besar kerajaan mereka hingga tidak ada yang menyamainya dalam ukuran sampai Inggris muncul dalam kancah internasional 3000 tahun kemudian. Sumbangan mereka bagi perkembangan hukum di Romawi, kebudayaan Yunani dan tradisi2 di Asia tidak dapat dihitung. Mereka menghasilkan pemimpin2 spiritual seperti Zaratushtra yang kebijakannya sampai mempengaruhi agama2 besar seperti Yudaisme dan Kristen.

Tapi begitu Islam menjajah Persia, orang Arab menyita semua kekayaan2nya melalui sistem yang telah terbukti keefektifannya, yaitu melalui penjarahan, termasuk menjarah wanita2 cantik molek dan merebut karya penyair2 ternama Iran yang telah banyak menyumbang keindahan bagi tradisi2 Asia maupun Eropa.

Setelah itu, budaya Persia LENYAP total dari muka bumi. Semua kejayaan budaya dan politiknya dimusnahkan oleh orang2 Iran sendiri yang di-Arabisasi dan akhirnya membenci kebudayaan mereka sendiri. Mereka lebih suka menjadi muslim dengan janji2 berseks ria dengan 72 perawan abadi, anak2 lelaki cantik dan arak2 lezat yang disebut2 dalam Quran. Mereka menghujat nabi2 mereka sendiri, Zaratushtra dan Mani. Mereka membangun mitologi mereka sendiri yang dikenal sebagai Shi’ah, yang secara total berdasar pada lambang, cinta dan tradisi para pahlawan Arab, khususnya anggota keluarga langsung sang Nabi Muhammad. Sejak itu, orang2 Iran kehilangan jiwa Persia mereka. Mereka telah dicabut dari kebesaran Persia, mereka bukan lagi orang2 Iran yang hebat seperti sebelumnya. Tidak ada lagi yang bisa jadi sumber inspirasi mereka kecuali jika hal itu didasarkan pada penjilatan terhadap orang Arab. Revolusi Islam dari Imam Khomeini adalah contohnya.

India adalah korban lain Islam. Saat Muhamad bin Qasim menginvasi wilayah Sindh, ini adalah saat yang paling buruk, paling menjijikan dan paling tidak menyenangkan dalam sejarah India. India, obor peradaban dunia yang punya tradisi hebat yang sebelumnya menikmati kehangatan 'ahimsa', kehangatan Hindu dan Budha, kemudian disengat oleh penjajah Arab yang doyan merampok dan memperkosa.

Ironisnya adalah, semua pembunuhan yang mereka lakukan itu diatasnamakan pada Allah yang mereka sebut ‘maha adil dan penyayang’, yang menganggap orang2 golongan tuhan ini sebagai orang2 yang bertindak adil dengan menyiksa orang2 kafir. Lalu, tanah ini tidak lagi seperti semula, orang2 Hindu dan Budha yang tak mau mengakui Islam dibantai, darah mengalir dimana2, sejarah mencatat 80.000.000. orang meninggal akibat upaya Arabisasi ini. Islam telah mencabut Budha sampai keakar-akarnya, hingga punahlah Budhisme dari tanah asalnya.

Meski upaya Arab menjadikan India sebagai Imperium Theokrasinya gagal, namun mereka berhasil menancapkan doktrin Islam di sebagian wilayah tersebut. Mereka yang telah terdoktrinisasi ingin memisahkan diri membentuk negara muslim tersendiri, mendedikasikan kepercayaan mereka pada tanah air sebagai Dar-ul-Harb, dengan memusuhi bangsa mereka sendiri!

Filosofi amoral inilah yang menyebabkan pecahnya India menjadi Pakistan. Upaya divide et impera yang gagal dilakukan oleh orang Arab justru sukses ditangan orang2 India sendiri. Itu sebabnya Islam adalah alat abadi penyebaran Imperialisme Arab; tidak lagi diperlukan pedang, tidak lagi diperlukan senjata: cukup dengan mengatas namakan agama Allah.

Kita harus ingat bahwa Islam adalah duta permanen dari agama, sosial dan politik. Quran menyatakan:

“Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian … sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.” (QS 9:29)

Kesiapan perang terhadap non muslim ini memang telah menjadi motivasi Islam, tapi hal ini akan musnah dengan datangnya nabi lain. Tapi inipun sudah dipikirkan Muhammad. Dia menutup lubang kelemahan ini dengan kelicikan yang lazim. Dia umumkan dirinya sebagai nabi Terakhir, yakni tidak akan ada nabi2 lain lagi setelah dia dan dengan demikian tak ada orang seperti Ahmad Gulam Mirza (Ahmadiah) yang dapat MENGUBAH HUKUM2 KEBENCIANNYA MENJADI HUKUM2 DAMAI, sesuai dengan masing2 tanah air bangsa2 terjajah itu sampai tanah itu berubah menjadi Dar-ul-Salaam.

Disinilah inti masalahnya: sebuah bangsa bisa dibenci, disakiti dan dipermalukan jika tidak memeluk Islam, tapi begitu mereka memeluk Islam mereka menjadi budak budaya Arab karena didalamnya terdapat rumus2 penolakan terhadap tradisi tanah airnya sendiri. Benar-benar sebuah strategi imperialisme yang sulit dikalahkan!

Dan malangnya Indonesiaku…
Rakyatnya sibuk menerapkan syariat Arab ditanah airnya sendiri!

SEMOGA TUHAN MERAHMATI INDONESIA.

Artikel selanjutnya, klik link dibawah ini;

Cara berpikir seorang muslim

Sumber: TrulyIslam

Muslimah, Buang Saja Jilbabmu!

Oleh: Taslima Nasrin

http://taslimanasrin.com/tn_bio.html
http://www.islamreview.com/articles/letsburntheburqa.shtml

Sebelum membaca artikel ini baiknya anda baca dahulu Asal usul jilbab (klik).

Ibuku memakai burqa. Dia memakai burka dengan jaring yang menutupi wajahnya. Hal ini mengingatkan saya pada tempat daging dirumah nenek. Yang ada pembukanya terbuat dari kain, bidang lainnya dari logam. Tapi tujuannya tetap sama: membuat daging itu aman. Ibuku dipaksa pakai burka oleh keluarganya yang konservatif. Mereka bilang pakai burka artinya mematuhi Allah. Dan jika patuh pada Allah, Allah akan senang padamu dan tidak akan membakarmu dineraka. Ibu sangat takut pada Allah dan juga pada ayahnya sendiri. Dia akan mengancam ibu dengan akibat yang mengerikan jika tidak memakai burqa.

Perempuan juga punya dorongan seksual. Jadi kenapa lagi Allah tidak memerintahkan para laki-laki utk memakai burqa? Jelaslah, Dia memperlakukan mereka secara istimewa.

Ibuku juga takut pada kaum laki-laki dilingkungannya, yang bisa saja membuat dia dipermalukan. Bahkan suaminya sendiri merupakan sumber rasa takutnya, karena dia bisa saja melakukan apapun pada ibu jika tidak patuh.

Waktu kecil, aku suka menggodanya: Ma, pengap ngga dicadarin gitu? Gelap ga didalam? Ngga sesak nafas, Ma? Ngga marah digituin? Apa pernah pingin membuang burka? Ibuku diam saja. Dia tidak bisa melakukan apa-apa utk itu. Tapi aku bisa. Waktu umur 16 tahun, aku diberi burqa oleh kerabatku,
AKU BUANG BURQA ITU.

Kebiasaan burqa ini bukan hal baru. Telah ada sejak 300 SM. Para perempuan aristokrat keluarga Assyria memakai burqa. Perempuan awam dan pelacur tidak boleh pakai burqa. Dipertengahan abad, bahkan perempuan anglo saxon suka menutupi rambut dan dagu mereka serta menyembunyikan wajah mereka dibalik kain atau benda lain. Sistem Burqa ini jelas bukan hal religius. Burqa religius dipakai oleh biarawati katolik dan mormon, meski yang belakangan hanya memakainya selama upacara dan ritual keagamaan saja. Tapi bagi perempuan muslim, burqa religius demikian tidak dibatasi hanya pada ritual tertentu saja tapi merupakan kewajiban utk dipakai dalam kegiatan sehari-hari mereka, meski kegiatan itu bukan berada dalam jalur religius. Beberapa bulan lalu, pada puncaknya kontroversi burqa ini, Shabana Azmi mengatakan bahwa Quran tidak bilang apapun tentang pemakaian Burqa. Dia salah!

Ini yang dinyatakan Quran:

[24.31] Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan kecantikannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung (purdah atau burqa atau jilbab) hingga dadanya, dan janganlah menampakkan kecantikannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui tubuh yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.

[33.59] Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.

Bahkan hadispun banyak membicarakan ini. Perempuan harus menutupi seluruh tubuhnya jika keluar, mereka tidak boleh pergi dengan lelaki diluar keluarga, mereka tidak boleh ke mesjid utk baca namaaz, mereka tidak boleh pergi ke penguburan.

Ada banyak pandangan tentang kenapa dan bagaimana purdahnya islam dimulai (purdah adalah sejenis penutup tubuh/aurat perempuan, sejenis burqa atau sejenis jilbab). Satu pandangan mengatakan bahwa Muhammad menjadi sangat miskin setelah semua kekayaan istri pertamanya, Khadijah, habis. Saat itu, di Arab, orang miskin harus ke gurun pasir atau padang rumput jika ingin buang air besar ataupun ingin menyalurkan hasrat seks. Istri-istri Muhammad juga harus melakukan hal sama. Dia bilang pada istri-istrinya bahwa “kuijinkan keluar dan buang hajat”. (Bukhari vol.1 buku 4, no.149). Dan inilah yang dilakukan istri-istrinya. Satu hari, murid Muhammad Uman mengeluh padanya bahwa para perempuan ini merasa tidak nyaman karena mereka sering dikenali/dilihat orang lain ketika buang hajat. Umar menganjurkan penutup tapi Muhammad mengabaikannya. Lalu Muhammad bertanya pada Allah, minta nasehat dan Dia mengeluarkan ayat (33:59) (Bukhari buku 26 no.5397)

Inilah sejarahnya purdah atau burqa atau jilbab menurut hadis. Tapi pertanyaannya adalah: karena pria arab buang hajat ditempat terbuka juga, kenapa Allah tidak memerintahkan purdah atau burqa bagi laki-laki? Jelaslah, Allah islam tidak memperlakukan laki-laki dan perempuan dengan sama, jika tidak pasti ia akan memerintahkan purdah bagi keduanya! Lelaki lebih tinggi status derajatnya dari perempuan. Jadi perempuan harus dijadikan penjara berjalan dan dikarungi, tetapi lelaki bebas seperti burung.

Pandangan lain adalah bahwa purdah diperkenalkan utk memisahkan para perempuan dari pelayan-pelayan. ini bersumber dari kisah-kisah hadis juga. Satu kisah dari Bukhari: Setelah memenangkan perang Khaibar, Muhammad mengambil alih (baca: merampas) seluruh harta milik musuh, termasuk para perempuannya. Salah satu perempuan jarahan ini adalah Safia. Satu murid Muhammad mengaku tahu status perempuan satu ini. Dia menjawab: “Jika besok kau lihat Safia memakai penutup, purdah, maka dia akan menjadi seorang istri. Jika tidak, artinya aku putuskan utk menjadikan dia budakku.”

Pandangan ketiga berasal dari kisah ini. Istri Muhammad Aisha sangat cantik. Teman-temannya sering menatapnya dengan horny. Hal ini membuat si Muhammad sewot. Jadi Allah mengeluarkan ayat yang berkata, “[33.53] Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu ke luar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir.”

Ini utk mencegah mata keranjang teman-temannya, murid-muridnya ataupun tamu-tamu prianya hingga sistem purdah ini diwujudkan. Pertamanya hanya diterapkan pada istri-istri orang yg dianggap suci saja, belakangan diperluas kesemua perempuan muslim. Purdah artinya menutupi seluruh tubuh kecuali mata, tangan dan kaki. Sekarang ini, ada perempuan yang mempraktekan purdah dengan hanya menutupi rambut saja (Jilbab sebagaimana yang umum kita kenal). Itu bukan yang tertulis dalam hadis atapun Quran. Sejujurnya, menutupi rambut saja bukanlah purdah islami.

Dalam perioda awal islam, Muhammad memulai praktek menutupi kaki para perempuan. Dalam 100 tahun setelah kematiannya, purdah menyebar keseluruh timur tengah. Para perempuan ditutupi dengan lapisan kain tambahan. Mereka dilarang keluar rumah atau dihadapan laki-laki tak dikenal. Hidup mereka dipaksa masuk kedalam hidup yang ketat: tinggal dirumah, masak, membersihkan rumah dan pakaian, beranak dan membesarkan anak. Dengan cara ini, satu bagian dari manusia dipisahkan oleh burqa, dikarantina dan ditutupi (dikarungi, atau dibungkus rapat kayak pepes ikan).

Kenapa perempuan ditutupi? Karena mereka adalah objek seks. Karena jika para lelaki melihat mereka, laki-laki terangsang alias horny. Kenapa harus perempuan yang dihukum karena masalah seksual laki-laki? Bahkan perempuan juga punya dorongan seks. Tapi laki-laki tidak ditutupi karenanya. Tidak ada agama apapun yang diformulasikan oleh laki-laki yang perempuannya dianggap sebagai makhluk yang keberadaanya terpisah, atau sebagai manusia yang punya hasrat dan pendapat tersendiri yang terpisah dari pria. Aturan purdah mempermalukan bukan hanya perempuan tapi laki-laki juga. Jika perempuan berjalan tanpa purdah, seakan para lelaki tidak tahan utk tidak horny ketika melihat meraka, ingin meraba-raba atau memperkosa mereka. Apa para laki-laki begitu gila dan rendah sehingga langsung kehilangan akal sehat mereka jika melihat perempuan tanpa burqa? Apakah setiap laki-laki pasti konak alias ereksi penisnya saat melihat perempuan tanpa jilbab? Pakaian penutup tubuh perempuan (purdah, burqa atau jilbab) dipakai karena asumsi bahwa setiap laki-laki pasti otaknya ngeres, pikirannya kotor dan jorok. Bukankah ini juga mempermalukan kaum laki-laki sendiri?

Pertanyaan saya pada Shabana dan para pendukungnya adalah, siapa yang berpendapat bahwa Quran tidak mengatakan tentang purdah? Jika Quran menyuruh perempuan pakai purdah, haruskah perempuan melakukannya? Jawaban saya adalah, TIDAK. Apapun yang buku sial itu (quran) katakan, siapapun orang yang menyarankan, perintah makhluk apapun, perempuan seharusnya tidak memakai purdah. Tidak cadar, chador, hijab (jilbab), burqa, penutup kepala atau nama-nama apapun lainnya. Perempuan tidak harus memakai semua ini hanya karena ini semua adalah alat penghinaan dan penindasan belaka. Ini adalah lambang kekerasan terhadap perempuan. Lewat alat-alat ini, perempuan dikatakan bahwa mereka hanya benda milik laki-laki, objek utk mereka pakai. Penutup ini dipakai utk membuat perempuan tetap pasif dan tunduk. Perempuan disuruh pakai itu agar mereka tidak bisa eksis dengan kehormatan mereka, harga diri mereka, keyakinan dan identitas mereka tersendiri, pendapat sendiri dan ide-ide sendiri. Jadi agar mereka tidak bisa hidup mandiri dan hidup dengan kepala tegak dan tubuh juga tegak tidak membungkuk-bungkuk kepada kaum lelaki.

1500 tahun lalu, hanya karena alasan pribadi dan ego seseorang yang bernama Muhammad maka diputuskan bahwa seluruh perempuan harus pakai purdah dan sejak itu pula milyaran perempuan muslim diseluruh dunia telah menderita. Jadi banyak kebiasaan lama yang mati alami, tapi purdah tidak. Malahan, belakangan, ada kegilaan utk membangkitkannya lebih hebat lagi (ingat nggak dulu ada gerakan “lautan jilbab,” atau hari jilbab internasional yang diperingati oleh PKS dengan konvoi para perempuan berjilbabnya?).

Menutupi kepala perempuan berarti menutupi otaknya dan memaksakan otak itu tidak bekerja. Jika otak perempuan bekerja dengan benar, sudah sejak lama mereka akan membuang kerudung dan burqa yang dipaksakan pada mereka oleh rejim islam yang patriarchal.

Apa yang harus dilakukan perempuan? Mereka harus protes melawan diskriminasi. Mereka harus menyerukan perang melawan penindasan dan perlakuan jelek yang diterapkan islam selama ratusan tahun. Mereka harus lepas dari hegemoni laki-laki demi kebebasan dan hak-hak mereka. Mereka harus membuang pakaian diskriminasi dan membakar purdah, burqa, hijab, jilbab mereka!
 
Sumber: TrulyIslam

Islam Adalah Beban Hidupmu

Oleh: Newman. Murtadin India.

Tulisanku ini kutujukan bagi para Muslim non-Arab. Pesanku bagi orang2 Arab: aku tidak membenci ras Arab. Banyak orang Arab yang baik hati dan akupun memiliki beberapa kawan2 Arab yang baik. Aku hanya menentang ideologi mereka yang tidak masuk akal. Pertama-tama kuperkenalkan diriku. Aku adalah Muslim India, atau tepatnya bekas Muslim. Aku percaya Islam selama bertahun-tahun seperti kebanyakan orang2 India Muslim. Tetapi kemudian kusadari bahwa aku salah sama sekali dan telah menipu diri sendiri dengan percaya bahwa ada kebenaran dalam Islam. Perihal pria berusia 50 tahun menikah dengan anak perempuan berusia 6 tahun sangatlah menjijikan bagiku. Aku selalu benci akan praktek Islam ini dan tadinya aku percaya ini merupakan kesalahan yang dilakukan orang2 Arab. Hal yang membuatku berbalik jadi murtad adalah ketika aku mengetahui bahwa nabi besar Islam sendiri ternyata mempraktekan hal yang menjijikan itu. Orang seperti ini tidak mungkin jadi nabiku. Hal ini memunahkan iman Islamku. Aku berterima kasih atas Faith Freedom Internasional akan hal ini.

Islam tidak lebih dari sistem politik yang diciptakan oleh Muhammad untuk mengenyahkan anggapan bahwa orang2 Arab berasal dari wanita yang tidak dinikahi. Islam diciptakan untuk meneguhkan status sosial baru bagi orang2 Arab. Islam bukan pesan Illahi dan tiada kebenaran di dalamnya. Islam disamarkan sebagai agama. Banyaknya ayat2 Qur’an mengecam orang2 Yahudi, peristiwa2 yang terjadi di jaman Muhammad dan jaman sekarang, semuanya menunjuk pada satu fakta. Semuanya ini adalah usaha untuk menciptakan sejarah baru bagi orang2 Arab di bawah kedok monotheisme. Islam adalah hasil dari kebencian Arab kepada Yahudi. Islam semata-mata diciptakan Muhammad untuk menaikkan status sosial orang Arab dari keturunan haram ke status terhormat yang ditentukan Tuhan. Qur’an mengolah kembali kisah2 Alkitab dengan memutarnya sedikit untuk menaikkan status Ismail.

Menurut ajaran2 Yudeo-Kristen, orang2 Arab adalah keturunan Ismail – anak laki Abraham hasil hubungannya dengan budak wanitanya yang bernama Hagar. Orang2 Yahudi adalah keturunan Ishak – anak Abraham dari hubungannya dengan istri sahnya yang bernama Sarah. Orang2 Arab dianggap sebagai keturunan anak haram Ismail. Ini mengakibatkan status sosial yang mengakibatkan rasa rendah diri dan hina diantara masyarakat Arab. Muhammad menciptakan Islam untuk menghilangkan rasa hina ini dan memaksa orang2 untuk percaya akan sejarah baru bagi orang2 Arab.

Dia dengan cerdik melakukan hal ini. Dia tahu bahwa untuk memenangkan simpati orang2 Yahudi dan Kristen, agama baru harus sejalur dengan sistem kepercayaan Semitik. Maka dia mengaku sebagai nabi berikutnya di dalam urutan nabi-nabi Semitik. Islam dianggap sebagai lanjutan pesan2 Illahi yang tadinya diwahyukan kepada orang2 Yahudi. Tapi sebenarnya ini semua adalah usaha cerdik untuk membuat orang2 Yahudi berada di bawah kekuasaan Arab. Hal ini tampak jelas dalam Qur’an, yang mengatakan bahwa kitab2 suci lainnya telah diubah. Muslim menyatakan bahwa perubahan kitab itu terjadi pada kisah Ishak dan Ismail. Qur’an berkata bahwa Ismail dipilih oleh Tuhan untuk dikorbankan. Semua perubahan2 ini ditujukan untuk satu hal saja, yakni untuk mengangkat status Ismail di atas status Ishak dan dengan demikian menjadikan orang2 Arab sebagai masyarakat unggul dan dipilih oleh Tuhan untuk memimpin dunia. Inilah alasan mengapa para Muslim Arab begitu keras berusaha menyebarkan Islam dan membuat setiap orang memeluk Islam. Jika seseorang menjadi Muslim, maka dia pun harus percaya akan sejarah baru ini dan status baru terhormat orang2 Arab. Pertama-tama, Muhammad berusaha membujuk orang2 Yahudi dengan ayat2 seperti 2:62. Ketika ini tidak berhasil, dia mengancam mereka dengan ayat2 seperti 3:85, 5:82 dan 9.29.

Usaha untuk menunjukkan superioritas Arab tampak jelas dalam Qur’an. Terdapat banyak ayat2 dalam Qur’an tentang orang2 Yahudi dan memberitahu mereka untuk tunduk dan percaya kepada Muhammad. Muhammad berkata bahwa sekarang Allah memilih Arab sebagai bangsa pilihan. Dia juga berkata bahwa dialah nabi terakhir dan tiada wahyu lain yang diturunkan lagi bagi umat manusia. Ini merupakan tindakan cerdik karena dengan begitu dia tidak hanya menaikkan status Arab, tapi juga menutup kemungkinan hal itu diubah oleh nabi2 baru setelah dia.

Orang2 Muslim menganggap Islam sebagai agama yang benar. Mereka menganggap Qur’an sebagai pesan illahi dan firman Tuhan yang asli. Muslim berkata bahwa Allah merupakan tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa. Semua ini berasal dari apa yang tercantum dalam Qur’an. Anggapan bahwa Islam adalah “agama yang benar” tidaklah dapat dipertanggungjawabkan. Dengan pengamatan seksama, orang dapat melihat bahwa Qur’an tidak mungkin merupakan firman dan pesan Illahi. Allah dalam Qur’an tidak mungkin merupakan Tuhan alam semesta.

Islam semata-mata hanyalah “Khotbah Tata Cara Hidup Orang Arab”. Para Muslim berkata bahwa Islam bukan hanya sekedar agama, tapi juga cara2 hidup. Ini memang benar. Tata cara kehidupan orang Arab tertulis dalam buku dan buku ini disebut Qur’an. Tata cara hidup ini dipaksakan kepada orang lain. Seks dan kekuasaan merupakan bagian penting dalam kehidupan orang Arab. Qur’an menyucikan kelakuan amoral orang2 Arab dalam ayat2 seperti “kau boleh berhubungan seks dengan apa yang dimiliki tangan kananmu” dan janji2 dapat perawan2 di surga. Ijin berhubungan seks dengan yang dimiliki tangan kanan (budak2 wanita) berhubungan dengan sejarah Arab yang berasal dari kelahiran Ismail. Jadi Muhammad tidak dapat menghentikan praktek seksual ini.

Orang2 Arab juga punya tingkatan sosial Muslim dengan orang2 Saudi di puncak, lalu diikuti oleh orang2 Arab lainnya, kemudian para Muslim non-Arab. Muslim Arab tidak memperlakukan para Muslim dari negara lain dengan hormat. Tidak ada persamaan hak yang ditawarkan kepada Muslim non-Arab. Arab Muslim bagaikan kelas atas. Mereka dianggap tidak pernah salah dan tidak pernah perlu minta maaf. Semua ini membuktikan bahwa Islam diciptakan untuk memompa ego orang2 Arab. Orang2 lain tidak punya hak dan kedudukan yang sama seperti mereka. Jika Islam memang adalah agama yang benar dan diciptakan bagi seluruh umat manusia, maka keadaan seperti ini tidak akan terjadi. Sekarang orang2 Arab secara perlahan belajar tentang hak2 azasi manusia dan hukum demokrasi dari Barat. Jika Islam merupakan agama sejati dari Tuhan, mengapa orang2 Arab musti belajar tentang hal2 ini dari orang Barat?

Jika kau baca Qur’an, kau temukan bahwa tiada hal rohani dan kebajikan. Sebaliknya, isinya malah penuh dengan kata2 tentang kekuasaan, seks, perang, dll. Bagaimana mungkin pencipta alam semesta membujuk orang dengan seks dan anggur di surga? Ini bagaikan pemimpin2 mafia memberitahu bawahannya bahwa mereka akan dihadiahi wanita dan anggur sebagai bonus bagi mereka yang bekerja keras. Apakah kau pikir tuhan pencipta semesta alam begitu bodoh itu sehingga sanggup mengeluarkan kata2 seperti itu?

Dengan melihat sepintas saja bendera Saudi, sudah jelas nyata bahwa Islam bukanlah agama damai. Di bendera itu tertulis Shahada dan di bagian bawah tampak gambar pedang. Ini benar2 menyimpulkan pesan Islam. Kau harus tunduk pada sistem kepercayaan ini, kalau tidak, kau akan dibunuh. Bagaimana mungkin pedang melambangkan perdamaian?

Islam menganggap murtadin sebagai pengkhianat. Hal yang serupa tampak pada sistem politik fasisme yang tidak mengijinkan anggotanya meninggalkan sistem partai itu. Orang2 yang meninggalkan partai fasis dianggap sebagai pengkhianat. Dalam hal ini, Islam menyerupai ideologi komunis atau fasis. Islam tidak bisa menolerir murtadin. Kejadian orang Afghan yang murtad baru2 ini mengingatkan kita bagaimana Korea Utara memperlakukan orang2nya yang berusaha meninggalkan rezim komunis. Agama sejati dari Tuhan yang sejati tidak akan membunuh warganya yang meninggalkan agama itu. Hanya agama yang ingin menyembunyikan sesuatu dari orang lain yang sanggup mengeluarkan perintah bunuh kepada orang yang murtad. Ini adalah hasil dari gejala kurang rasa percaya diri dan sikap pengikut aliran sesat.

Lihatlah apa yang terjadi di negara2 Islam. Orang2 pengikut agama “sejati” ini saling bunuh satu sama lain. Ada banyak sekali sekte2 dan aliran2 Islam diantara mereka. Tidak lama setelah Muhammad mati, Islam terbelah jadi Sunni dan Shiah dan mereka pun mulai saling membunuh satu sama lain. Tiada persatuan dalam diri mereka. Pakistan merupakan salah satu contoh yang jelas. Memang begitulah orang2 yang mengikuti agama “sejati” dan yang “dibimbing” Illahi.

Orang2 Muslim dapat digolongkan kepada tiga jenis: bodoh, pintar, dan cerdik.

Muslims Bodoh:
Kebanyakan Muslim non-Arab termasuk dalam kelompok ini. Mereka tidak dapat membaca atau mengerti Qur’an. Mereka tidak tahu bahwa Islam sebenarnya dibuat bagi kepentingan Arab. Mereka adalah orang2 yang gampang ditipu dan menjadi budak dan tentara sistem politik Islam. Mereka menipu diri sendiri dengan mengira bahwa di bawah praktek Islam yang kotor dan menjijikan terdapat kebenaran Illahi. Mereka terus mencari makna tersembunyi ayat2 Qur’an dan praktek2 Islam yang menjijikan.

Muslims Pintar:
Kelompok Muslim ini tidak peduli akan Islam dan belum membaca dan belum mengerti Qur’an. Tapi mereka adalah orang2 yang cerdas. Begitu mereka membaca dan mengerti pesan2 Qur’an, mereka segera meninggalkan agama ini.

Muslims Cerdik:
Kelompok Muslim ini merupakan orang2 yang luarbiasa cerdasnya. Mereka tahu untuk apa Islam itu. Mereka juga mengerti pesan2 Qur’an dan makna sebenarnya ayat2 itu. Tapi mereka tetap saja berkata bahwa Islam adalah agama sejati dan dari Tuhan untuk membuat orang2 yang gampang ditipu menjadi pemeluk Islam. Kebanyakan orang2 Arab termasuk dalam kelompok ini. Karena Islam menyatakan tata cara hidup Arab dan mengangkat status mereka, tentu saja mereka ingin Islam terus tersebar. Ini akan mengangkat ego mereka dan membuka jalan bagi mereka akan wanita dan seks yang tanpa batas.

Himbauan:
Bagi kaum Muslim non-Arab di Asia dan dunia Barat, kau telah digunakan oleh orang2 Arab bagi kepentingan diri mereka semata-mata. Muslim2 Arab menggunakan dirimu bagi kepentingan mereka berperang melawan Yahudi. Mereka tidak menaruh hormat pada dirimu atau memperlakukan dirimu dengan hormat. Tapi kau jadi tunduk pada Arab karena menjadi seorang Muslim. Mereka memaksa dirimu percaya pada sistem politik yang bukan milikmu. Islam adalah ideologi asing bagimu. Mereka menaruh beban ini pada pundakmu dan kau dengan senang hati memanggulnya ke mana-mana, menghancurkan hidupmu sendiri dan dunia ini bagi kepentingan mereka. Enyahkan Islam yang jadi beban hidupmu, legakan dirimu dan nikmatilah kehidupanmu.

Sumber: TrulyIslam

Islam Anti Demokrasi Dan Pancasila

Berbagai tokoh partai Islam, seperti PKS dan PBB selalu mengatakan bahwa Islam tidaklah berlawanan dengan Demokrasi ataupun Pancasila. Benarkah perkataan mereka, ataukah ini hanyalah kemunafikan mereka untuk menjadikan Demokrasi sebagai alat sementara untuk mewujudkan Indonesia sebagai budak Syariat Arab (Islam)?

Kata “demokrasi" berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti hukum/pemerintahan, sehingga demokrasi dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

Dalam UUD 1945, konsep demokrasi tertuang dalam pasal 1 ayat 2, yang berbunyi:

Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang Undang Dasar.

Ayat diatas dapat dijabarkan bahwa dalam demokrasi kekuasaan tertinggi adalah ditangan rakyat, dimana kedaulatan tersebut dilaksanakan menurut Undang Undang Dasar sebagai Sumber Hukum tertinggi dibawah Pancasila. Pasal 3 ayat 1 UUD 1945 juga menyebutkan bahwa Undang Undang Dasar sebagai Konstitusi Hukum tertinggi ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagai manifestasi dari rakyat.

Hal diatas sangat bertentangan dengan Al Quran karena di dalam Syariat Islam, hukum hanyalah milik Allah dan rakyat tidak berhak menetapkan hukum / Undang Undang.

Hukum itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia.” (Qs Yusuf: 40)

Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu.” (Qs Al-Maaidah: 49).

“Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Qs An-Nisaa: 59)

Jadi jika berdasar Syariat Islam, maka pasal 1 ayat 2 UUD 1945 seharusnya berbunyi:

Kedaulatan berada di tangan Allah dan dilaksanakan menurut Al Quran dan Sunnah RasulNya.

Lalu bagaimana jika ternyata hukum yang dibuat Allah dan Muhammad (Quran dan Sunnah) tidak dapat mengcover seluruh detail aturan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan manusia? Karena itulah dilakukan Musyawarah / Syura.

Para pembela Islam munafik seringkali mengatakan bahwa Islam tidak bertentangan dengan demokrasi, karena Islam juga mengajarkan musyawarah / syura. Atau dengan kata lain Syura = Demokrasi.

Anggapan ini adalah anggapan yang amat salah dan tidak berdasar, sebab antara kedua istilah ini terdapat perbedaan yang amat mendasar, yang menjadikan keduanya sangatlah bertentangan. Untuk memahami hal ini secara benar, kita harus mengetahui bagaimanakah prinsip2 Syura berdasarkan Syariat Islam:

Prinsip Syura Pertama:

Musyawarah hanyalah disyariatkan dalam permasalahan yang tidak ada dalilnya.

Seperti yang telah dinyatakan sebelumnya bahwa tujuan musyawarah ialah untuk mencapai keputusan yang ternyata tidak tercakup dalam Al Quran ataupun As Sunnah, hal ini berdasarkan Quran;

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan lain tentang urusan mereka. Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya dia telah tersesat, sesat yang nyata.” (QS. Al Ahzab: 36)

Syura didalam Islam jarang terjadi dan hanya dilakukan dalam beberapa urusan yang musykil (sukar diputuskan atau dipahami). Sedangkan untuk persoalan yang telah ada ketetapan dari Allah dan Muhammad, maka tidak diadakan Syura. Hal ini bertentangan dengan demokrasi, dimana musyawarah mufakat diletakkan sebagai jalan utama untuk menyelesaikan suatu persoalan. Permusyawaratan rakyatlah yang berkuasa untuk mengatur permasalahan berdasarkan undang-undang yang telah dibuat.

Prinsip Syura Kedua:

Kebenaran tidak ditentukan oleh mayoritas suara terbanyak

Dalam demokrasi, jika kata mufakat tidak tercapai, jalan keluar terakhir adalah dengan pemungutan suara terbanyak. Hal ini bertentangan dengan Quran;

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (QS. Al An’am 116)

Ibnu Katsir berkata dalam Kitab Tafsir-nya tentang ayat ini :

Allah memberitahukan tentang keadaan penduduk bumi dari kalangan Bani Adam bahwa kebanyakan mereka dalam kesesatan. Seperti itu juga Allah berfirman :

‘Dan sesungguhnya telah sesat sebelum mereka (Quraisy) sebagian besar dari orang-orang yang dahulu.’ (QS. Ash Shaffat : 71)

Begitu pula firman Allah :

‘Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman walaupun kamu sangat menginginkannya.’ (QS. Yusuf : 103)

Mereka dalam kesesatan tanpa keyakinan namun hanya sekadar persangkaan dusta dan perkiraan yang bathil belaka.

‘Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).’” (QS. Al An’am : 116)

Artinya suara mayoritas belum tentu menunjukkan kebenaran, dan sebaliknya, suara minoritas belum tentu suara yang salah.

“Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.” (QS. Al Baqarah : 243)

“Tapi kebanyakan manusia tidak menyukai kecuali mengingkari(nya).” (QS Al Isra’ : 89)

“Sesungguhnya hari kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tiada beriman.” (QS. Al Ghafir : 59)

“Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman walaupun kamu sangat menginginkannya.” (QS. Yusuf : 103)

Dan masih banyak ayat2 dalam Quran yang serupa dengan ayat2 diatas.

Prinsip Syura Ketiga:

Yang berhak menjadi anggota Majelis Permusyawaratan ialah para pemuka masyarakat, ulama dan pakar di setiap bidang keilmuan yang ditunjuk oleh Khalifah.

Berdasarkan Syariat Islam yang berhak menjadi anggota Majelis Syura hanyalah ahlul hilli wal aqdi, yaitu para ulama dan pewaris para Nabi, atau mereka yang ditunjuk oleh Khalifah. Anggota Majelis Permusyawaratan / Syura tidak boleh berasal dari kalangan kafir / diluar Islam, dan juga tidak boleh seorang wanita.

Sedangkan dalam demokrasi, anggota Majelis Permusyawaratan dipilih oleh rakyat, rakyatlah yang menentukan para perwakilan mereka. Setiap anggota masyarakat, siapapun dia, berhak dipilih untuk menjadi anggota Majelis Syura sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, meskipun ia wanita ataupun seorang kafir (Kristen, Hindu, Budha, ataupun agama lain diluar Islam).

Jelaslah apa perbedaan Syura dalam Islam dengan Demokrasi. Jika terdapat orang atau partai yang menyatakan bahwa demokrasi dalam Islam adalah sistem syura / musyawarah, bukan sitem demokrasi ala Yunani, sehingga ini hanya sebatas penamaan, hal tersebut adalah kemunafikan yang amat sangat. Pertama: Istilah demokrasi adalah istilah yang muhdats (hasil rekayasa manusia) maka tidak layak dan tidak dibenarkan menggunakan istilah2 semacam ini dalam Islam.

Kedua: Penggunaan istilah ini merupakan praktek menyerupai (tasyabbuh) dengan orang2 kafir (khususnya Yunani, bangsa asal demokrasi), dan Islam telah mengharamkan umatnya untuk berbuat menyerupai orang2 kafir dalam hal2 yang merupakan ciri khas mereka. Muhammad pernah berkata:

Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia tergolong dari mereka.” (Hadis Abu Dawud)

Lalu bagaimana dengan Syariat Islam yang menyatakan bahwa Tuhanlah sumber seluruh hukum untuk mengatur seluk beluk kehidupan manusia, sampai hal terkecil seperti kebiasaan makan dan tidur. Ternyata hal tersebut hanyalah hasil contekan dari agama Yahudi, dengan bumbu Arabisasi ala Muhammad.

Syariat Islam juga menyatakan bahwa Al Quran sebagai sumber kebenaran tertinggi yang sempurna. Namun kenyataannya Al Quran jauh dari kata sempurna, banyak kesalahan dalam Quran, baik kesalahan sejarah ataupun kontradiksi dalam ayat2nya. Bahkan Penyusunan Quran (klik disini) tidak lepas dari intrik dan kebohongan.

Keseluruhan uraian diatas dengan jelas menunjukkan bahwa ISLAM ADALAH ANTI DEMOKRASI. Karena demokrasi adalah bagian dari Pancasila (sila 4), maka secara otomatis ISLAM JUGA ANTI PANCASILA.

Lalu mengapa banyak partai Islam masih menggunakan Pancasila sebagai ideologi partainya dan juga tetap ikut PEMILU yang merupakan pesta demokrasi? Layakkah kita menyebut partai2 ini dengan istilah Partai Kemunafikan Sejati?

Saudaraku, mana yang anda pilih? Pancasila yang adalah Indonesianisasi. Ataukah Islam yang adalah Arabisasi. Sadarlah wahai saudaraku! Sadarlah!

Sumber: TrulyIslam

Siapakah "KAMI" Dalam Quran?

Islam adalah ajaran tauhid, yang meyakini bahwa Allah adalah Esa, tunggal, satu secara kuantitas/jumlah. Tiada Tuhan Selain Allah. Jadi, jika ada ajaran yang bertentangan dengan ke”satu”an Tuhan, ajaran itu dianggap syirik, kafir. Syirik adalah dosa terbesar dalam Islam.
Didalam Quran, Allah banyak menggunakan kata “KAMI” untuk membahasakan dirinya! Dalam bahasa Indonesia, kami adalah kata ganti orang jamak, lebih dari satu. Para penafsir awal menyatakan bahwa kami di Quran adalah Allah sendiri, tanpa pribadi lain. Namun setelah banyak kerancuan, penggunaan “KAMI” dalam Quran lalu ditafsirkan sebagai berikut :
Konteks penggunaan pertama.
Kata Kami bermakna bahwa dalam mengerjakan tindakan tersebut, Allah melibatkan unsur-unsur makhluk (selain diri-Nya sendiri). Dalam kasus nuzulnya Qur'an, makhluk-makhluk yang terlibat dalam pewahyuan dan pelestarian keasliannya adalah sejumlah malaikat, terutama Jibril; kedua Nabi sendiri; ketiga para pencatat/penulis wahyu; keempat, para huffadz [penghafal] dll.
Konteks penggunaan kedua.
Kata Kami secara sosio-linguistik Arab bermakna "ta'dzim" [kata-kata yang sopan untuk menghilangkan kesan keakuan terutama ketika kita bicara kepada orang besar, atau orang banyak]. Nah dalam arti ini, ketika dipakai kata Kami, ayat tersebut menggambarkan proses komunikasi dengan etika yang lebih sopan (mungkin seperti cara ngomong orang jawa dengan bahasa "krama")
Konteks penggunaan ketiga.
Ayat yang menggunakan kata Kami biasanya menceritakan sebuah peristiwa besar yang berada di luar kemampuan jangkauan nalar manusia, seperti penciptaan Adam, penciptaan bumi, dan langit. Di sini, selain peristiwa itu sendiri yang nilai besar, Allah sendiri ingin menokohkan/memberi kesan "Kemahaan-Nya" kepada manusia, agar manusia dapat menerima/mengimani segala sesuatu yang berada di luar jangkauan nalar manusia.
Jadi, KAMI disini dapat diartikan Allah sendiri, atau Allah beserta makluk lain, tergantung konteksnya. Yang pasti harus ada unsur Allah disitu. Tidak boleh Malaikat sendiri, atau Muhammad sendiri. Sebab Kaum Muslim meyakini bahwa Quran dari halaman pertama hingga terakhir merupakan kata-kata Allah yang diturunkan kepada Muhammad secara verbal, baik kata-katanya (lafdhan) maupun maknanya (ma’nan). Sehingga Quran haruslah dibaca seakan-akan Allah mengucapkan sendiri kata-kata di dalamnya. Jika “Kami” diartikan malaikat sendiri, atau Muhammad sendiri, berarti kebenaran Quran akan runtuh, karena kebenaran itu berasal dari makhluk ciptaan, dan itu berarti bertentangan dengan apa yang diyakini selama ini bahwa Quran berasal dari Allah.
Tapi benarkah seperti itu? Benarkah panggunaan Kami adalah kontekstual? Bukan dalam arti jamak, lebih dari satu? Ayat-ayat dibawah hanya 2 dari ratusan ayat yang memakai kata Aku dan Kami.
Maka Aku bersumpah dengan Tuhan Yang Mengatur tempat terbit dan terbenamnya matahari, bulan dan bintang; sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa”. (QS 70:40)
Siapakah aku disini? Malaikat kah? Muhammadkah kah? Kalau kata "AKU" ditafsirkan sebagai "Allah", apa pantas "tuhan" bersumpah dengan Tuhan? Tuhan yang mana lagi? Lalu siapakah “KAMI” yang benar-benar maha kuasa?
Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi syaitan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk), maka syaitan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka azab yang pedih”. (QS 16:63)
Siapakah Kami disini? Malaikat kah? Muhammadkah kah? Kalau kata "KAMI" ditafsirkan sebagai "Allah", apa pantas "Allah" bersumpah dengan Allah? Allah yang mana lagi? Jika “KAMI” ditafsirkan sebagai malaikat, ini berarti kita telah mengingkari keyakinan kita sendiri bahwa Quran adalah ucapan ALLAH.
Bahkan ALLAH menantang manusia untuk menunjukkan kekurangan, kesalahan, dan kejanggalan dalam Quran, jika ternyata Quran bukan berasal dari Allah. Secara spesifik Allah menantang untuk dibuatkan satu saja surah seperti yang ada dalam Quran.
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (QS 2:23)
Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al Qur'an itu", Katakanlah: "(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surah-surah yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar". (QS 11:13)
Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain". (QS 17:88)
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an? Kalau kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. (QS 4:82)
MUNGKINKAH ALLAH YANG MAHA KUASA MENANTANG MANUSIA HANYA UNTUK MEMBUKTIKAN KEBENARAN UCAPANNYA. DIMANAKAH OTORITASNYA SEBAGAI ALLAH?
Hanya manusialah yang mempunyai sifat sombong, dan takabur. Tuhan tidak mungkin bersifat dan bersikap demikian. Kurang masuk akal kiranya Tuhan menantang manusia dalam hal tulis-menulis sedangkan adalah hal yang mudah bagi Tuhan untuk menjamah hati manusia untuk menerima FirmanNya. Tidak perlu tantang menantang, ALLAH VS MANUSIA. Itulah usaha Muhammad untuk meyakinkan pengikutnya bahwa Quran benar2 berasal dari Allah, bukan dari dirinya sendiri.
Terlalu banyak bukti dan fakta bahwa Al Quran penuh dengan kesalahan baik internal maupun external, baik konseptual maupun gramatikal. Salah satu contoh nyata adalah masalah Maryam (ibunda Yesus) yang disebutkan sebagai anak Imran dan saudara perempuan Harun. Padahal kita semua tahu bahwa Harun saudara Musa mempunyai ayah kandung bernama Imran dan saudara perempuan kandung bernama Maryam. Sudah tidak ada keraguan bahwa Muhammad mengira kedua Maryam adalah sama, atau tidak mengetahui sama sekali bahwa ada dua Maryam.
LIHAT TOPIK SELENGKAPNYA : KONTRADIKSI AL QURAN
Tantangan untuk membuatkan surah seperti dalam Al Quran adalah permainan Muhammad untuk membodohi pengikutnya. Orang-orang di tantang untuk membuatkan satu saja surah sepeti Quran, tetapi kalau ada yang berhasil membuatnya akan langsung di ancam hukuman mati karena dituduh telah membuat surah palsu yang menyesatkan. (Bandingkan dengan Ahmadiah)
Surah seperti dalam Quran tidaklah susah untuk dibuat. Bukannya susah, tetapi kebanyakan orang enggan untuk merespon tantangan ini karena hadiahnya sangatlah tidak menarik, yaitu hukuman mati. Dengan kemajuan internet yang begitu pesat, ancaman dari para Muslim tidak lagi terlalu efektif. Ada yang berhasil membuatkan surah seperti dalam Al Quran dan bisa diakses online: Tantangan dalam Al Quran sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat diatas bukanlah hal yang sulit untuk dipenuhi. Berikut beberapa Surah yang sudah memenuhi tatangan tersebut:
Kita seharusnya dengan rendah hati mengakui bahwa QURAN BUKAN HANYA PERKATAAN DARI ALLAH SAJA, namun juga perkataan dari makluk seperti malaikat dan Muhammad. Berikut adalah salah satu ayat yang mengklaim bahwa Quran hanyalah berasal dari Allah sendiri;
Tidaklah mungkin Al Qur'an ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al Qur'an itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam”. (QS 10:37)
Namun mari kita bandingkan ayat diatas dengan ayat2 dibawah ini:
A. PERKATAAN MUHAMMAD
Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Mekah) Yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS 27:91)
Ayat ini jelas adalah ucapan Muhammad. Jika memang itu adalah kalimat Tuhan, seharusnya ada perintah “Katakanlah”. Ayat awal ini saja sudah membuktikan bahwa Quran hanyalah perkataan Muhammad, bukan perkataan Allah.
Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka Barang siapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barang siapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudaratannya kembali kepadanya. Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara (mu).” (QS 6:104)
Dalam ayat ini, jelas sekali yang mengatakan “..aku sekali-kali bukanlah pemelihara..” adalah Muhammad. Bahkan Dawood dalam terjemahannya menambahkan tulisan kaki bahwa “Aku” merujuk pada Muhammad. (Ed - Kata Muhammad dalam terjemahan bahasa Indonesia ini ditambahkan oleh pihak penterjemah http://quran.al-islam.com/ dan karena itu ditulis dalam kurung)
Dan masih banyak ayat lainnya; (QS 6:114, 27:92, 42:10, 81:15, 84:16-19). Setiap orang waras bisa melihat bahwa ayat2 diatas bukanlah kata-kata Tuhan, tetapi kata-kata ucapan Muhammad sendiri. Sekali lagi, jika memang itu adalah kalimat Tuhan, seharusnya ada kata perintah “Katakanlah”, yang dalam versi bahasa Arab memang tidak tercantum.
B. PERKATAAN MALAIKAT
Dalam Quran juga terdapat kata-kata yang diucapkan oleh malaikat;
Dan tidaklah kami (Jibril) turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu.” (QS19.64)
Tiada seorang pun di antara kami (malaikat) melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu, dan sesungguhnya Kami benar-benar bersaf-saf (dalam menunaikan perintah Allah). Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih (kepada Allah).” (QS 37:164-166)
Jadi malaikat berkata bagi diri mereka sendiri dalam ayat diatas dan tidak diilhami oleh perkataan Tuhan (hal ini juga disebutkan dalam ‘the perfection in the quran sciences’ oleh Al-Syouty).
C. PERKATAAN MANUSIA, ENTAH SIAPA?
Surat AL FAATIHAH adalah doa seorang manusia kepada Tuhannya;
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”. (QS 1:1-7)
SEKALI LAGI KITA TELAH DIBODOHI! Karena semua penjelasan diatas menjelaskan bahwa “AKU” dan “KAMI” dalam Quran dapat diartikan bermacam-macam, yaitu: 1. Allah sendiri 2. Muhammad sendiri 3. Malaikat sendiri, atau 4. Pencampuran ketiganya. Penjelasan diatas juga membuktikan bahwa Quran bukanlah perkataan Allah saja, namun juga perkataan dari Muhammad dan Malaikat. Dapatkah kita mempercayai kebenaran ucapan Muhammad, melihat perilakunya yang barbar? Dapatkah kita mempercayai ucapan malaikat, bagaimana jika ternyata malaikat itu adalah setan yang menyamar dan ingin menjerumuskan kita dalam jurang kebencian?
Lihatlah ayat pembelaan Allah terhadap Muhammad;
Tetapi mengapa mereka (orang kafir) mengatakan: "Dia Muhammad mengada-adakannya". Sebenarnya Al Qur'an itu adalah kebenaran (yang datang) dari Tuhanmu, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum datang kepada mereka orang yang memberi peringatan sebelum kamu; mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk”. (QS 32:3)
Tak perlu menjadi seorang Einstein untuk mengerti bahwa kata “KAMI” dalam Quran hanyalah Allah rekaan Muhammad sendiri. Allah dalam Quran hanyalah boneka ciptaan Muhammad saja, karena dia adalah seorang psikopat narsisis, manusia yang gila hormat. Mungkin anda menuduh kami mengada2, tapi marilah dengan bijak kita cermati ayat2 berikut:
QS 4:18 Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.
QS 33:36 Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.
QS 72:23 Akan tetapi (aku hanya) menyampaikan (peringatan) dari Allah dan risalah-Nya. Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya baginyalah neraka Jahanam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Dan masih banyak ayat lainnya (QS 3:32, 3:132, 4:13, 4:14, 4:59, 4:69, 4:80, 4:92, 8:20, 8:46, 9:71, 24:47, 24:51, 24:52, 24:54, 24:56, 33:33, 33:71, 47:33, 48:17, 49:14, 58:13, 64:12 ). Itulah Muhammad, yang menduetkan namanya disisi Allah. Hanya manusia yang narsis dan gila hormat saja yang menjajarkan namanya sendiri dengan nama Allah.
Durhaka pada Muhammad = durhaka pada Allah
Tidak taat pada Muhammad = tidak taat pada Allah
Tidak hormat pada Muhammad = tidak hormat pada Allah
Menentang Muhammad = menentang Allah
Tidakkah kita melihat KEGANJILAN di sini? Siapakah Muhammad itu? Jika dia hanya rasul penyampai berita saja, mengapa pula manusia harus memperlakukannya sama seperti memperlakukan Tuhan agar bisa masuk surga?
Dalam Quran Muhammad tidak meminta para pengikutnya untuk memujanya. Malah dia mengklaim “hanya utusan saja”. Sebagai gantinya dia menuntut kepatuhan, namun dengan cerdiknya dia meminta para pengikutnya untuk taat pada “Allah dan Rasul-Nya.” Dalam sebuah ayat Quran, dia taruh perkataan berikut dalam mulut Allahnya:
Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah: "Harta rampasan perang itu kepunyaan Allah dan Rasul, sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman" (Q 8.1)
Mana ada Tuhan yang menginginkan atau memerlukan barang2 hasil perampokan? Muhammad menggunakan “Allah” sebagai bonekanya. Akan sungguh memalukan jika dia katakan, “harta rampasan perang itu kepunyaanku”. Oleh karena itu Muhammad selalu meletakkan nama Allah di depan namanya.
Dan karena tidak ada seorangpun yang bisa melihat atau mendengar Allah, semua kepatuhan adalah kepada Muhammad sebagai wakil Allah. Dialah yang harus di taati dan takuti karena hanya dia satu-satunya perantara dari tuhan, yang mana hal tersebut telah dia tanamkan kepada pengikutnya bahwa tuhan harus dihormati dan ditakuti.
Supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkanNya, membesarkan-Nya. Dan bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (QS 48.9)
Sekali lagi, Muhammad selalu meletakkan namanya (rasulnya) dibelakang kata Allah. Mungkinkah Allah membutuhkan penguatan dari makluk ciptaannya? Muhammadlah sebenarnya yang ingin dikuatkan dan dibesarkan!
Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan. (QS 4:14)
Ayat di atas menunjukkan EGO, dan bukan menunjukkan kemurnian dari seorang utusan Tuhan.
Akan sangat TINGGI NILAINYA bila ayat tersebut tertulis begini:
Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yg menghinakan. (Surat Murtadin ayat 1)
Coba kita simak satu ayat lagi, sebagai contoh.
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (QS 33:36)
Ayat-ayat itu sangat sarat dengan EGO seorang manusia yang ingin diakui, dipatuhi dan ditakuti. Muhammad telah menyetarakan dirinya dengan allah buatannya sendiri.
Akan LEBIH MULIA bila ayat tersebut tertulis begini:
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (Surat Murtadin ayat 2)
Dibawah ini adalah salah satu ayat yang membuktikan bahwa “KAMI” dalam Quran adalah Allah dan Muhammad sendiri.
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS 39:53)
Siapapun anda, coba tafsirkan kata “Ku” pada ayat diatas? Jika anda mengerti bahasa Arab, pasti anda mengatakan “Ku” tersebut adalah Muhammad.
Dalam Quran, dari awal hingga akhir, menegaskan konsep bahwa manusia adalah hamba Allah saja, dan semua pesannya berputar pada maksud bahwa mereka harus menyembah hanya pada Allah saja. Muhammad sendiri adalah hamba Allah. Namun ayat diatas menyatakan bahwa Muhammad menjadi Tuan atas pengikut2nya. Itulah ucapan seseorang yang gila hormat. Hanya ada 2 penjelasan mengenai ayat tersebut, pertama, Allah kepleset dalam menurunkan ayat tersebut! Atau, kedua, Muhammad lah Allah itu sendiri, hamba Allah=hamba Muhammad!
Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya pasti mendapat kehinaan. Sesungguhnya KAMI telah menurunkan bukti-bukti yang nyata. Dan bagi orang-orang kafir ada siksa yang menghinakan. (QS 58:5)
Muhammad selalu menuliskan dirinya berdampingan dengan allah, (allah dan rasulnya), dan kemudian pada kalimat selanjutnya dia memakai kata ganti KAMI.
Coba simak ayat di atas. Allah dan Rasul-Nya = KAMI
Seorang nabi haruslah rendah hati dan tidak menempatkan dirinya sejajar dengan Allah yang telah mengutusnya.
Malaikat saja tak berani menempatkan dirinya sejajar dengan nama Allah, misal : Patuhlah pada Allah dan Malaikatnya; atau kalau malaikat itu menyampaikan firman kepada manusia: Patuhlah kepada Allah dan aku (malaikat). Apalagi seorang manusia biasa!
Tidak ada model firman Allah seperti ini dalam sejarah Yahudi dan Nasrani, yang mensejajarkan Allah dan Nabi-Nya.
Lebih lanjut, ada beberapa bukti dalam Quran dan hadis yang menyebutkan motif penurunan ayat-ayat dan menunjukkan bahwa "INTEGRITAS" MUHAMMAD DALAM PEWAHYUAN QURAN sangat diragukan. Ya Allah dalam Islam adalah ego Muhammad sendiri.
Ketika Muhammad berkunjung kerumah Zaid, anak angkatnya, beliau melihat Zainab (istri Zaid) dengan tubuh moleknya yang hanya ditutupi oleh pakaian tipis. Gelora birahi nabipun memuncak, dan beliau berniat untuk mengawini Zainab, MENANTUNYA! Lalu sim salabim, muncullah ayat yang menghalalkan Muhammad untuk mengawini MENANTUNYA SENDIRI. (Sumber: Abbas Jamal Hal 55*, Hadis Bukhari 60:310)
Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan ni'mat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi ni'mat kepadanya: "Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah", sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. MAKA TATKALA ZAID TELAH MENGAKHIRI KEPERLUAN TERHADAP ISTRINYA (MENCERAIKANNYA) , KAMI KAWINKAN KAMU DENGAN DIA supaya tidak ada keberatan bagi orang mu'min untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi. (QS 33 : 37)
Ketika Muhammad mengadakan jamuan makan pernikahannya dengan Zainab, ia memberikan kode agar tamu yang diundang segera pulang, tapi masih ada TIGA TAMU dan Anas yang ngeyel tak mau segera pulang. Nabi mengulangi lagi tindakan dan kodenya, akhirnya ketiganya pun pulang. Namun Anas masih saja tetap ingin bersama nabi. Karena GELORA MALAM PERTAMA nya sudah sangat membara, nabi akhirnya menempuh cara terang-terangan dengan cara menutup tirai di antara mereka berdua. Tidak cukup hanya itu, nabi juga mengeluarkan JURUS PAMUNGKAS nya dengan mengeluarkan ayat 33:53! (SUMBER HADIS BUKHARI 60:314)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu ke luar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini istri-istrinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah. (QS 33:53)
Dan masih banyak lagi ayat seperti ayat2 diatas yang membuktikan bahwa Quran hanyalah ego Muhammad sendiri. Bukankah itu sebuah KEANEHAN. Bukankah kita seharusnya mempunyai pertanyaan seperti Aisah, ketika banyak wanita yang menawarkan tubuhnya kepada sang nabi?
Sahih Bukhari, Volume 6, Book 60, Number 311
Diceritakan oleh Aisha: Aku memandang rendah wanita2 yang memberikan dirinya kepada rasulullah dan aku katakan, "Dapatkah seorang wanita memberikan dirinya kepada seorang laki2 ? Tetapi ketika Allah mengungkapkan: "Kamu ( O Muhammad) dapat menunda giriran kepada saja yang kamu kehendaki atas istrimu, dan kamu boleh menerima siapapun yang kamu inginkan…" ( 33.51) Aku berkata ( kepada Nabi), " Aku merasakan bahwa ALLAHMU BERTINDAK CEPAT UNTUK MEMENUHI NAFSU DAN KEINGINANMU”
Apa yang dikatakan Aisha? "KUKIRA ALLAH BERTINDAK CEPAT UNTUK MEMENUHI KEINGINAN DAN NAFSUMU (MUHAMMAD)”!

Terjemahan

 
Copyright © 2011. Islam Dalam Fakta - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger