Kenapa, ya, orang Islam koq gampang sekali tersinggung? Sedikit-sedikit merasa terhina kalau ada orang yang tidak setuju atau mengkritik keyakinannya. Ini bukan cuma di Indonesia, tapi juga di sana-sini di seluruh dunia. Khususnya di negeri kita, kesensitifan mereka ini bahkan sudah memakan korban nyawa dan harta orang.
Kalau ada orang meragukan atau bahkan menghina Muhammad, kenapa koq musti tersinggung? Apakah dengan tersinggung si penghina lalu berubah menjadi pengikut Islam? Kalau memang kepercayaan Islam itu sejati dan benar, kan tidak akan ada tantangan atau hinaan yang akan bisa merubahnya. Apakah dengan tersinggung orang Islam itu bertindak membela agamanya, atau sebenarnya justru menunjukkan ketidak-mengertian mereka tentang ajaran agamanya? Apakah ajaran agama memang perlu dibela? Apakah kesejatian Tuhan perlu dibela?
Kenapa orang Islam marah-marah kalau ada orang Kristen yang mau mengkonvert mereka dengan segala cara? Kalau memang orang Islamnya beriman, takut apa? Kalau mereka sampai pindah ke agama Kristen karena diiming-imingi barang, Islam tidak rugi kehilangan orang yang kurang beriman ini, malah si Kristen yang sekarang dibebani orang-orang itu.
Kenapa musti marah kalau buku Al Qur'an dirusak atau dinista, kan cuma buku? Apakah kandungannya jadi rusak atau ternoda? Kenapa sewot dan tersinggung kalau ada yang keberatan bedug mesjid ditabuh terlalu keras? Kenapa musti jengkel dan merasa tidak dihormati kalau ada orang makan-minum seenaknya tanpa toleransi pada yang lagi berpuasa? Kenapa mesti rame-rame unjukrasa merasa terhina karena ada media yang mengabarkan bahwa gerakan Islam militan di Aljazair main bunuh orang?
Biasanya, seseorang gampang tersinggung kalau
a. masih belum matang / kekanak-kanakan,
b. merasa rendah diri, atau
c. tidak percaya diri (confident) bahwa perbuatannya/ideologinya
sungguh-sungguh benar.
Dari pengamatan saya, orang Islam di Indonesia mengidap ketiga sifat diatas.
Ajaran agama Islam pada umumnya tidak mendorong kematangan spirituil. Tuhan dalam kepercayaan Islam hanya berkenan kepada manusia kalau manusia mengikuti aturan-aturan. Dalam segalanya ada hukum dan aturannya, sedangkan buahnya adalah pahala atau hukuman. Tidak ada pengampunan (forgiveness ataupun salvation), tidak ada ajaran kasih (compassion), yang diajarkan adalah zakat (philanthrophy). Orang awam tidak mempunyai kebebasan untuk menafsirkan ajaran agama, hanya orang-orang tertentu yang dianggap mampu. Agama semacam ini sangat cocok dipakai untuk mengendalikan gerakan massa yang sudah terdidik untuk mengikuti tafsiran dan aturan yang diterapkan oleh para pemuka agama.
Oleh karena itu, kita lihat di mana-mana Islam dipakai sebagai instrumen politik yang sangat canggih (formidable). Kalau kendali ini sampai terlepas, atau ada unsur-unsur dari luar yang bisa mendidik massa untuk berpikir sendiri dan mungkin berpendapat lain, kontrol yang dipegang oleh para pemimpin agama ini akan punah atau setidak-tidaknya mengendor.
Untuk mencegah masuknya pengaruh luar, massa perlu dibikin xenophobic dan paranoid terhadap pandangan dan kritik orang yang bisa menggoyahkan iman mereka.
Cara-cara mengontrol yang serupa juga dipakai oleh pemerintah Orde Baru untuk membrangus rakyat Indonesia, hanya saja yang dipakai adalah ideologi Pancasila dan UUD 45 sebagai agama rakyat, dan PKI sebagai musuhnya. Penataran Pancasila diberikan sedemikian rupa sampai rakyat tidak tahu lagi mana yang benar mana yang salah. Kalau Suharto
mengatakan "Ini tidak sesuai dengan Pancasila", tidak ada lagi seorangpun yang bisa lagi membantahnya.
Demokrasi di Indonesia tidak akan bisa tercapai selama politik dan agama dicampur-adukkan. Apalagi agama semacam Islam yang gampang disalah-gunakan.
Wahai orang-orang Islam di Indonesia, berkacalah, dan sadar!! Lihatlah kepalamu yang berlepotan najis.
Kamu melihat org yang belu faham apa itu kebenaran, apakah anda tidak labil jika anda memaki-maki... saya muslim. Menurut saya apa yang anda sampaikan ini, biasa saja. Apa yang anda bisa jelaskan tentang tuhan allah anda? Menurur kepercayaan mu, dan mengapa ada pembaharuan kalimat dalam al kitab?
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSerem ya bacanya, jadi kaya Teori Konspirasi gitu. Tapi menarik untuk bahan refleksi, thumbs up.
BalasHapus