Surah Yaa Siin ayat 13 dan 14
[13] Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka;
[14] (yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata: "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu".
Tafsir Ibn Kathir tentang Yaa Siin ayat 13 dan 14
﴿مَّثَلاً أَصْحَـبَ القَرْيَةِ إِذْ جَآءَهَا الْمُرْسَلُونَ﴾
(13) (a similitude; the Dwellers of the Town, when there came Messengers to them.)
In the reports that he transmitted from Ibn `Abbas, Ka`b Al-Ahbar and Wahb bin Munabbih - Ibn Ishaq reported that it was the city of Antioch, in which there was a king called Antiochus the son of Antiochus the son of Antiochus, who used to worship idols. Allah sent to him three Messengers, whose names were Sadiq, Saduq and Shalum, and he disbelieved in them. It was also narrated from Buraydah bin Al-Husayb, `Ikrimah, Qatadah and Az-Zuhri that it was Antioch. Some of the Imams were not sure that it was Antioch, as we shall see below after telling the rest of the story, if Allah wills.
Terjemahan:
(13) (Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka; )
Dalam laporan2 yang diambilnya dari Ibn `Abbas, Ka`b Al-Ahbar and Wahb bin Munabbih - Ibn Ishaq melaporkan bahwa kota itu adalah kota Antiokhia, di mana terdapat raja bernama Antiokhus, yang adalah putra Antiokhus, yang adalah putra Antiokhus, yang menyembah berhala2. Allah mengirim padanya tiga utusan, yang bernama Sadiq, Saduq dan Shalum, tapi sang raja tidak percaya pada mereka. Juga dikisahkan oleh Buraydah bin Al-Husayb, `Ikrimah, Qatadah dan Az-Zuhri bahwa kota itu adalah kota Antiokhia. Beberapa Imam tidak yakin apakah kota itu Antiokhia, sebagaimana yang akan kita baca di kisah selanjutnya, jika Allah berkenan.
﴿إِذْ أَرْسَلْنَآ إِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا﴾
(When We sent to them two Messengers, they denied them both;)
means, they hastened to disbelieve in them.
Terjemahan:
(14) ((yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya;)
berarti mereka tetap tidak percaya pada kedua utusan itu.
﴿فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ﴾
(so We reinforced them with a third,)
means, `We supported and strengthened them with a third Messenger. ' Ibn Jurayj narrated from Wahb bin Sulayman, from Shu`ayb Al-Jaba'i, "The names of the first two Messengers were Sham`un and Yuhanna, and the name of the third was Bulus, and the city was Antioch (Antakiyah).
Terjemahan:
(kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga)
Berarti, ‘Kami mendukung dan memperkuat mereka dengan utusan ketiga. ' Ibn Jurayj mengisahkan dari Wahb bin Sulayman, dari Shu`ayb Al-Jaba'i, “Nama2 utusan pertama dan kedua adalah Sham’un dan Yuhanna, dan nama utusan ketiga adalah Bulus, dan nama kota adalah Antiokhia (Antakiyah).
﴿فَقَالُواْ﴾
(and they said)
means, to the people of that city,
Terjemahan:
(maka ketiga utusan itu berkata)
Berarti, pada penduduk kota itu,
﴿إِنَّآ إِلَيْكُمْ مُّرْسَلُونَ﴾
(Verily, we have been sent to you as Messengers.)
meaning, `from your Lord Who created you and Who commands you to worship Him Alone with no partners or associates.' This was the view of Abu Al-`Aliyah. Qatadah bin Di`amah claimed that they were messengers of the Messiah, peace be upon him, sent to the people of Antioch.
Terjemahan:
("Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu".)
Berarti, ‘dari Tuhanmu yang menciptakan dirimu dan Dia yang memerintahkanmu menyembah hanya Dia Saja tanpa illah dan sekutu lain.’ Ini adalah pendapat Abu Al-`Aliyah. Qatadah bin Di`amah mengaku bahwa mereka adalah utusan2 sang Juru Selamat, semoga damai menyertanya, yang dikirim pada orang2 Antiokhia.
Siapakah Sham’un, Yuhanna, dan Bulus yang dikatakan dalam tafsir Ibn Kathir sebagai utusan2 sang Juru Selamat?
Sham’un adalah versi Arab dari Simeon (nama Yahudi)
Yuhanna adalah versi Arab dari Yohannes (nama Yahudi)
Bulus adalah versi Arab dari Paulus (nama Yahudi)
History of the name
The name "Paolo" is believed to have derived from the Roman surname "Paulus".
In Latin "paulus" is loosely translated to mean "little" or "humble".
The name Paolo, has been popularized in several European countries surrounding Italy, as well as in Brazil, Portugal, & The Philippines among others. There are many variations to the name, for a complete listing see Paul. The female variation of this name is Paula.
Variasi Lain
• Albanian: Pali
• Arabic: Bulus
• Belarusian: Paval (Павал)
• Bulgarian: Pavel (Павел)
• Catalan: Pau
• Croatian: Pavel
• Czech: Pavel
• Danish: Poul
• Estonian: Paul
• Finnish: Paavali, Pauli
• French: Paul
• German: Paul
• Greek: Pavlos (Παύλος)
• Hebrew: Shaul
• Hungarian: Pál
• Icelandic: Páll
• Indian: Pal
• Irish: Pól
• Italian: Paolo
• Japanese: ポール (Pōru)
• Korean: 폴 (Pol)
• Latin: Paulus
• Latvian: Pauls, Pāvils
• Lithuanian: Paulius, Povilas
• Macedonian: Pavle (Павле)
• Maltese: Pawlu
• Norwegian: Paul, Pål
• Polish: Paweł
• Portuguese: Paulo
• Romanian: Paul, Pavel
• Russian: Pavel (Павел)
• Serbian: Pavle(Pol)(Павле)
• Spanish: Pablo
• Slovak: Pavol
• Slovene: Pavel
• Swedish: Paul, Pål
• Ukrainian: Pavlo (Павло)
=================================
Yang jadi pertanyaan adalah:
MENGAPA KAUM MUSLIM BEGITU BENCI TERHADAP PAULUS SEDANGKAN AHLI TAFSIR QUR'AN YANG SUDAH DIAKUI DI DUNIA ISLAM MENYEBUT BAHWA PAULUS (BULUS) ADALAH UTUSAN SANG JURU SELAMAT DAN BAHKAN KISAHNYA TERTULIS DALAM QUR'AN?
[13] Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka;
[14] (yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata: "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu".
Tafsir Ibn Kathir tentang Yaa Siin ayat 13 dan 14
﴿مَّثَلاً أَصْحَـبَ القَرْيَةِ إِذْ جَآءَهَا الْمُرْسَلُونَ﴾
(13) (a similitude; the Dwellers of the Town, when there came Messengers to them.)
In the reports that he transmitted from Ibn `Abbas, Ka`b Al-Ahbar and Wahb bin Munabbih - Ibn Ishaq reported that it was the city of Antioch, in which there was a king called Antiochus the son of Antiochus the son of Antiochus, who used to worship idols. Allah sent to him three Messengers, whose names were Sadiq, Saduq and Shalum, and he disbelieved in them. It was also narrated from Buraydah bin Al-Husayb, `Ikrimah, Qatadah and Az-Zuhri that it was Antioch. Some of the Imams were not sure that it was Antioch, as we shall see below after telling the rest of the story, if Allah wills.
Terjemahan:
(13) (Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka; )
Dalam laporan2 yang diambilnya dari Ibn `Abbas, Ka`b Al-Ahbar and Wahb bin Munabbih - Ibn Ishaq melaporkan bahwa kota itu adalah kota Antiokhia, di mana terdapat raja bernama Antiokhus, yang adalah putra Antiokhus, yang adalah putra Antiokhus, yang menyembah berhala2. Allah mengirim padanya tiga utusan, yang bernama Sadiq, Saduq dan Shalum, tapi sang raja tidak percaya pada mereka. Juga dikisahkan oleh Buraydah bin Al-Husayb, `Ikrimah, Qatadah dan Az-Zuhri bahwa kota itu adalah kota Antiokhia. Beberapa Imam tidak yakin apakah kota itu Antiokhia, sebagaimana yang akan kita baca di kisah selanjutnya, jika Allah berkenan.
﴿إِذْ أَرْسَلْنَآ إِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا﴾
(When We sent to them two Messengers, they denied them both;)
means, they hastened to disbelieve in them.
Terjemahan:
(14) ((yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya;)
berarti mereka tetap tidak percaya pada kedua utusan itu.
﴿فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ﴾
(so We reinforced them with a third,)
means, `We supported and strengthened them with a third Messenger. ' Ibn Jurayj narrated from Wahb bin Sulayman, from Shu`ayb Al-Jaba'i, "The names of the first two Messengers were Sham`un and Yuhanna, and the name of the third was Bulus, and the city was Antioch (Antakiyah).
Terjemahan:
(kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga)
Berarti, ‘Kami mendukung dan memperkuat mereka dengan utusan ketiga. ' Ibn Jurayj mengisahkan dari Wahb bin Sulayman, dari Shu`ayb Al-Jaba'i, “Nama2 utusan pertama dan kedua adalah Sham’un dan Yuhanna, dan nama utusan ketiga adalah Bulus, dan nama kota adalah Antiokhia (Antakiyah).
﴿فَقَالُواْ﴾
(and they said)
means, to the people of that city,
Terjemahan:
(maka ketiga utusan itu berkata)
Berarti, pada penduduk kota itu,
﴿إِنَّآ إِلَيْكُمْ مُّرْسَلُونَ﴾
(Verily, we have been sent to you as Messengers.)
meaning, `from your Lord Who created you and Who commands you to worship Him Alone with no partners or associates.' This was the view of Abu Al-`Aliyah. Qatadah bin Di`amah claimed that they were messengers of the Messiah, peace be upon him, sent to the people of Antioch.
Terjemahan:
("Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu".)
Berarti, ‘dari Tuhanmu yang menciptakan dirimu dan Dia yang memerintahkanmu menyembah hanya Dia Saja tanpa illah dan sekutu lain.’ Ini adalah pendapat Abu Al-`Aliyah. Qatadah bin Di`amah mengaku bahwa mereka adalah utusan2 sang Juru Selamat, semoga damai menyertanya, yang dikirim pada orang2 Antiokhia.
Siapakah Sham’un, Yuhanna, dan Bulus yang dikatakan dalam tafsir Ibn Kathir sebagai utusan2 sang Juru Selamat?
Sham’un adalah versi Arab dari Simeon (nama Yahudi)
Yuhanna adalah versi Arab dari Yohannes (nama Yahudi)
Bulus adalah versi Arab dari Paulus (nama Yahudi)
History of the name
The name "Paolo" is believed to have derived from the Roman surname "Paulus".
In Latin "paulus" is loosely translated to mean "little" or "humble".
The name Paolo, has been popularized in several European countries surrounding Italy, as well as in Brazil, Portugal, & The Philippines among others. There are many variations to the name, for a complete listing see Paul. The female variation of this name is Paula.
Variasi Lain
• Albanian: Pali
• Arabic: Bulus
• Belarusian: Paval (Павал)
• Bulgarian: Pavel (Павел)
• Catalan: Pau
• Croatian: Pavel
• Czech: Pavel
• Danish: Poul
• Estonian: Paul
• Finnish: Paavali, Pauli
• French: Paul
• German: Paul
• Greek: Pavlos (Παύλος)
• Hebrew: Shaul
• Hungarian: Pál
• Icelandic: Páll
• Indian: Pal
• Irish: Pól
• Italian: Paolo
• Japanese: ポール (Pōru)
• Korean: 폴 (Pol)
• Latin: Paulus
• Latvian: Pauls, Pāvils
• Lithuanian: Paulius, Povilas
• Macedonian: Pavle (Павле)
• Maltese: Pawlu
• Norwegian: Paul, Pål
• Polish: Paweł
• Portuguese: Paulo
• Romanian: Paul, Pavel
• Russian: Pavel (Павел)
• Serbian: Pavle(Pol)(Павле)
• Spanish: Pablo
• Slovak: Pavol
• Slovene: Pavel
• Swedish: Paul, Pål
• Ukrainian: Pavlo (Павло)
=================================
Yang jadi pertanyaan adalah:
MENGAPA KAUM MUSLIM BEGITU BENCI TERHADAP PAULUS SEDANGKAN AHLI TAFSIR QUR'AN YANG SUDAH DIAKUI DI DUNIA ISLAM MENYEBUT BAHWA PAULUS (BULUS) ADALAH UTUSAN SANG JURU SELAMAT DAN BAHKAN KISAHNYA TERTULIS DALAM QUR'AN?
Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 2 Halaman 592-593
BalasHapusPara Utusan Nabi Isa bin Maryam Alaihis-Saiam
Ibnu Ishaq berkata, "Orang-orang dari Al-Hawariyyun dan Al-Atba' (selain Al-Hawariyyun) yang diutus Nabi Isa bin Maryam Alaihis-Salam ke negerinegeri adalah sebagai berikut:
1. Butras Al-Hawari (Petrus) bersama Bulis (=Paulus) -ia termasuk Al-Atba' dan tidak termasuk Al-Hawariyyun- ke negeri Romawi.
Hahaha....
BalasHapusSeingat saya....tidak ada yg namanya paulus didlm alquran...yg ada cuma nabi isa...
Taksir mana yang anda pakai...barangkali buku taksir mimpi yaa....kacau otak anda....kalau taksir orang yahudi dan roma mungkin ada....gila bingiiiiit......
Itu gede2 di tulis. Pake tafsur ibn Kathir. Cek dl kredibilitas ibn Kathir sebelum komen.
HapusMaksain bgt,menurut Alkitab sendiri pauluskan bukan murid Yesus, tdk pernah berjumpa Yesus, bahkan bekas musuh Yesus.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKata siapa di alkitab paulus belum pernah berjumpa dengan Yesus !?
HapusHahh.. !? Baca alkitabnya bener nggak loe !?
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKatanya bekas musuh Yesus.. Artinya udah baikan.. 😄😄😊
HapusIbnu Katsir sendiri dalam tafsir biasanya menukilkan semua riwayat yang terkait dengan ayat yang dibahas. Baru kemudian di akhir pembahasan beliau menjelaskan tentang status-status riwayat tersebut. Namun juga bahkan beliau tidak mengkonfirmasi mana riwayat yang dapat diambil dan tidak. Bahkan dalam penafsiran ayat di atas, Beliau juga memaparkan riwayat lain dari Ibnu Abbas, jika ketiga utusan tersebut bernama Sadiq, Saduq dan Syalum, lagi-lagi riwayat ini belum dapat dikonfirmasi hujjahnya. Pada tahap ini kita faham jika tafsir Ibnu Katsir bukan tafsir yang di peruntukkan untuk orang awam.
BalasHapusMaka tidak heran jika pada tahun 2009 pernah terjadi polemik terhadap isi dari buku Miracle The Reference yang mengutip nama Paulus dalam terjemahan yasin ayat 13-14 ini tanpa mengkonfirmasi terlebih dahulu mengenai status riwayatnya. Hingga akhirnya penerbit buku terkait merevisi isinya. Maka harus kita maklumi apabila kedepan ditemukan lagi buku-buku terbaru dengan konten terkait, bisa jadi penulis mengaggap riwayat yang dimaksud dapat dijadikan hujjah.
Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa. Pertama, penduduk Yasin dalam surat Yasin terkat tidak bisa dikonfirmasikan sebagai penduduk negeri Antiokhia. Kedua, Paulus tidak pernah disebutkan dalam Quran maupun Hadits sebagaimana yang disebut-sebutkan oleh apologis Kristiani. Apa yang tertulis dalam Tafsir bukan berarti tertulis dalam Quran, apa yang disebut riwayat tidak semua dari nabi Muhammad. Ketiga, riwayat Syu’aib Al-Jabba`i khususnya tentang Paulus dinilai matruk dan tidak dapat dijadikan hujjah (referensi). Dengan begitu maka klaim legitimasi Paulus dalam dunia Islam khususnya dalam penafsiran terbantahkan.
Tanpa ada tafsir Ibnu Katsir tersebut, memang Rasul Paulus sudah menjadi bahan olok-olokkan di era digital ini. Para pengolok ini sama sekali tidak paham kebenaran yang sejati, yaitu: Jika seseorang tidak mengekang lidahnya, sia-sialah ibadahnya, hampa tak berguna di mata Tuhan.
BalasHapus