Bagian 1:
"Dan sesungguhnya Al-Quran itu benar-benar (tersebut) dalam Kitab-kitab orang yang dahulu. Dan apakah tidak cukup menjadi bukti bagi mereka, bahwa para ulama Bani Israil mengetahuinya?" (QS. 26:196-197 )
Topik kali ini mencoba menganalisis untuk mengungkap tentang kisah nabi Nuh as yang terdapat dalam AlQuran dan bagaimana terdapatnya kontradiksi antara Alquran dan kitab-kitab sebelumnya yang menunjukkan adanya penyimpangan ajaran-ajaran dan disembunyikannya tentang kabar datangnya ajaran Islam. Baiklah mari kita analisis peristiwa ini:
Studi arkeologis, geologis, dan historis menunjukkan bahwa peristiwa banjir tersebut terjadi sebagaimana yang diceritakan dalam Al Quran dimana banjir tersebut juga digambarkan secara hampir serupa pada banyak catatan peradaban-peradaban masa lalu dan dalam banyak dokumen sejarah, meski ciri-ciri dan nama-nama tempat beragam.
Di samping dikemukakan dalam Perjanjian Lama dan Baru, kisah tentang banjir Nuh ini diungkap secara serupa dalam catatan-catatan sejarah Sumeria dan Asiria-Babilonia, dalam legenda-legenda Yunani, dalam epik Shatapatha Brahmana dan Mahabarata dari India, dalam beberapa legenda Wales di Kepulauan Inggris, dalam Nordic Edda, dalam legenda-legenda Lithuania, dan bahkan dalam cerita-cerita yang berakar dari Cina. Bagaimana mungkin cerita-cerita yang begitu rinci dan relevan dapat dikumpulkan dari berbagai daratan yang jauh secara geografis dan budaya, saling berjauhan antara mereka dan juga dengan wilayah banjir?
Jawabannya jelas: fakta bahwa peristiwa yang sama dituturkan dalam berbagai catatan sejarah berbagai bangsa tersebut, yang kecil kemungkinan saling berkomunikasi, merupakan bukti nyata bahwa mereka menerima pengetahuan dari sebuah sumber ilahiah. Tampak bahwa banjir Nuh, salah satu kejadian terbesar dan paling destruktif dalam sejarah, telah diwartakan oleh banyak nabi yang diutus ke pelbagai peradaban dengan tujuan untuk memberi contoh. Dengan demikian, berita tentang banjir Nuh tersebar ke berbagai kebudayaan.
Namun, walau banyak diriwayatkan dalam berbagai budaya dan sumber ajaran berbagai agama, cerita tentang banjir dan nabi Nuh itu telah banyak berubah dan membias dari kisah aslinya karena kepalsuan sumber, kekeliruan penyampaian, atau bahkan mungkin karena tujuan yang tidak benar. Riset menunjukkan bahwa di antara sekian banyak riwayat yang menuturkan peristiwa tersebut dengan berbagai perbedaan, penggambaran paling konsisten hanya terdapat dalam Al Quran.
Apakah Banjir itu Bencana Lokal atau Global ?
kejadian 6:5-8
6:5 Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,
6:6. maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. 6:7 Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka."
6:8. Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN.
kejadian 6:11-13
6:11. Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan. 6:12 Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi.
6:13. Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi.
Namun dalam AlQuran, jelas ditunjukkan bahwa tidak seluruh dunia, tetapi hanya umat Nabi Nuh yang dihancurkan. Sebagaimana Nabi Hud diutus hanya untuk kaum 'Ad (QS. 11:50 ), nabi Saleh diutus untuk kaum Tsamud (QS. 11:61 ), serta seluruh nabi sebelum Muhammad SAW hanya diutus untuk umat mereka saja, nabi Nuh hanya diutus kepada umatnya dan banjir tersebut hanya memusnahkan umat nabi Nuh.
Mereka yang dimusnahkan adalah orang-orang yang sepenuhnya menolak pernyataan kerasulan Nuh dan berkeras menentangnya. Di samping itu, dalam AlQuran, Allah SWT menegaskan bahwa Dia tidak akan menghancurkan suatu umat kecuali telah diutus seorang rasul kepada mereka dan seorang rasul adalah seseorang yang dikenal oleh umatnya dan diberi tanggungjawab hanya kepada umatnya saja dan bukan untuk umat yang dihandel oleh nabi yang lain sebelum semua ini disatukan dalam Al Islam. Penghancuran juga hanya terjadi jika seorang pemberi peringatan telah sampai kepada suatu kaum, dan ia didustakan dan kaumnya mengalami kezaliman yang tidak dapat dimaafkan lagi.
Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. (QS. 2:213 )
dan sesungguhnya telah Kami utus pemberi-pemberi peringatan (rasul-rasul) di kalangan mereka. (QS. 37:72 )
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah oleh kamu Allah, (karena) sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?" (QS. 23:23 )
Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan memerintahkan): "Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih", (QS. 71:1 )
Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya). (QS. 7:64 )
Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman. (QS. 28:59 )
Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS. 3:164 )
Lalu Kami utus kepada mereka, seorang rasul dari kalangan mereka sendiri (yang berkata): "Sembahlah Allah oleh kamu sekalian, sekali-kali tidak ada Tuhan selain daripada-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya). (QS. 23:32 )
Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman." (QS. 7:85 )
Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku, (QS. 17:2 )
kejadian 19:12-14, 24-25
19:12. Lalu kedua orang itu berkata kepada Lot: "Siapakah kaummu yang ada di sini lagi? Menantu atau anakmu laki-laki, anakmu perempuan, atau siapa saja kaummu di kota ini, bawalah mereka keluar dari tempat ini, 19:13 sebab kami akan memusnahkan tempat ini, karena banyak keluh kesah orang tentang kota ini di hadapan TUHAN; sebab itulah TUHAN mengutus kami untuk memusnahkannya." 19:14 Keluarlah Lot, lalu berbicara dengan kedua bakal menantunya, yang akan kawin dengan kedua anaknya perempuan, katanya: "Bangunlah, keluarlah dari tempat ini, sebab TUHAN akan memusnahkan kota ini." Tetapi ia dipandang oleh kedua bakal menantunya itu sebagai orang yang berolok-olok saja.
19:24. Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit; 19:25 dan ditunggangbalikkan-Nyalah kota-kota itu dan Lembah Yordan dan semua penduduk kota-kota serta tumbuh-tumbuhan di tanah.
kejadian 19:27-28
19:27. Ketika Abraham pagi-pagi pergi ke tempat ia berdiri di hadapan TUHAN itu, 19:28 dan memandang ke arah Sodom dan Gomora serta ke seluruh tanah Lembah Yordan, maka dilihatnyalah asap dari bumi membubung ke atas sebagai asap dari dapur peleburan. 19:29 Demikianlah pada waktu Allah memusnahkan kota-kota di Lembah Yordan dan menunggangbalikkan kota-kota kediaman Lot, maka Allah ingat kepada Abraham, lalu dikeluarkan-Nyalah Lot dari tengah-tengah tempat yang ditunggangbalikkan itu.
keluaran 6:13
6:13 Demikianlah TUHAN telah berfirman kepada Musa dan Harun, serta mengutus mereka kepada orang Israel dan kepada Firaun, raja Mesir, dengan membawa perintah supaya orang Israel dibawa keluar dari Mesir.
bilangan 16:28-32
16:28 Sesudah itu berkatalah Musa: "Dari hal inilah kamu akan tahu, bahwa aku diutus TUHAN untuk melakukan segala perbuatan ini, dan hal itu bukanlah dari hatiku sendiri: 16:29 jika orang-orang ini nanti mati seperti matinya setiap manusia, dan mereka mengalami yang dialami setiap manusia, maka aku tidak diutus TUHAN. 16:30 Tetapi, jika TUHAN akan menjadikan sesuatu yang belum pernah terjadi, dan tanah mengangakan mulutnya dan menelan mereka beserta segala kepunyaan mereka, sehingga mereka hidup-hidup turun ke dunia orang mati, maka kamu akan tahu, bahwa orang-orang ini telah menista TUHAN." 16:31 Baru saja ia selesai mengucapkan segala perkataan itu, maka terbelahlah tanah yang di bawah mereka, 16:32 dan bumi membuka mulutnya dan menelan mereka dengan seisi rumahnya dan dengan semua orang yang ada pada Korah dan dengan segala harta milik mereka
1 tawarikh 12:11-12
21:11 Kemudian datanglah Gad kepada Daud, lalu berkatalah ia kepadanya: "Beginilah firman TUHAN: Haruslah engkau memilih: 21:12 tiga tahun kelaparan atau tiga bulan lamanya melarikan diri dari hadapan lawanmu, sedang pedang musuhmu menyusul engkau, atau tiga hari pedang TUHAN, yakni penyakit sampar, ada di negeri ini, dan malaikat TUHAN mendatangkan kemusnahan di seluruh daerah orang Israel. Maka sekarang, timbanglah jawab apa yang harus kusampaikan kepada Yang mengutus aku."
2 tawarikh 24:19
24:19 Namun TUHAN mengutus nabi-nabi kepada mereka, supaya mereka berbalik kepada-Nya. Nabi-nabi itu sungguh-sungguh memperingatkan mereka, tetapi mereka tidak mau mendengarkannya.
yeremia 7:25
7:25 Dari sejak waktu nenek moyangmu keluar dari tanah Mesir sampai waktu ini, Aku mengutus kepada mereka hamba-hamba-Ku, para nabi, hari demi hari, terus-menerus, 7:26 tetapi mereka tidak mau mendengarkan kepada-Ku dan tidak mau memberi perhatian, bahkan mereka menegarkan tengkuknya, berbuat lebih jahat dari pada nenek moyang mereka. 7:27 Sekalipun engkau mengatakan kepada mereka segala perkara ini, mereka tidak akan mendengarkan perkataanmu, dan sekalipun engkau berseru kepada mereka, mereka tidak akan menjawab engkau. 7:28 Sebab itu, katakanlah kepada mereka: Inilah bangsa yang tidak mau mendengarkan suara TUHAN, Allah mereka, dan yang tidak mau menerima penghajaran! Ketulusan mereka sudah lenyap, sudah hapus dari mulut mereka."
yeremia 19:14-15, 26:12-15, 35:15
19:14 Ketika Yeremia pulang dari Tofet, ke mana TUHAN telah mengutusnya untuk bernubuat, berdirilah ia di pelataran rumah TUHAN dan berkata kepada segenap orang banyak: 19:15 "Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan ke atas kota ini dan ke atas segala kota sekitarnya seluruh malapetaka yang telah Kukatakan akan menimpa mereka, sebab mereka berkeras kepala dan tidak mendengarkan perkataan-perkataan
26:12 Tetapi Yeremia berkata kepada segala pemuka dan kepada seluruh rakyat itu, katanya: "Tuhanlah yang telah mengutus aku supaya bernubuat tentang rumah dan kota ini untuk menyampaikan segala perkataan yang telah kamu dengar itu. 26:13 Oleh sebab itu, perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu, dan dengarkanlah suara TUHAN, Allahmu, sehingga TUHAN menyesal akan malapetaka yang diancamkan-Nya atas kamu. 26:14 Tetapi aku ini, sesungguhnya, aku ada di tanganmu, perbuatlah kepadaku apa yang baik dan benar di matamu. 26:15 Hanya ketahuilah sungguh-sungguh, bahwa jika kamu membunuh aku, maka kamu mendatangkan darah orang yang tak bersalah atas kamu dan atas kota ini dan penduduknya, sebab TUHAN benar-benar mengutus aku kepadamu untuk menyampaikan segala perkataan ini kepadamu."
35:15 Aku telah mengutus kepadamu segala hamba-Ku, yakni para nabi, terus-menerus, mengatakan: Kembalilah kamu masing-masing dari tingkah langkahmu yang jahat itu, perbaikilah perbuatanmu, janganlah mengikuti allah lain untuk beribadah kepada mereka, maka kamu akan tetap diam di tanah yang telah Kuberikan kepadamu dan kepada nenek moyangmu. Tetapi kamu tidak mau memperhatikannya dan kamu tidak mau mendengarkan Aku.
yesaya 66:17-19
66:17 Mereka yang menguduskan dan mentahirkan dirinya untuk taman-taman dewa, dengan mengikuti seseorang yang ada di tengah-tengahnya, yang memakan daging babi dan binatang-binatang jijik serta tikus, mereka semuanya akan lenyap sekaligus, demikianlah firman TUHAN. 66:18 Aku mengenal segala perbuatan dan rancangan mereka, dan Aku datang untuk mengumpulkan segala bangsa dari semua bahasa, dan mereka itu akan datang dan melihat kemuliaan-Ku. 66:19 Aku akan menaruh tanda di tengah-tengah mereka dan akan mengutus dari antara mereka orang-orang yang terluput kepada bangsa-bangsa, yakni Tarsis, Pul dan Lud, ke Mesekh dan Rosh, ke Tubal dan Yawan, ke pulau-pulau yang jauh yang belum pernah mendengar kabar tentang Aku dan yang belum pernah melihat kemuliaan-Ku, supaya mereka memberitakan kemuliaan-Ku di antara bangsa-bangsa.
yehezkiel 2:3-5, 3:5-6
2:3 Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, Aku mengutus engkau kepada orang Israel, kepada bangsa pemberontak yang telah memberontak melawan Aku. Mereka dan nenek moyang mereka telah mendurhaka terhadap Aku sampai hari ini juga. 2:4 Kepada keturunan inilah, yang keras kepala dan tegar hati, Aku mengutus engkau dan harus kaukatakan kepada mereka: Beginilah firman Tuhan ALLAH. 2:5 Dan baik mereka mendengarkan atau tidak--sebab mereka adalah kaum pemberontak--mereka akan mengetahui bahwa seorang nabi ada di tengah-tengah mereka.
3:5 Sebab engkau tidak diutus kepada suatu bangsa yang berbahasa asing dan yang berat lidah, tetapi kepada kaum Israel; 3:6 bukan kepada banyak bangsa-bangsa yang berbahasa asing dan yang berat lidah, yang engkau tidak mengerti bahasanya. Sekiranya aku mengutus engkau kepada bangsa yang demikian, mereka akan mendengarkan engkau.
matius 15:24
15:24 Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."
Sebagaimana keterangan-keterangan diatas, Allah tidak akan menghancurkan suatu kaum sebelum menurunkan rasul yang menyampaikan kebenaran kepada kaum tersebut. Kembali ke kisah banjir nabi Nuh, sebagai pemberi peringatan dan salah satu rasul, Nuh hanya diutus untuk kaumnya. Karena itu, Allah tidak menghancurkan kaum-kaum yang belum diutus rasul atau kaum-kaum lainnya yang mempunyai rasulnya masing-masing.
Dari pernyataan-pernyataan dalam AlQuran, dapat dicermati bahwa banjir Nuh adalah bencana regional, bukan global. Penggalian-penggalian pada daerah-daerah arkeologis yang diperkirakan sebagai lokasi terjadinya banjir yang akan dibahas berikutnya menunjukkan bahwa banjir tersebut bukanlah sebuah peristiwa global yang mempengaruhi seluruh bumi, akan tetapi merupakan sebuah bencana yang sangat luas yang hanya mempengaruhi bagian tertentu dari wilayah Mesopotamia.
Apakah Seluruh Binatang Dinaikkan ke atas Perahu?
Para penafsir Bibel yakin bahwa Nabi Nuh memasukkan seluruh spesies binatang di muka bumi ke atas perahu dan binatang-binatang itu bisa selamat dari kepunahan berkat Nabi Nuh. Menurut keyakinan ini, sepasang dari tiap spesies penghuni daratan dibawa bersama ke atas perahu.
Mereka yang mempertahankan pernyataan ini sudah tentu harus menghadapi banyak kejanggalan serius dalam berbagai hal. Pertanyaan tentang bagaimana binatang yang diangkut itu diberi makan, bagaimana mereka ditempatkan di dalam perahu itu, atau bagaimana mereka dipisahkan satu sama lain mustahil dapat terjawab. Lagi pula, masih ada pertanyaan: Bagaimana binatang-binatang dari berbagai benua yang berbeda dapat dibawa bersamaan, berbagai mamalia di kutub, kanguru dari Australia, atau bison yang ada di Amerika? Juga, lebih banyak lagi pertanyaan menyusul, seperti bagaimana binatang yang sangat berbahaya, yang berbisa seperti ular, kalajengking, dan binatang-binatang buas bisa ditangkap, serta bagaimana mereka dapat bertahan terpisah dari habitat alamiahnya hingga banjir itu surut?
Inilah berbagai pertanyaan yang dihadapi Perjanjian Lama. Dalam AlQuran, tidak ada pernyataan yang mengindikasikan bahwa seluruh spesies binatang di muka bumi dinaikkan ke atas perahu. Dan sebagaimana telah ditegaskan sebelumnya, banjir tersebut hanya terjadi pada suatu wilayah tertentu, sehingga binatang yang dinaikkan ke perahu pun hanyalah yang hidup di wilayah umat Nabi Nuh tinggal.
Poin penting di sini adalah bahwa kebijaksanaan ilahiah dalam perintah Allah kepada nabi Nuh untuk mengumpulkan berbagai binatang adalah untuk menunjang kehidupan baru setelah banjir berakhir, bukan untuk kepentingan mempertahankan genus berbagai binatang. Selama banjir itu bersifat regional, maka kepunahan berbagai jenis binatang tidak akan mungkin terjadi. Besar kemungkinan, setelah banjir, berbagai binatang dari wilayah-wilayah lain perlahan-lahan akan bermigrasi ke wilayah tersebut dan kembali memadati daerah itu sebagaimana sebelumnya. Yang penting adalah kehidupan yang akan dirintis kembali begitu banjir berakhir, dan binatang-binatang yang dikumpulkan dimaksudkan untuk tujuan ini. Dalam kitab Taurat malah nabi Nuh menggunakan sebagian binatang-binatang tersebut sebagai korban bakaran:
kejadian 8:20
8:20. Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN; dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah itu.
Seberapa Tinggikah Banjir Tersebut?
Pertanyaan lain di seputar banjir itu adalah, apakah ketinggian air cukup untuk menenggelamkan gunung? Sebagaimana diketahui, AlQuran menginformasikan bahwa perahu nabi Nuh itu terdampar di "Al Judi" seusai banjir. Umumnya, kata "Judi" dirujuk sebagai lokasi gunung tertentu, sementara kata itu berarti "tempat yang tinggi atau bukit" dalam bahasa Arab. Karenanya, kemungkinan besar bahwa dalam Al Quran, "Judi" bisa jadi tidak digunakan sebagai nama gunung tertentu, akan tetapi untuk mengisyaratkan bahwa perahu Nuh telah terdampar pada suatu ketinggian. Di samping itu, makna kata "judi" yang disebutkan di atas mungkin juga menunjukkan bahwa air bah itu mencapai ketinggian tertentu, tetapi tidak mencapai ketinggian puncak gunung. Dengan kata lain bahwa banjir itu kemungkinan besar tidak menenggelamkan seluruh bumi dan semua gunung-gunung sebagai-mana digambarkan dalam Perjanjian Lama, tetapi hanya menggenangi wilayah tertentu.
Dan difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah," dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: "Binasalah orang-orang yang zalim." (QS. 11:44 )
Bukit Judi terletak di Armenia sebelah selatan, berbatasan dengan Mesopotamia.
Lokasi Banjir Nuh
Daratan Mesopotamia diduga kuat sebagai lokasi banjir nabi Nuh. Di sini terdapat peradaban tertua yang dikenal sejarah. Lagi pula, karena berada di antara sungai Tigris dan Eufrat, secara geografis tempat ini sangat memungkinkan terjadinya sebuah banjir besar. Di antara faktor penyebab terjadinya banjir besar kemungkinan karena kedua sungai ini meluap dan membanjiri wilayah tersebut.
Alasan kedua, daerah tersebut diduga kuat sebagai tempat terjadinya banjir bersifat historis. Dalam catatan sejarah berbagai peradaban manusia di wilayah tersebut, banyak dokumen yang ditemukan merujuk pada sebuah banjir yang terjadi dalam periode yang sama. Setelah menyaksikan kebinasaan kaum Nabi Nuh, peradaban-peradaban tersebut agaknya merasa perlu mencatat dalam sejarah mereka, bagaimana bencana itu terjadi, serta akibat-akibat yang ditimbulkannya. Diketahui pula bahwa mayoritas legenda tentang banjir tersebut berasal dari Mesopotamia. Lebih penting lagi bagi kita adalah temuan-temuan arkeologis. Temuan-temuan tersebut membenarkan terjadinya sebuah banjir besar di wilayah ini. Dalam penggalian-penggalian yang dilakukan, tersingkap jejak-jejak nyata sebuah bencana dahsyat.
Penggalian-penggalian di wilayah Mesopotamia mengungkap bahwa berkali-kali dalam sejarah, wilayah ini diserang berbagai bencana sebagai akibat dari banjir dan meluapnya Sungai Eufrat dan Tigris. Misalnya, pada milenium kedua sebelum Masehi (2000-an SM), pada masa Ibbisin, penguasa negeri Ur yang luas, yang berlokasi di sebelah selatan Mesopotamia, sebuah tahun tertentu ditandai dengan "pasca Banjir yang melenyapkan garis batas antara langit dan bumi". Sekitar 1700 SM, pada masa kekuasaan Hamurabi dari Babilonia, sebuah tahun ditandai dengan terjadinya peristiwa "kehancuran kota Eshnunna oleh air bah". Pada abad ke-10 SM, pada masa pemerintahan Nabumukinapal, sebuah banjir terjadi di kota Babilon. Setelah zaman nabi Isa as (Yesus) pada abad ke-7, ke-8, ke-10, ke-11, dan ke-12, banjir-banjir yang bersejarah terjadi di wilayah tersebut. Dalam abad ke-20, kejadian serupa terjadi pada tahun 1925, 1930, dan 1954. Jelaslah bahwa wilayah ini telah senantiasa diserang bencana banjir, dan sebagaimana ditunjukkan dalam Al Quran, sangat mungkin suatu banjir besar-besaran telah membinasakan suatu komunitas tertentu secara keseluruhan.
Bukti-Bukti Arkeologis tentang Banjir
Bukanlah suatu kebetulan bila sekarang ini banyak ditemukan jejak-jejak dari kebanyakan kaum yang menurut AlQuran telah dibinasakan. Bukti-bukti arkeologis menyajikan fakta, bahwa semakin mendadak kehancuran suatu kaum, semakin memungkinkan untuk mendapatkan sebagian bekasnya.
Jika sebuah peradaban hancur secara tiba-tiba, yang dapat terjadi karena bencana alam, emigrasi yang mendadak, atau perang, jejak-jejak peradaban ini sering dapat lebih terpelihara. Rumah-rumah yang pernah mereka huni, peralatan-peralatan yang pernah mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari, segera akan terkubur. Maka, semua itu dapat terpelihara dalam waktu yang lama tanpa tersentuh tangan manusia, dan menjadi bukti penting tentang masa lampau bila dikeluarkan.
Jadi begitulah hingga banyak bukti tentang banjir di daerah tersebut terungkap saat ini. Diperkirakan terjadi sekitar milenium ke-3 SM, sebuah banjir telah mengakhiri suatu peradaban seluruhnya dengan seketika, dan selanjutnya menyebabkan lahirnya sebuah peradaban baru sebagai gantinya. Jadi, bukti-bukti nyata tentang banjir ini telah terpelihara selama ribuan tahun agar manusia bisa mengambil pelajaran darinya.
Banyak penggalian telah dilakukan untuk menyelidiki banjir yang telah menenggelamkan daratan-daratan Mesopotamia. Dalam berbagai penggalian di wilayah tersebut, di empat kota utama ditemukan jejak-jejak yang menunjukkan terjadinya sebuah banjir besar. Kota-kota tersebut adalah kota-kota penting di Mesopotamia; Ur, Erech, Kish, dan Shuruppak. Penggalian-penggalian di kota-kota ini mengungkap bahwa keempat kota ini telah dilanda sebuah banjir sekitar milenium ke-3 SM.
Pertama, mari kita lihat penggalian-penggalian yang dilakukan di kota Ur.
Sisa-sisa tertua dari sebuah peradaban yang tersingkap dari penggalian terdapat di kota Ur, yang kini telah berganti nama menjadi "Tell al Muqayyar", berusia 7000 tahun SM. Sebagai situs dari salah satu peradaban tertua, kota Ur telah menjadi wilayah hunian tempat silih bergantinya berbagai kebudayaan.
Temuan arkeologis dari kota Ur memperlihatkan bahwa di sini peradaban pernah terputus setelah terjadinya sebuah banjir dahsyat, dan kemudian peradaban-peradaban baru tampil. R. H. Hall dari British Museum melakukan penggalian pertama di tempat ini. Leonard Woolley yang melakukan penggalian setelah Hall, menjadi pengawas penggalian yang secara kolektif dikelola oleh the British Museum dan University of Pennsylvania. Penggalian-penggalian yang dipimpin Woolley, yang berpengaruh di seluruh dunia, berlangsung dari 1922 sampai 1934. Penggalian-penggalian oleh Sir Woolley dilakukan di tengah padang pasir antara Baghdad dan Teluk Persia. Pendiri pertama kota Ur adalah kaum yang datang dari Mesopotamia Utara dan menyebut diri mereka "bangsa Ubaid." Pada awalnya, penggalian itu dilakukan untuk menghimpun informasi tentang mereka. Penggalian yang dilakukan Woolley digambarkan oleh seorang arkeolog Jerman, Werner Keller, sebagai berikut:
Woolley misalnya, menamakan makam para bangsawan Sumeria tersebut dengan nama "Kuburan Raja-Raja Ur". Fakta ini terungkap saat sekop para arkeolog mengenai sebuah tanggul sepanjang 50 kaki di sebelah selatan candi dan mengungkap deretan panjang pekuburan yang tertimbun. Kuburan-kuburan batu yang ditemukan benar-benar merupakan tempat penyimpanan harta, karena dipenuhi piala-piala mahal, beraneka kendi dan vas yang indah, barang becah belah dari perunggu, kepingan-kepingan mutiara, lapis lazuli, dan perak yang mengelilingi jasad-jasad yang telah menjadi debu. Harpa dan lira tersandar di dinding-dinding. Tepat di bawah lantai dari salah satu lubang kubur para raja, di bawah lapisan abu kayu, para arkeolog menemukan tablet-tablet tanah liat, yang dipenuhi huruf yang jauh lebih tua daripada tulisan pada kuburan. Melihat sifat dari tulisan, tablet-tablet tersebut kemungkinan dibuat sekitar tahun 3.000 SM. Berarti, mereka dua atau tiga abad lebih awal dari makam tersebut.
Tingkatan yang baru, dengan pecahan-pecahan kendi, pot, dan mangkuk terus muncul. Para ahli memperhatikan bahwa sisa tembikar itu secara mengejutkan tidak terlalu berubah; tampak serupa dengan yang ditemukan di pekuburan para raja. Karena itulah, sepertinya selama berabad-abad peradaban Sumeria tidak mengalami perubahan yang radikal. Mereka tentunya, dapat disimpulkan, telah mencapai tingkat perkembangan yang tinggi jauh lebih awal lagi.
Dalam beberapa hari penggalian, para pekerja berteriak bahwa mereka telah sampai di tingkat dasar. Lantai itu berupa pasir, jenis pasir murni yang hanya bisa didepositkan oleh air. Penggalian diteruskan dan pada kedalaman sepuluh kaki, lapisan lumpur terhenti sama mendadak dengan bermulanya. Di bawah deposit tanah liat setebal kurang lebih sepuluh kaki, bukti-bukti baru dari hunian manusia ditemukan. Wujud dan kualitas dari tembikar tampak sangat berubah. Di sini, barang-barang tersebut dibuat dengan tangan. Sisa-sisa logam tak ditemukan di mana-mana. Peralatan primitif yang muncul terbuat dari pengerjaan dengan batu api. Ini mesti berasal dari Zaman Batu!
Banjir itulah penjelasan satu-satunya bagi besarnya deposit tanah liat di bawah bukit di kota Ur, yang dengan cukup jelas memisahkan dua masa kehidupan. Laut telah meninggalkan jejak-jejak yang tidak terpungkiri dalam bentuk sisa-sisa organisme laut kecil yang tersimpan dalam lumpur.
Analisis mikroskopis mengungkapkan bahwa deposit tanah liat yang besar di bawah bukit di kota Ur telah terakumulasi sebagai akibat dari banjir teramat besar yang laksana melenyapkan peradaban Sumeria kuno. Epik tentang Gilgamesh dan cerita tentang Nuh tersatukan dengan lubang galian yang jauh di bawah gurun Mesopotamia. Max Mallowan menuturkan pikiran-pikiran Leonard Woolley, yang menyatakan bahwa endapan masif sebesar itu dan terbentuk dalam suatu periode waktu hanya bisa terjadi karena bencana banjir yang sangat besar. Woolley juga menguraikan bahwa lapisan banjir yang memisahkan kota Sumeria di kota Ur dengan kota Al Ubaid yang penduduknya menggunakan tembikar yang dicat, sebagai sisa dari Banjir tersebut.
Ini semua menunjukkan bahwa kota Ur adalah salah satu dari berbagai daerah yang terkena banjir Nuh. Digambarkan oleh Werner Keller bahwa arti penting penggalian arkeologis di Mesopotamia adalah bahwa sisa-sisa kota di bawah lapisan berlumpur tersebut membuktikan pernah terjadinya banjir di tempat ini pada dahulu kala. Kota lain di Mesopotamia yang juga menyimpan jejak-jejak banjir Nuh adalah kota Kish di Sumeria, yang saat ini dikenal sebagai "Tall Al Uhaimer". Menurut sumber-sumber Sumeria kuno, kota ini merupakan "kedudukan dari dinasti 'pascadiluvian' yang pertama". Kota Shuruppak di sebelah selatan Mesopotamia, yang saat ini bernama "Tall Far'ah" pun menyimpan jejak-jejak nyata dari banjir tersebut. Studi arkeologis yang dilakukan di kota ini dipimpin oleh Erich Schmidt dari Universitas Pennsylvania antara tahun 1922-1930. Penggalian-peng-galian ini mengungkapkan tiga lapisan hunian manusia dalam rentang waktu sejak masa prasejarah hingga dinasti Ur ketiga (2112-2004 SM). Temuan paling istimewa adalah reruntuhan rumah-rumah yang dibangun dengan baik, sekaligus dengan tablet-tablet bertulisan paku (cuneiform) tentang catatan administratif dan daftar kata-kata, yang mengindikasikan keberadaan suatu masyarakat yang telah maju pada akhir milenium ke-4 SM.
Poin terpenting adalah dimengerti bahwa sebuah banjir besar telah terjadi di kota ini sekitar tahun 2900-3000 SM. Menurut catatan Mallowan, 4-5 meter di bawah tanah, Schmidt telah mencapai lapisan tanah kuning (dibentuk oleh banjir) yang berupa campuran tanah liat dan pasir. Lapisan ini lebih dekat ke lapisan datar daripada profil tumulus dan dapat teramati di seputar tumulus. Schmidt memastikan bahwa lapisan yang terbentuk dari campuran tanah liat dan pasir ini, yang tersisa dari masa kerajaan kuno Cemdet Nasr, sebagai "pasir yang berasal dari dalam sungai" dan ini menghubungkannya dengan Banjir Nuh.
Pada penggalian yang dilakukan di kota Shuruppak, ditemukan sisa-sisa banjir yang terjadi kurang lebih tahun 2900-3000 SM. Mungkin, kota Shuruppak terkena imbas dari banjir sebesar kota-kota lain. Tempat terakhir yang menunjukkan terjadinya banjir adalah kota Erech di selatan kota Shuruppak yang kini dinamai "Tall al-Warka". Di kota ini, sebagaimana di kota-kota yang lainnya, ditemukan lapisan banjir. Lapisan ini berjangka waktu antara 2900-3000 SM seperti yang lain. Sebagaimana diketahui, sungai Eufrat dan Tigris melintasi Mesopotamia dari ujung ke ujung. Tampaknya selama peristiwa itu, kedua sungai ini meluap, begitupun banyak sumber mata air lainnya, besar maupun kecil, dan ketika bersatu dengan air hujan, telah menyebabkan sebuah banjir yang dahsyat. Peristiwa itu digambarkan dalam AlQuran sbb:
"Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata-mata air, maka bertemulah air-air itu untuk satu urusan yang sungguh telah ditetapkan." (QS. 54:11-12 )
Jika faktor-faktor penyebab banjir itu dibahas satu per satu, tampaklah bahwa kesemuanya itu merupakan fenomena yang sangat alami. Adapun yang menjadikan peristiwa itu penuh mukjizat adalah karena kejadiannya bersamaan dengan peringatan nabi Nuh kepada kaumnya tentang bencana seperti itu terlebih dahulu.
Pengujian terhadap bukti yang didapat dari kajian lengkap mengungkapkan bahwa daerah banjir membentang sekitar 160 km (lebar) dari timur ke barat, dan 600 km (panjang) dari utara ke selatan. Ini menunjukkan bahwa banjir tersebut menutupi seluruh daratan Mesopotamia. Jika di uji urutan kota-kota Ur, Erech, Shuruppak, dan Kish yang menunjukkan jejak-jejak banjir Nuh, tampaklah bahwa kota-kota ini berada dalam satu garis sepanjang rute tersebut. Oleh karena itu, banjir tersebut pastilah telah melanda keempat kota ini dan daerah-daerah sekitarnya.
Di samping itu, harus dicatat bahwa pada sekitar 3.000 tahun SM, struktur geografis daratan Mesopotamia berbeda dengan kondisi sekarang. Pada masa itu, posisi sungai Eufrat terletak lebih ke timur dibandingkan dengan posisi saat ini; garis arus sungai itu sesuai dengan garis yang melewati kota Ur, Erech, Shuruppak, dan Kish. Dengan terbukanya "mata air di bumi dan di surga", agaknya sungai Eufrat meluap menyebar sehingga merusak empat kota di atas.
Mitos-mitos yang menyebutkan adanya kejadian banjir nabi Nuh
Peristiwa banjir Nuh tersebut disebarluaskan ke hampir semua manusia melalui lisan para nabi yang menyampaikan agama yang hak, tetapi akhirnya menjadi legenda oleh berbagai kaum, dan kisah itu mengalami berbagai penambahan dan pengurangan dalam periwayatannya.
Allah SWT telah menyampaikan kisah tentang banjir Nuh kepada manusia melalui para rasul dan kitab-kitab yang Dia turunkan kepada berbagai masyarakat agar hal itu menjadi peringatan atau permisalan. Namun, tiap masa kitab-kitab tersebut telah dirubah dari aslinya, dan penggambaran banjir Nuh juga telah ditambahi unsur-unsur mitologis. Hanya Al Quran satu-satunya sumber yang secara mendasar sesuai dengan temuan-temu-an dan observasi empiris. Hal ini tidak lain karena Allah telah menjaga Al Quran dari perubahan, meski sebuah perubahan kecil sekalipun, maupun pengurangan. Sesuai isyarat Al Quran:
"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." (QS. 15:9 ).
Kebudayaan Sumeria:
Dewa yang bernama Enlil memberi tahu orang-orang bahwa dewa-dewa yang lain ingin menghancurkan umat manusia, namun ia berkenan untuk meyelamatkan mereka. Pahlawan dalam kisah ini adalah Ziusudra, raja yang taat dari negeri Sippur. Dewa Enlil memberi tahu Ziusudra apa yang harus dilakukan agar selamat dari Banjir. Teks yang menceritakan pembuatan kapal tersebut hilang, namun fakta bahwa bagian ini pernah ada terungkap dalam bagian-bagian yang menyebutkan bagaimana Ziusudra diselamatkan. Begitupun berdasarkan versi Babilonia tentang banjir, dapat disimpulkan bahwa dalam versi Sumeria yang lengkap tentulah terdapat rincian yang lebih menyeluruh tentang penyebab kejadian tersebut dan bagaimana perahu dibuat.
Kebudayaan Babilonia:
Ut-Napishtim adalah padanan bangsa Babilonia terhadap Ziusudra, pahlawan Sumeria dalam peristiwa banjir. Tokoh penting yang lain adalah Gilgamesh. Menurut legenda, Gilgamesh memutuskan untuk mencari dan menemukan para leluhurnya untuk mendapatkan rahasia kehidupan abadi. Ia diperingatkan akan berbagai bahaya dan kesulitan dalam perjalanan itu. Ia diberi tahu bahwa ia harus melakukan perjalanan melewati "pegunungan Mashu dan perairan maut"; dan perjalanan seperti itu hanya pernah diselesaikan oleh dewa matahari Shamash. Namun Gilgamesh menghadapi semua bahaya perjalanan dan akhirnya berhasil mencapai Ut-Napishtim. Naskah ini terpotong pada bagian yang menceritakan pertemuan antara Gilgamesh dan Ut-Napishtim; dan selanjutnya ketika teks dapat terbaca, Ut-Napishtim menceritakan kepada Gilgamesh bahwa "para dewa menyimpan rahasia kematian dan kehidupan bagi diri mereka sendiri" (mereka tidak akan memberikannya kepada manusia). Atas jawaban ini, Gilgamesh bertanya bagaimana Ut-Napishtim dapat mem-peroleh keabadian; dan Ut-Napishtim menceritakan kepadanya kisah banjir sebagai jawaban atas pertanyaan ini. Banjir tersebut juga diceritakan dalam kisah "dua belas meja" yang terkenal dalam epik tentang Gilgamesh. Ut-Napishtim memulai dengan mengatakan bahwa kisah yang akan diceritakan kepada Gilgamesh merupakan "sesuatu yang rahasia, sebuah rahasia dari dewa-dewa". Ia bercerita bahwa ia berasal dari kota Shurup-pak, kota tertua di antara kota-kota di daratan Akkad. Berdasarkan ceritanya, dewa "Ea" telah memanggilnya melalui dinding kayu gubuknya dan menyatakan bahwa para dewa telah memutuskan untuk menghancurkan semua benih kehidupan dengan sebuah banjir; namun penyebab keputusan mereka tidak diterangkan dalam cerita banjir Babilonia sebagai-mana halnya dalam kisah banjir Sumeria. Ut-Napishtim menceritakan bahwa Ea telah menyuruhnya membuat sebuah perahu dan ia harus membawa serta "benih-benih dari semua makhluk hidup"dengan perahu itu. Ea memberitahunya ukuran dan bentuk kapal itu; berdasarkan hal ini, lebar, panjang, dan tinggi kapal menjadi sama. Badai besar menjungkirbalikkan segala sesuatu selama enam hari dan enam malam. Pada hari ketujuh, badai reda. Ut-Napishtim melihat bahwa di luar kapal, "semua telah berubah menjadi lumpur yang lengket". Kapal tersebut terdampar di gunung Nisir.
Menurut catatan Sumeria-Babilonia, Xisuthros atau Khasisatra diselamatkan dari banjir oleh sebuah kapal yang panjangnya 925 meter, bersama keluarganya, teman-temannya, dan berbagai jenis burung dan binatang. Disebutkan bahwa "air meluap hingga ke langit, lautan menutupi pantai, dan sungai meluap dari tepiannya". Dan kapal itu pun akhirnya terdampar di gunung Corydaean.
Menurut catatan Asiria-Babilonia, Ubar Tutu atau Khasisatra diselamatkan bersama keluarga, pembantu, ternaknya, dan binatang-binatang liar dalam sebuah kapal yang panjangnya 600 kubit, tinggi dan lebarnya 60 kubit. Banjir tersebut berlangsung selama 6 hari dan 6 malam. Ketika kapal tersebut mencapai gunung Nizar, merpati yang dilepaskan kem-bali, sedangkan burung gagak tidak kembali.
Berdasarkan beberapa catatan Sumeria, Asiria dan Babylonia, Ut-Napishtim beserta keluarganya selamat dari banjir yang terjadi selama 6 hari dan 6 malam. Dikatakan "Pada hari ketujuh Ut-napishtim melihat keluar. Semuanya sangat sepi. Manusia sekali lagi menjadi lumpur." Ketika kapal terdampar di gunung Nizar, Ut-napishtim mengirim ma-sing-masing seekor burung merpati, burung gagak dan burung pipit. Burung gagak tinggal memakan bangkai, sedangkan dua burung yang lain tidak kembali.
Kebudayaan India:
Dalam epik Shatapatha Brahmana dan Maha-bharata dari India, seseorang bernama Manu diselamatkan dari banjir bersama Rishiz. Menurut legenda, seekor ikan yang ditangkap oleh Manu dan dilepaskannya, tiba-tiba berubah menjadi besar dan menyuruhnya untuk membuat sebuah perahu dan mengikatkan ke tanduknya. Ikan ini dianggap penjelmaan dari dewa Wishnu. Ikan tersebut menarik kapal mengarungi ombak yang besar dan membawanya ke utara, ke gunung Hismavat.
Kebudayaan Wales:
Menurut legenda Wales (dari Wales, wilayah Celtic di Inggris), Dwynwen dan Dwyfach selamat dari bencana besar dengan sebuah kapal. Ketika bah yang amat mengerikan yang terjadi akibat meluapnya Llynllion yang dinamai Danau Gelombang surut, mereka berdua memulai kembali kehidupan di daratan Inggris.
Kebudayaan Skandinavia:
Legenda Nordic Edda mengisahkan tentang Bergalmir dan istrinya yang selamat dari banjir dengan sebuah kapal besar.
Kebudayaan Lithuania:
Dalam legenda Lithuania, diceritakan bahwa beberapa pasang manusia dan binatang diselamatkan dengan berlindung di puncak sebuah gunung yang tinggi. Ketika angin dan banjir yang berlangsung selama dua belas hari dan dua belas malam tersebut mulai mencapai ketinggian gunung yang hampir menenggelamkan mereka yang ada di sana, Sang Pencipta melemparkan sebuah kulit kacang raksasa kepada mereka. Mereka yang ada di gunung tersebut selamat dari bencana dengan
berlayar bersama kulit kacang raksasa ini.
Kebudayaan Cina:
Sumber-sumber bangsa Cina mengisahkan tentang seseorang yang bernama Yao bersama tujuh orang lain, atau Fa Li bersama istri dan anak-anaknya, selamat dari bencana banjir dan gempa bumi dalam sebuah perahu layar. Dikatakan bahwa "seluruh dunia hancur. Air menyembur dan menenggelamkan semua tempat". Akhirnya, air pun surut.
Banjir Nuh dalam Mitologi Yunani:
Dewa Zeus memutuskan untuk memusnahkan manusia yang menjadi semakin sesat, dengan sebuah banjir. Hanya Deucalion dan istrinya Pyrrha yang selamat dari banjir, karena ayah Deucalion sebelumnya telah menyarankan anaknya untuk membuat sebuah kapal. Pasangan ini mendarat di gunung Parnassis sembilan hari setelah menaiki kapal.
Banjir Nabi Nuh dalam Perjanjian Lama
kejadian 6:17-21
6:17 Sebab sesungguhnya Aku akan mendatangkan air bah meliputi bumi untuk memusnahkan segala yang hidup dan bernyawa di kolong langit; segala yang ada di bumi akan mati binasa. 6:18 Tetapi dengan engkau Aku akan mengadakan perjanjian-Ku, dan engkau akan masuk ke dalam bahtera itu: engkau bersama-sama dengan anak-anakmu dan isterimu dan isteri anak-anakmu. 6:19 Dan dari segala yang hidup, dari segala makhluk, dari semuanya haruslah engkau bawa satu pasang ke dalam bahtera itu, supaya terpelihara hidupnya bersama-sama dengan engkau; jantan dan betina harus kaubawa. 6:20 Dari segala jenis burung dan dari segala jenis hewan, dari segala jenis binatang melata di muka bumi, dari semuanya itu harus datang satu pasang kepadamu, supaya terpelihara hidupnya. 6:21 Dan engkau, bawalah bagimu segala apa yang dapat dimakan; kumpulkanlah itu padamu untuk menjadi makanan bagimu dan bagi mereka."
6:22. Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya.
kejadian 7:1-5
7:1. Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Nuh: "Masuklah ke dalam bahtera itu, engkau dan seisi rumahmu, sebab engkaulah yang Kulihat benar di hadapan-Ku di antara orang zaman ini. 7:2 Dari segala binatang yang tidak haram haruslah kauambil tujuh pasang, jantan dan betinanya, tetapi dari binatang yang haram satu pasang, jantan dan betinanya;7:3 juga dari burung-burung di udara tujuh pasang, jantan dan betina, supaya terpelihara hidup keturunannya di seluruh bumi. 7:4 Sebab tujuh hari lagi Aku akan menurunkan hujan ke atas bumi empat puluh hari empat puluh malam lamanya, dan Aku akan menghapuskan dari muka bumi segala yang ada, yang Kujadikan itu."
7:5. Lalu Nuh melakukan segala yang diperintahkan TUHAN kepadanya.
kejadian 7:7-9
7:7 Masuklah Nuh ke dalam bahtera itu bersama-sama dengan anak-anaknya dan isterinya dan isteri anak-anaknya karena air bah itu. 7:8 Dari binatang yang tidak haram dan yang haram, dari burung-burung dan dari segala yang merayap di muka bumi, 7:9 datanglah sepasang mendapatkan Nuh ke dalam bahtera itu, jantan dan betina, seperti yang diperintahkan Allah kepada Nuh.
kejadian 7:14-16
7:14 mereka itu dan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata yang merayap di bumi dan segala jenis burung, yakni segala yang berbulu bersayap; 7:15 dari segala yang hidup dan bernyawa datanglah sepasang mendapatkan Nuh ke dalam bahtera itu. 7:16 Dan yang masuk itu adalah jantan dan betina dari segala yang hidup, seperti yang diperintahkan Allah kepada Nuh; lalu TUHAN menutup pintu bahtera itu di belakang Nuh.
kejadian 7:23
7:23 Demikianlah dihapuskan Allah segala yang ada, segala yang di muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang melata dan burung-burung di udara, sehingga semuanya itu dihapuskan dari atas bumi; hanya Nuh yang tinggal hidup dan semua yang bersama-sama dengan dia dalam bahtera itu.
kejadian 6:18
6:18 Tetapi dengan engkau Aku akan mengadakan perjanjian-Ku, dan engkau akan masuk ke dalam bahtera itu: engkau bersama-sama dengan anak-anakmu dan isterimu dan isteri anak-anakmu.
kejadian 7:7
7:7 Masuklah Nuh ke dalam bahtera itu bersama-sama dengan anak-anaknya dan isterinya dan isteri anak-anaknyakarena air bah itu.
kejadian 7:13
7:13. Pada hari itu juga masuklah Nuh serta Sem, Ham dan Yafet, anak-anak Nuh, dan isteri Nuh, dan ketiga isteri anak-anaknya bersama-sama dengan dia, ke dalam bahtera itu,
kejadian 7:6, 11
7:6 Nuh berumur enam ratus tahun, ketika air bah datang meliputi bumi.
7:11. Pada waktu umur Nuh enam ratus tahun, pada bulan yang kedua, pada hari yang ketujuh belas bulan itu, pada hari itulah terbelah segala mata air samudera raya yang dahsyat dan terbukalah tingkap-tingkap di langit.
kejadian 8:13
8:13. Dalam tahun keenam ratus satu, dalam bulan pertama, pada tanggal satu bulan itu, sudahlah kering air itu dari atas bumi; kemudian Nuh membuka tutup bahtera itu dan melihat-lihat; ternyatalah muka bumi sudah mulai kering.
kejadian 9:28
9:28. Nuh masih hidup tiga ratus lima puluh tahun sesudah air bah. 9:29 Jadi Nuh mencapai umur sembilan ratus lima puluh tahun, lalu ia mati.
Menurut Perjanjian Lama, sesuai dengan pernyataan bahwa “semua makhluk di dunia akan mati” dalam sebuah banjir yang menggenangi seluruh permukaan bumi, maka seluruh manusia dihukum, dan yang selamat hanya mereka yang menaiki bahtera bersama Nuh. Saya mempunyai suatu perspektif bahwa kata "semua" ini menunjukkan bahwa bangsa-bangsa selain bani Israel adalah bangsa-bangsa berdosa sehingga kata "semua mahkluk akan dimusnahkan" dipakai dalam kitab-kitab mereka. Hal ini diperkuat dengan apa yang tercantum dalam Injil:
galatia 2:15
2:15 Menurut kelahiran kami adalah orang Yahudi dan bukan orang berdosa dari bangsa-bangsa lain.
Sayangnya Allah telah menyangkalnya dalam AlQuran tentang kriteria kaum yang berdosa yang mana hanya Allah yang bisa menentukannya.
Maka jika mereka mendustakan kamu, katakanlah: "Tuhanmu mempunyai rahmat yang luas; dan siksa-Nya tidak dapat ditolak dari kaum yang berdosa." (QS. 6:147 )
Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: "Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya." Katakanlah: "Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?" (Kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia(biasa) diantara orang-orang yang diciptakan-Nya. Dia mengampuni bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Kepunyaan Allah-lah kerajaan antara keduanya. Dan kepada Allah-lah kembali (segala sesuatu). (QS. 5:18 )
Katakanlah: "Hai orang-orang yang menganut agama Yahudi, jika kamu mendakwakan bahwa sesungguhnya kamu sajalah kekasih Allah bukan manusia-manusia yang lain, maka harapkanlah kematianmu, jika kamu adalah orang-orang yang benar." (QS. 62:6 )
Menurut kitab kejadian 7:14-16 secara literal disebutkan bahwa segala binatang liar (tentunya termasuk serigala, singa, harimau, ular kobra, buaya) dan binatang melata (tentunya termasuk kalajengking berbisa, laba-laba, cecak, ular python, ular derik, lintah, dll) dimasukkan kedalam kapal nabi Nuh. Apakah kelihatan tidak berbahaya bagi penumpang kapal dan juga adanya hewan-hewan buas pemangsa (karnivora) yang bisa memangsa satu sama lain dan dapat memenuhi kapal? Dan bagaimana mereka bisa bertahan di atas kapal tanpa habitat aslinya selama 1 tahun 1 bulan?
Juga menurut kitab Pentateuch ini pada pasal kejadian 6:17-21, 7:7-9, 7:14-16, Nuh secara tepat memasukkan hewan-hewan yang sepasang-sepasang, akan tetapi kemudian menjadi berkontradiksi (berubah menjadi) tujuh pasang (bukan sepasang lagi) untuk hewan yang tidak haram ("clean", BBE) dan sepasang untuk hewan yang haram ("unclean", BBE) pada ayat kejadian 7:1-5.
Hal ini menimbulkan pertanyaan? Apakah Allah berfirman secara tidak konsisten dalam satu kejadian dengan satu waktu yang sama? ataukah bani Israil bermaksud mengubah ayat-ayat namun karena ketidaktelitian dan keluguan mereka, maka hal ini menunjukkan bahwa bani Israil terindikasi telah mengubah-ubah perkataan jika ayat diatas tidak mempunyai pengertian yang konsisten.
Logika atau alasan yang masuk akal kenapa suatu kejadian yang sama di waktu yang sama bisa mempunyai dua pengertian, tidak lain hal ini menunjukkan 2 kemungkinan, setidaknya bagi saya pribadi, bahwa bani Israel mencoba mengklaim bahwa Nuh as adalah penganut ajaran Taurat (sebagai nenek moyangnya) atau klaim lain untuk penyesuaian bagi adat mereka yang diharamkan oleh Allah SWT untuk memakan hewan-hewan tertentu setelah diturunkannya Taurat untuk menunjukkan kontinyuitas ajaran Taurat sejak masa nabi Nuh as. Mari kita simak apa yang terdapat dalam kitab Pentateuch mereka dan dari Quran:
imamat 20:24-26
20:24 Tetapi kepadamu Aku telah berfirman: Kamulah yang akan menduduki tanah mereka dan Akulah yang akan memberikannya kepadamu menjadi milikmu, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya; Akulah TUHAN, Allahmu, yang memisahkan kamu dari bangsa-bangsa lain.
20:25 Kamu harus membedakan binatang yang tidak haram dari yang haram, dan burung-burung yang haram dari yang tidak haram, supaya kamu jangan membuat dirimu jijik oleh binatang berkaki empat dan burung-burung dan oleh segala yang merayap di muka bumi, yang telah Kupisahkan supaya kamu haramkan.
20:26 Kuduslah kamu bagi-Ku, sebab Aku ini, TUHAN, kudus dan Aku telah memisahkan kamu dari bangsa-bangsa lain, supaya kamu menjadi milik-Ku.
ulangan 14:1-21
14:1. "Kamulah anak-anak TUHAN, Allahmu; janganlah kamu menoreh-noreh dirimu ataupun menggundul rambut di atas dahimu karena kematian seseorang; 14:2 sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu, dan engkau dipilih TUHAN untuk menjadi umat kesayangan-Nya dari antara segala bangsa yang di atas muka bumi." 14:3 "Janganlah engkau memakan sesuatu yang merupakan kekejian. 14:4 Inilah binatang-binatang berkaki empat yang boleh kamu makan: lembu, domba dan kambing;
14:5 rusa, kijang, rusa dandi, kambing hutan, kijang gunung, lembu hutan dan domba hutan. 14:6 Setiap binatang berkaki empat yang berkuku belah--yaitu yang kukunya bersela panjang menjadi dua--dan yang memamah biak di antara binatang-binatang berkaki empat, itu boleh kamu makan. 14:7 Tetapi inilah yang tidak boleh kamu makan dari antara yang memamah biak atau dari antara yang berbelah dan bersela kukunya: unta, kelinci hutan dan marmot, karena semuanya itu memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram semuanya itu bagimu. 14:8 Juga babi hutan, karena memang berkuku belah, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan janganlah kamu terkena bangkainya. 14:9 Inilah yang boleh kamu makan dari segala yang hidup di dalam air; segala yang bersirip dan bersisik boleh kamu makan, 14:10 tetapi segala yang tidak bersirip atau bersisik janganlah kamu makan; haram semuanya itu bagimu. 14:11 Setiap burung yang tidak haram boleh kamu makan. 14:12 Tetapi yang berikut janganlah kamu makan: burung rajawali, ering janggut dan elang laut; 14:13 elang merah, elang hitam dan burung dendang menurut jenisnya; 14:14 setiap burung gagak menurut jenisnya; 14:15 burung unta, burung hantu, camar dan elang sikap menurut jenisnya; 14:16 burung pungguk, burung hantu besar, burung hantu putih; 14:17 burung undan, burung ering dan burung dendang air;
14:18 burung ranggung, dan bangau menurut jenisnya, meragai dan kelelawar. 14:19 Juga segala binatang mengeriap yang bersayap, itupun haram bagimu, jangan dimakan. 14:20 Segala burung yang tidak haram boleh kamu makan. 14:21 Janganlah kamu memakan bangkai apapun, tetapi boleh kauberikan kepada pendatang yang di dalam tempatmu untuk dimakan, atau boleh kaujual kepada orang asing; sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu. Janganlah kaumasak anak kambing dalam air susu induknya."
imamat 11:1-47
Silahkan baca sendiri di Perjanjian Lama......
Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku, (yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya dia (Nuh) adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur. (QS. 17:2-3 )
AlQuran juga secara jelas menyatakan bagaimana sikap kebiasaan bani Israil/Yahudi yang suka menentu-nentukan sendiri keharaman dan kehalalan suatu hewan sebelum diturunkan Taurat:
Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil melainkan makanan yang diharamkan oleh Israil (Ya'qub) untuk dirinya sendiri sebelum Taurat diturunkan. Katakanlah: "(Jika kamu mengatakan ada makanan yang diharamkan sebelum turun Taurat), maka bawalah Taurat itu, lalu bacalah dia jika kamu orang-orang yang benar." (QS. 3:93 )
Dan mereka mengatakan: "Inilah hewan ternak dan tanaman yang dilarang; tidak boleh memakannya, kecuali orang yang kami kehendaki", menurut anggapan mereka, dan ada binatang ternak yang diharamkan menungganginya dan ada binatang ternak yang mereka tidak menyebut nama Allah waktu menyembelihnya, semata-mata membuat-buat kedustaan terhadap Allah. Kelak Allah akan membalas mereka terhadap apa yang selalu mereka ada-adakan. Dan mereka mengatakan: "Apa yang ada dalam perut binatang ternak ini adalah khusus untuk pria kami dan diharamkan atas wanita kami," dan jika yang dalam perut itu dilahirkan mati, maka pria dan wanita sama-sama boleh memakannya. Kelak Allah akan membalas mereka terhadap ketetapan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (QS. 6:138-139 )
(yaitu) delapan binatang yang berpasangan, sepasang domba, sepasang dari kambing. Katakanlah: "Apakah dua yang jantan yang diharamkan Allah ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya?" Terangkanlah kepadaku dengan berdasar pengetahuan jika kamu memang orang-orang yang benar, dan sepasang dari unta dan sepasang dari lembu. Katakanlah: "Apakah dua yang jantan yang diharamkan ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya? Apakah kamu menyaksikan di waktu Allah menetapkan ini bagimu? Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan ?" Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (QS. 6:143-148 )
Ada suatu indikasi bahwa karena angka 7 merupakan bilangan keramat bangsa Yahudi (dibuktikan dengan hari Sabat, jumlah sujud, jumlah hari, jumlah bulan, jumlah tahun, jumlah keluarga, jumlah anak, jumlah pohon korma, umur nabi-nabi, jumlah sesepuh bani Israel, jumlah suku, jumlah pasukan, jumlah lembu dan domba, jumlah lampu, jumlah berat perak, jumlah percikan yang (hampir atau semuanya) selalu mengandung angka tujuh) sehingga Yahudi membawa-bawa adat mereka untuk dimasukkan kedalam kisah nabi Nuh (yang secara kronologis jaman bukanlah nabi mereka) untuk menguatkan eksistensi mereka. Sebagai pelengkap suatu sudut pandang, apa yang pernah dilakukan oleh Abraham menunjukkan kesamaan persepsi dengan 'kepercayaaan /kebiasaan' bangsa Yahudi terhadap bilangan 7.
kejadian 12:28-30
21:28 Tetapi Abraham memisahkan tujuh anak domba betina dari domba-domba itu. 21:29 Lalu kata Abimelekh kepada Abraham: "Untuk apakah ketujuh anak domba yang kaupisahkan ini?" 21:30 Jawabnya: "Ketujuh anak domba ini harus kauterima dari tanganku untuk menjadi tanda bukti bagiku, bahwa akulah yang menggali sumur ini."
Menurut kitab Taurat jumlah orang yang masuk ke dalam kapal adalah delapan orang, yaitu Nuh, Sem, Ham, Yafet, istri Nuh, dan ketiga istri anaknya dan umur Nuh adalah 600 tahun pada waktu kejadian air bah.
Banjir Nabi Nuh dalam Perjanjian Baru
2 petrus 2:5
2:5 dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik;
Cross check :
Dan terpisah, bukan di bumi yang telah tua, tetapi selamatlah Nuh sebagai orang yang ke delapan, seorang penyeru kesalehan, membawa dalam banjir ke atas dunia yang tidak taat pada Tuhan. (Peter kedua 2:5 )
1 petrus 3:20
3:20 yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.
Cross check :
Di saat mereka itu ingkar (tidak mentaati), ketika suatu masa Tuhan lama menderita menunggu di masa Nuh, sembari perahu dipersiapkan, dalam jumlah beberapa, delapan jiwa diselamatkan oleh air. (Peter pertama 3:20 ).
matius 24:37-39
24:37 "Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. 24:38 Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, 24:39 dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.
Cross check :
Tetapi, pada masa Nabi Nuh, dan juga kedatangan seorang anak laki-laki. Dan pada hari- hari di mana mereka sebelum datangnya banjir, mereka makan dan minum, mereka menikah dan saling memberi dalam pernikahan itu, hingga datanglah suatu waktu ketika Nuh masuk ke dalam perahu, dan mengertilah dia tidak lebih hingga datangnya banjir, dan dia membawa mereka semua menjauh, demikian juga dengan datangnya seorang anak lelaki itu. (Matius 24:37-39 ).
lukas 17:26-27
17:26 Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia: 17:27 mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.
Cross check :
Dan sebagaimana pada hari-hari masa Nuh, dan seharusnya juga juga pada masa seorang anak laki-laki. Mereka makan, minum, menikahi isteri, mereka saling diberi dalam perkawinan, hingga datanglah suatu hari ketika Nuh memasuki perahu, dan banjir datang, dan menghancurkan mereka semua. (Lukas 17: 26-27 ).
2 petrus 3:5-6
3:5 Mereka sengaja tidak mau tahu, bahwa oleh firman Allah langit telah ada sejak dahulu, dan juga bumi yang berasal dari air dan oleh air, 3:6 dan bahwa oleh air itu, bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah.
Cross check :
Dikarenakan mereka mengabaikan, bahwa dengan kata Tuhan surga-surga menjadi tua, dan bumi mempertahankan air dan berada di dalam air: Di mana bumi kemudian, diluapi dengan banjir, dibinasakan. (Peter kedua 3:5-6 ).
Semua legenda dan kisah dalam kitab-kitab mengindikasikan sebuah realitas sejarah yang konkret. Dalam sejarah, setiap masyarakat menerima risalah, setiap insan menerima wahyu suci, sehingga banyak kaum yang mengetahui peristiwa Banjir Nuh. Sayangnya, begitu manusia berpaling dari esensi wahyu suci, catatan tentang peristiwa banjir besar pun mengalami banyak perubahan versi dan berubah menjadi legenda dan mitos seperti yang ditunjukkan dalam berbagai versi cerita diatas. Bahkan terjemahan dalam Injilpun, secara esensi (maknawi) bisa berbeda satu sama lain? Jadi pengertian mana yang harus dipakai, karena misalnya pengertian roh, yang dimaksud roh itu apakah roh betulan, jin/syetan, malaikat atau seorang manusia?
Bagaimana dengan pandangan Quran sendiri, berikut beberapa penjelasan dari hal tersebut:
Lalu Kami wahyukan kepadanya: "Buatlah bahtera di bawah penilikan dan petunjuk Kami, maka apabila perintah Kami telah datang dan tanur telah memancarkan air, maka masukkanlah ke dalam bahtera itu sepasang dari tiap-tiap (jenis), dan (juga) keluargamu, kecuali orang yang telah lebih dahulu ditetapkan (akan ditimpa azab) di antara mereka. Dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim, karena sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan. (QS. 23:27 )
Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman: "Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman." Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit. Dan Nuh berkata: "Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya." Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir." Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang." Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.
Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya." Allah berfirman: "Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan."
Itu adalah di antara berita-berita penting tentang yang ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah; sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. 11:40-43, 46, 49 )
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim. Maka Kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu dan Kami jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia. (QS. 29:14-15 )
Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya). (QS. 7:64 )
Sesungguhnya Kami, tatkala air telah naik (sampai ke gunung) Kami bawa (nenek moyang) kamu, ke dalam bahtera, agar Kami jadikan peristiwa itu peringatan bagi kamu dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar. (QS. 69:11-12 )
Sumber : Faithfreedom
"Dan sesungguhnya Al-Quran itu benar-benar (tersebut) dalam Kitab-kitab orang yang dahulu. Dan apakah tidak cukup menjadi bukti bagi mereka, bahwa para ulama Bani Israil mengetahuinya?" (QS. 26:196-197 )
Topik kali ini mencoba menganalisis untuk mengungkap tentang kisah nabi Nuh as yang terdapat dalam AlQuran dan bagaimana terdapatnya kontradiksi antara Alquran dan kitab-kitab sebelumnya yang menunjukkan adanya penyimpangan ajaran-ajaran dan disembunyikannya tentang kabar datangnya ajaran Islam. Baiklah mari kita analisis peristiwa ini:
Studi arkeologis, geologis, dan historis menunjukkan bahwa peristiwa banjir tersebut terjadi sebagaimana yang diceritakan dalam Al Quran dimana banjir tersebut juga digambarkan secara hampir serupa pada banyak catatan peradaban-peradaban masa lalu dan dalam banyak dokumen sejarah, meski ciri-ciri dan nama-nama tempat beragam.
Di samping dikemukakan dalam Perjanjian Lama dan Baru, kisah tentang banjir Nuh ini diungkap secara serupa dalam catatan-catatan sejarah Sumeria dan Asiria-Babilonia, dalam legenda-legenda Yunani, dalam epik Shatapatha Brahmana dan Mahabarata dari India, dalam beberapa legenda Wales di Kepulauan Inggris, dalam Nordic Edda, dalam legenda-legenda Lithuania, dan bahkan dalam cerita-cerita yang berakar dari Cina. Bagaimana mungkin cerita-cerita yang begitu rinci dan relevan dapat dikumpulkan dari berbagai daratan yang jauh secara geografis dan budaya, saling berjauhan antara mereka dan juga dengan wilayah banjir?
Jawabannya jelas: fakta bahwa peristiwa yang sama dituturkan dalam berbagai catatan sejarah berbagai bangsa tersebut, yang kecil kemungkinan saling berkomunikasi, merupakan bukti nyata bahwa mereka menerima pengetahuan dari sebuah sumber ilahiah. Tampak bahwa banjir Nuh, salah satu kejadian terbesar dan paling destruktif dalam sejarah, telah diwartakan oleh banyak nabi yang diutus ke pelbagai peradaban dengan tujuan untuk memberi contoh. Dengan demikian, berita tentang banjir Nuh tersebar ke berbagai kebudayaan.
Namun, walau banyak diriwayatkan dalam berbagai budaya dan sumber ajaran berbagai agama, cerita tentang banjir dan nabi Nuh itu telah banyak berubah dan membias dari kisah aslinya karena kepalsuan sumber, kekeliruan penyampaian, atau bahkan mungkin karena tujuan yang tidak benar. Riset menunjukkan bahwa di antara sekian banyak riwayat yang menuturkan peristiwa tersebut dengan berbagai perbedaan, penggambaran paling konsisten hanya terdapat dalam Al Quran.
Apakah Banjir itu Bencana Lokal atau Global ?
kejadian 6:5-8
6:5 Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,
6:6. maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. 6:7 Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka."
6:8. Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN.
kejadian 6:11-13
6:11. Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan. 6:12 Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi.
6:13. Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi.
Namun dalam AlQuran, jelas ditunjukkan bahwa tidak seluruh dunia, tetapi hanya umat Nabi Nuh yang dihancurkan. Sebagaimana Nabi Hud diutus hanya untuk kaum 'Ad (QS. 11:50 ), nabi Saleh diutus untuk kaum Tsamud (QS. 11:61 ), serta seluruh nabi sebelum Muhammad SAW hanya diutus untuk umat mereka saja, nabi Nuh hanya diutus kepada umatnya dan banjir tersebut hanya memusnahkan umat nabi Nuh.
Mereka yang dimusnahkan adalah orang-orang yang sepenuhnya menolak pernyataan kerasulan Nuh dan berkeras menentangnya. Di samping itu, dalam AlQuran, Allah SWT menegaskan bahwa Dia tidak akan menghancurkan suatu umat kecuali telah diutus seorang rasul kepada mereka dan seorang rasul adalah seseorang yang dikenal oleh umatnya dan diberi tanggungjawab hanya kepada umatnya saja dan bukan untuk umat yang dihandel oleh nabi yang lain sebelum semua ini disatukan dalam Al Islam. Penghancuran juga hanya terjadi jika seorang pemberi peringatan telah sampai kepada suatu kaum, dan ia didustakan dan kaumnya mengalami kezaliman yang tidak dapat dimaafkan lagi.
Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. (QS. 2:213 )
dan sesungguhnya telah Kami utus pemberi-pemberi peringatan (rasul-rasul) di kalangan mereka. (QS. 37:72 )
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah oleh kamu Allah, (karena) sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?" (QS. 23:23 )
Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan memerintahkan): "Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih", (QS. 71:1 )
Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya). (QS. 7:64 )
Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman. (QS. 28:59 )
Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS. 3:164 )
Lalu Kami utus kepada mereka, seorang rasul dari kalangan mereka sendiri (yang berkata): "Sembahlah Allah oleh kamu sekalian, sekali-kali tidak ada Tuhan selain daripada-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya). (QS. 23:32 )
Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman." (QS. 7:85 )
Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku, (QS. 17:2 )
kejadian 19:12-14, 24-25
19:12. Lalu kedua orang itu berkata kepada Lot: "Siapakah kaummu yang ada di sini lagi? Menantu atau anakmu laki-laki, anakmu perempuan, atau siapa saja kaummu di kota ini, bawalah mereka keluar dari tempat ini, 19:13 sebab kami akan memusnahkan tempat ini, karena banyak keluh kesah orang tentang kota ini di hadapan TUHAN; sebab itulah TUHAN mengutus kami untuk memusnahkannya." 19:14 Keluarlah Lot, lalu berbicara dengan kedua bakal menantunya, yang akan kawin dengan kedua anaknya perempuan, katanya: "Bangunlah, keluarlah dari tempat ini, sebab TUHAN akan memusnahkan kota ini." Tetapi ia dipandang oleh kedua bakal menantunya itu sebagai orang yang berolok-olok saja.
19:24. Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit; 19:25 dan ditunggangbalikkan-Nyalah kota-kota itu dan Lembah Yordan dan semua penduduk kota-kota serta tumbuh-tumbuhan di tanah.
kejadian 19:27-28
19:27. Ketika Abraham pagi-pagi pergi ke tempat ia berdiri di hadapan TUHAN itu, 19:28 dan memandang ke arah Sodom dan Gomora serta ke seluruh tanah Lembah Yordan, maka dilihatnyalah asap dari bumi membubung ke atas sebagai asap dari dapur peleburan. 19:29 Demikianlah pada waktu Allah memusnahkan kota-kota di Lembah Yordan dan menunggangbalikkan kota-kota kediaman Lot, maka Allah ingat kepada Abraham, lalu dikeluarkan-Nyalah Lot dari tengah-tengah tempat yang ditunggangbalikkan itu.
keluaran 6:13
6:13 Demikianlah TUHAN telah berfirman kepada Musa dan Harun, serta mengutus mereka kepada orang Israel dan kepada Firaun, raja Mesir, dengan membawa perintah supaya orang Israel dibawa keluar dari Mesir.
bilangan 16:28-32
16:28 Sesudah itu berkatalah Musa: "Dari hal inilah kamu akan tahu, bahwa aku diutus TUHAN untuk melakukan segala perbuatan ini, dan hal itu bukanlah dari hatiku sendiri: 16:29 jika orang-orang ini nanti mati seperti matinya setiap manusia, dan mereka mengalami yang dialami setiap manusia, maka aku tidak diutus TUHAN. 16:30 Tetapi, jika TUHAN akan menjadikan sesuatu yang belum pernah terjadi, dan tanah mengangakan mulutnya dan menelan mereka beserta segala kepunyaan mereka, sehingga mereka hidup-hidup turun ke dunia orang mati, maka kamu akan tahu, bahwa orang-orang ini telah menista TUHAN." 16:31 Baru saja ia selesai mengucapkan segala perkataan itu, maka terbelahlah tanah yang di bawah mereka, 16:32 dan bumi membuka mulutnya dan menelan mereka dengan seisi rumahnya dan dengan semua orang yang ada pada Korah dan dengan segala harta milik mereka
1 tawarikh 12:11-12
21:11 Kemudian datanglah Gad kepada Daud, lalu berkatalah ia kepadanya: "Beginilah firman TUHAN: Haruslah engkau memilih: 21:12 tiga tahun kelaparan atau tiga bulan lamanya melarikan diri dari hadapan lawanmu, sedang pedang musuhmu menyusul engkau, atau tiga hari pedang TUHAN, yakni penyakit sampar, ada di negeri ini, dan malaikat TUHAN mendatangkan kemusnahan di seluruh daerah orang Israel. Maka sekarang, timbanglah jawab apa yang harus kusampaikan kepada Yang mengutus aku."
2 tawarikh 24:19
24:19 Namun TUHAN mengutus nabi-nabi kepada mereka, supaya mereka berbalik kepada-Nya. Nabi-nabi itu sungguh-sungguh memperingatkan mereka, tetapi mereka tidak mau mendengarkannya.
yeremia 7:25
7:25 Dari sejak waktu nenek moyangmu keluar dari tanah Mesir sampai waktu ini, Aku mengutus kepada mereka hamba-hamba-Ku, para nabi, hari demi hari, terus-menerus, 7:26 tetapi mereka tidak mau mendengarkan kepada-Ku dan tidak mau memberi perhatian, bahkan mereka menegarkan tengkuknya, berbuat lebih jahat dari pada nenek moyang mereka. 7:27 Sekalipun engkau mengatakan kepada mereka segala perkara ini, mereka tidak akan mendengarkan perkataanmu, dan sekalipun engkau berseru kepada mereka, mereka tidak akan menjawab engkau. 7:28 Sebab itu, katakanlah kepada mereka: Inilah bangsa yang tidak mau mendengarkan suara TUHAN, Allah mereka, dan yang tidak mau menerima penghajaran! Ketulusan mereka sudah lenyap, sudah hapus dari mulut mereka."
yeremia 19:14-15, 26:12-15, 35:15
19:14 Ketika Yeremia pulang dari Tofet, ke mana TUHAN telah mengutusnya untuk bernubuat, berdirilah ia di pelataran rumah TUHAN dan berkata kepada segenap orang banyak: 19:15 "Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan ke atas kota ini dan ke atas segala kota sekitarnya seluruh malapetaka yang telah Kukatakan akan menimpa mereka, sebab mereka berkeras kepala dan tidak mendengarkan perkataan-perkataan
26:12 Tetapi Yeremia berkata kepada segala pemuka dan kepada seluruh rakyat itu, katanya: "Tuhanlah yang telah mengutus aku supaya bernubuat tentang rumah dan kota ini untuk menyampaikan segala perkataan yang telah kamu dengar itu. 26:13 Oleh sebab itu, perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu, dan dengarkanlah suara TUHAN, Allahmu, sehingga TUHAN menyesal akan malapetaka yang diancamkan-Nya atas kamu. 26:14 Tetapi aku ini, sesungguhnya, aku ada di tanganmu, perbuatlah kepadaku apa yang baik dan benar di matamu. 26:15 Hanya ketahuilah sungguh-sungguh, bahwa jika kamu membunuh aku, maka kamu mendatangkan darah orang yang tak bersalah atas kamu dan atas kota ini dan penduduknya, sebab TUHAN benar-benar mengutus aku kepadamu untuk menyampaikan segala perkataan ini kepadamu."
35:15 Aku telah mengutus kepadamu segala hamba-Ku, yakni para nabi, terus-menerus, mengatakan: Kembalilah kamu masing-masing dari tingkah langkahmu yang jahat itu, perbaikilah perbuatanmu, janganlah mengikuti allah lain untuk beribadah kepada mereka, maka kamu akan tetap diam di tanah yang telah Kuberikan kepadamu dan kepada nenek moyangmu. Tetapi kamu tidak mau memperhatikannya dan kamu tidak mau mendengarkan Aku.
yesaya 66:17-19
66:17 Mereka yang menguduskan dan mentahirkan dirinya untuk taman-taman dewa, dengan mengikuti seseorang yang ada di tengah-tengahnya, yang memakan daging babi dan binatang-binatang jijik serta tikus, mereka semuanya akan lenyap sekaligus, demikianlah firman TUHAN. 66:18 Aku mengenal segala perbuatan dan rancangan mereka, dan Aku datang untuk mengumpulkan segala bangsa dari semua bahasa, dan mereka itu akan datang dan melihat kemuliaan-Ku. 66:19 Aku akan menaruh tanda di tengah-tengah mereka dan akan mengutus dari antara mereka orang-orang yang terluput kepada bangsa-bangsa, yakni Tarsis, Pul dan Lud, ke Mesekh dan Rosh, ke Tubal dan Yawan, ke pulau-pulau yang jauh yang belum pernah mendengar kabar tentang Aku dan yang belum pernah melihat kemuliaan-Ku, supaya mereka memberitakan kemuliaan-Ku di antara bangsa-bangsa.
yehezkiel 2:3-5, 3:5-6
2:3 Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, Aku mengutus engkau kepada orang Israel, kepada bangsa pemberontak yang telah memberontak melawan Aku. Mereka dan nenek moyang mereka telah mendurhaka terhadap Aku sampai hari ini juga. 2:4 Kepada keturunan inilah, yang keras kepala dan tegar hati, Aku mengutus engkau dan harus kaukatakan kepada mereka: Beginilah firman Tuhan ALLAH. 2:5 Dan baik mereka mendengarkan atau tidak--sebab mereka adalah kaum pemberontak--mereka akan mengetahui bahwa seorang nabi ada di tengah-tengah mereka.
3:5 Sebab engkau tidak diutus kepada suatu bangsa yang berbahasa asing dan yang berat lidah, tetapi kepada kaum Israel; 3:6 bukan kepada banyak bangsa-bangsa yang berbahasa asing dan yang berat lidah, yang engkau tidak mengerti bahasanya. Sekiranya aku mengutus engkau kepada bangsa yang demikian, mereka akan mendengarkan engkau.
matius 15:24
15:24 Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."
Sebagaimana keterangan-keterangan diatas, Allah tidak akan menghancurkan suatu kaum sebelum menurunkan rasul yang menyampaikan kebenaran kepada kaum tersebut. Kembali ke kisah banjir nabi Nuh, sebagai pemberi peringatan dan salah satu rasul, Nuh hanya diutus untuk kaumnya. Karena itu, Allah tidak menghancurkan kaum-kaum yang belum diutus rasul atau kaum-kaum lainnya yang mempunyai rasulnya masing-masing.
Dari pernyataan-pernyataan dalam AlQuran, dapat dicermati bahwa banjir Nuh adalah bencana regional, bukan global. Penggalian-penggalian pada daerah-daerah arkeologis yang diperkirakan sebagai lokasi terjadinya banjir yang akan dibahas berikutnya menunjukkan bahwa banjir tersebut bukanlah sebuah peristiwa global yang mempengaruhi seluruh bumi, akan tetapi merupakan sebuah bencana yang sangat luas yang hanya mempengaruhi bagian tertentu dari wilayah Mesopotamia.
Apakah Seluruh Binatang Dinaikkan ke atas Perahu?
Para penafsir Bibel yakin bahwa Nabi Nuh memasukkan seluruh spesies binatang di muka bumi ke atas perahu dan binatang-binatang itu bisa selamat dari kepunahan berkat Nabi Nuh. Menurut keyakinan ini, sepasang dari tiap spesies penghuni daratan dibawa bersama ke atas perahu.
Mereka yang mempertahankan pernyataan ini sudah tentu harus menghadapi banyak kejanggalan serius dalam berbagai hal. Pertanyaan tentang bagaimana binatang yang diangkut itu diberi makan, bagaimana mereka ditempatkan di dalam perahu itu, atau bagaimana mereka dipisahkan satu sama lain mustahil dapat terjawab. Lagi pula, masih ada pertanyaan: Bagaimana binatang-binatang dari berbagai benua yang berbeda dapat dibawa bersamaan, berbagai mamalia di kutub, kanguru dari Australia, atau bison yang ada di Amerika? Juga, lebih banyak lagi pertanyaan menyusul, seperti bagaimana binatang yang sangat berbahaya, yang berbisa seperti ular, kalajengking, dan binatang-binatang buas bisa ditangkap, serta bagaimana mereka dapat bertahan terpisah dari habitat alamiahnya hingga banjir itu surut?
Inilah berbagai pertanyaan yang dihadapi Perjanjian Lama. Dalam AlQuran, tidak ada pernyataan yang mengindikasikan bahwa seluruh spesies binatang di muka bumi dinaikkan ke atas perahu. Dan sebagaimana telah ditegaskan sebelumnya, banjir tersebut hanya terjadi pada suatu wilayah tertentu, sehingga binatang yang dinaikkan ke perahu pun hanyalah yang hidup di wilayah umat Nabi Nuh tinggal.
Poin penting di sini adalah bahwa kebijaksanaan ilahiah dalam perintah Allah kepada nabi Nuh untuk mengumpulkan berbagai binatang adalah untuk menunjang kehidupan baru setelah banjir berakhir, bukan untuk kepentingan mempertahankan genus berbagai binatang. Selama banjir itu bersifat regional, maka kepunahan berbagai jenis binatang tidak akan mungkin terjadi. Besar kemungkinan, setelah banjir, berbagai binatang dari wilayah-wilayah lain perlahan-lahan akan bermigrasi ke wilayah tersebut dan kembali memadati daerah itu sebagaimana sebelumnya. Yang penting adalah kehidupan yang akan dirintis kembali begitu banjir berakhir, dan binatang-binatang yang dikumpulkan dimaksudkan untuk tujuan ini. Dalam kitab Taurat malah nabi Nuh menggunakan sebagian binatang-binatang tersebut sebagai korban bakaran:
kejadian 8:20
8:20. Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN; dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah itu.
Seberapa Tinggikah Banjir Tersebut?
Pertanyaan lain di seputar banjir itu adalah, apakah ketinggian air cukup untuk menenggelamkan gunung? Sebagaimana diketahui, AlQuran menginformasikan bahwa perahu nabi Nuh itu terdampar di "Al Judi" seusai banjir. Umumnya, kata "Judi" dirujuk sebagai lokasi gunung tertentu, sementara kata itu berarti "tempat yang tinggi atau bukit" dalam bahasa Arab. Karenanya, kemungkinan besar bahwa dalam Al Quran, "Judi" bisa jadi tidak digunakan sebagai nama gunung tertentu, akan tetapi untuk mengisyaratkan bahwa perahu Nuh telah terdampar pada suatu ketinggian. Di samping itu, makna kata "judi" yang disebutkan di atas mungkin juga menunjukkan bahwa air bah itu mencapai ketinggian tertentu, tetapi tidak mencapai ketinggian puncak gunung. Dengan kata lain bahwa banjir itu kemungkinan besar tidak menenggelamkan seluruh bumi dan semua gunung-gunung sebagai-mana digambarkan dalam Perjanjian Lama, tetapi hanya menggenangi wilayah tertentu.
Dan difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah," dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: "Binasalah orang-orang yang zalim." (QS. 11:44 )
Bukit Judi terletak di Armenia sebelah selatan, berbatasan dengan Mesopotamia.
Lokasi Banjir Nuh
Daratan Mesopotamia diduga kuat sebagai lokasi banjir nabi Nuh. Di sini terdapat peradaban tertua yang dikenal sejarah. Lagi pula, karena berada di antara sungai Tigris dan Eufrat, secara geografis tempat ini sangat memungkinkan terjadinya sebuah banjir besar. Di antara faktor penyebab terjadinya banjir besar kemungkinan karena kedua sungai ini meluap dan membanjiri wilayah tersebut.
Alasan kedua, daerah tersebut diduga kuat sebagai tempat terjadinya banjir bersifat historis. Dalam catatan sejarah berbagai peradaban manusia di wilayah tersebut, banyak dokumen yang ditemukan merujuk pada sebuah banjir yang terjadi dalam periode yang sama. Setelah menyaksikan kebinasaan kaum Nabi Nuh, peradaban-peradaban tersebut agaknya merasa perlu mencatat dalam sejarah mereka, bagaimana bencana itu terjadi, serta akibat-akibat yang ditimbulkannya. Diketahui pula bahwa mayoritas legenda tentang banjir tersebut berasal dari Mesopotamia. Lebih penting lagi bagi kita adalah temuan-temuan arkeologis. Temuan-temuan tersebut membenarkan terjadinya sebuah banjir besar di wilayah ini. Dalam penggalian-penggalian yang dilakukan, tersingkap jejak-jejak nyata sebuah bencana dahsyat.
Penggalian-penggalian di wilayah Mesopotamia mengungkap bahwa berkali-kali dalam sejarah, wilayah ini diserang berbagai bencana sebagai akibat dari banjir dan meluapnya Sungai Eufrat dan Tigris. Misalnya, pada milenium kedua sebelum Masehi (2000-an SM), pada masa Ibbisin, penguasa negeri Ur yang luas, yang berlokasi di sebelah selatan Mesopotamia, sebuah tahun tertentu ditandai dengan "pasca Banjir yang melenyapkan garis batas antara langit dan bumi". Sekitar 1700 SM, pada masa kekuasaan Hamurabi dari Babilonia, sebuah tahun ditandai dengan terjadinya peristiwa "kehancuran kota Eshnunna oleh air bah". Pada abad ke-10 SM, pada masa pemerintahan Nabumukinapal, sebuah banjir terjadi di kota Babilon. Setelah zaman nabi Isa as (Yesus) pada abad ke-7, ke-8, ke-10, ke-11, dan ke-12, banjir-banjir yang bersejarah terjadi di wilayah tersebut. Dalam abad ke-20, kejadian serupa terjadi pada tahun 1925, 1930, dan 1954. Jelaslah bahwa wilayah ini telah senantiasa diserang bencana banjir, dan sebagaimana ditunjukkan dalam Al Quran, sangat mungkin suatu banjir besar-besaran telah membinasakan suatu komunitas tertentu secara keseluruhan.
Bukti-Bukti Arkeologis tentang Banjir
Bukanlah suatu kebetulan bila sekarang ini banyak ditemukan jejak-jejak dari kebanyakan kaum yang menurut AlQuran telah dibinasakan. Bukti-bukti arkeologis menyajikan fakta, bahwa semakin mendadak kehancuran suatu kaum, semakin memungkinkan untuk mendapatkan sebagian bekasnya.
Jika sebuah peradaban hancur secara tiba-tiba, yang dapat terjadi karena bencana alam, emigrasi yang mendadak, atau perang, jejak-jejak peradaban ini sering dapat lebih terpelihara. Rumah-rumah yang pernah mereka huni, peralatan-peralatan yang pernah mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari, segera akan terkubur. Maka, semua itu dapat terpelihara dalam waktu yang lama tanpa tersentuh tangan manusia, dan menjadi bukti penting tentang masa lampau bila dikeluarkan.
Jadi begitulah hingga banyak bukti tentang banjir di daerah tersebut terungkap saat ini. Diperkirakan terjadi sekitar milenium ke-3 SM, sebuah banjir telah mengakhiri suatu peradaban seluruhnya dengan seketika, dan selanjutnya menyebabkan lahirnya sebuah peradaban baru sebagai gantinya. Jadi, bukti-bukti nyata tentang banjir ini telah terpelihara selama ribuan tahun agar manusia bisa mengambil pelajaran darinya.
Banyak penggalian telah dilakukan untuk menyelidiki banjir yang telah menenggelamkan daratan-daratan Mesopotamia. Dalam berbagai penggalian di wilayah tersebut, di empat kota utama ditemukan jejak-jejak yang menunjukkan terjadinya sebuah banjir besar. Kota-kota tersebut adalah kota-kota penting di Mesopotamia; Ur, Erech, Kish, dan Shuruppak. Penggalian-penggalian di kota-kota ini mengungkap bahwa keempat kota ini telah dilanda sebuah banjir sekitar milenium ke-3 SM.
Pertama, mari kita lihat penggalian-penggalian yang dilakukan di kota Ur.
Sisa-sisa tertua dari sebuah peradaban yang tersingkap dari penggalian terdapat di kota Ur, yang kini telah berganti nama menjadi "Tell al Muqayyar", berusia 7000 tahun SM. Sebagai situs dari salah satu peradaban tertua, kota Ur telah menjadi wilayah hunian tempat silih bergantinya berbagai kebudayaan.
Temuan arkeologis dari kota Ur memperlihatkan bahwa di sini peradaban pernah terputus setelah terjadinya sebuah banjir dahsyat, dan kemudian peradaban-peradaban baru tampil. R. H. Hall dari British Museum melakukan penggalian pertama di tempat ini. Leonard Woolley yang melakukan penggalian setelah Hall, menjadi pengawas penggalian yang secara kolektif dikelola oleh the British Museum dan University of Pennsylvania. Penggalian-penggalian yang dipimpin Woolley, yang berpengaruh di seluruh dunia, berlangsung dari 1922 sampai 1934. Penggalian-penggalian oleh Sir Woolley dilakukan di tengah padang pasir antara Baghdad dan Teluk Persia. Pendiri pertama kota Ur adalah kaum yang datang dari Mesopotamia Utara dan menyebut diri mereka "bangsa Ubaid." Pada awalnya, penggalian itu dilakukan untuk menghimpun informasi tentang mereka. Penggalian yang dilakukan Woolley digambarkan oleh seorang arkeolog Jerman, Werner Keller, sebagai berikut:
Woolley misalnya, menamakan makam para bangsawan Sumeria tersebut dengan nama "Kuburan Raja-Raja Ur". Fakta ini terungkap saat sekop para arkeolog mengenai sebuah tanggul sepanjang 50 kaki di sebelah selatan candi dan mengungkap deretan panjang pekuburan yang tertimbun. Kuburan-kuburan batu yang ditemukan benar-benar merupakan tempat penyimpanan harta, karena dipenuhi piala-piala mahal, beraneka kendi dan vas yang indah, barang becah belah dari perunggu, kepingan-kepingan mutiara, lapis lazuli, dan perak yang mengelilingi jasad-jasad yang telah menjadi debu. Harpa dan lira tersandar di dinding-dinding. Tepat di bawah lantai dari salah satu lubang kubur para raja, di bawah lapisan abu kayu, para arkeolog menemukan tablet-tablet tanah liat, yang dipenuhi huruf yang jauh lebih tua daripada tulisan pada kuburan. Melihat sifat dari tulisan, tablet-tablet tersebut kemungkinan dibuat sekitar tahun 3.000 SM. Berarti, mereka dua atau tiga abad lebih awal dari makam tersebut.
Tingkatan yang baru, dengan pecahan-pecahan kendi, pot, dan mangkuk terus muncul. Para ahli memperhatikan bahwa sisa tembikar itu secara mengejutkan tidak terlalu berubah; tampak serupa dengan yang ditemukan di pekuburan para raja. Karena itulah, sepertinya selama berabad-abad peradaban Sumeria tidak mengalami perubahan yang radikal. Mereka tentunya, dapat disimpulkan, telah mencapai tingkat perkembangan yang tinggi jauh lebih awal lagi.
Dalam beberapa hari penggalian, para pekerja berteriak bahwa mereka telah sampai di tingkat dasar. Lantai itu berupa pasir, jenis pasir murni yang hanya bisa didepositkan oleh air. Penggalian diteruskan dan pada kedalaman sepuluh kaki, lapisan lumpur terhenti sama mendadak dengan bermulanya. Di bawah deposit tanah liat setebal kurang lebih sepuluh kaki, bukti-bukti baru dari hunian manusia ditemukan. Wujud dan kualitas dari tembikar tampak sangat berubah. Di sini, barang-barang tersebut dibuat dengan tangan. Sisa-sisa logam tak ditemukan di mana-mana. Peralatan primitif yang muncul terbuat dari pengerjaan dengan batu api. Ini mesti berasal dari Zaman Batu!
Banjir itulah penjelasan satu-satunya bagi besarnya deposit tanah liat di bawah bukit di kota Ur, yang dengan cukup jelas memisahkan dua masa kehidupan. Laut telah meninggalkan jejak-jejak yang tidak terpungkiri dalam bentuk sisa-sisa organisme laut kecil yang tersimpan dalam lumpur.
Analisis mikroskopis mengungkapkan bahwa deposit tanah liat yang besar di bawah bukit di kota Ur telah terakumulasi sebagai akibat dari banjir teramat besar yang laksana melenyapkan peradaban Sumeria kuno. Epik tentang Gilgamesh dan cerita tentang Nuh tersatukan dengan lubang galian yang jauh di bawah gurun Mesopotamia. Max Mallowan menuturkan pikiran-pikiran Leonard Woolley, yang menyatakan bahwa endapan masif sebesar itu dan terbentuk dalam suatu periode waktu hanya bisa terjadi karena bencana banjir yang sangat besar. Woolley juga menguraikan bahwa lapisan banjir yang memisahkan kota Sumeria di kota Ur dengan kota Al Ubaid yang penduduknya menggunakan tembikar yang dicat, sebagai sisa dari Banjir tersebut.
Ini semua menunjukkan bahwa kota Ur adalah salah satu dari berbagai daerah yang terkena banjir Nuh. Digambarkan oleh Werner Keller bahwa arti penting penggalian arkeologis di Mesopotamia adalah bahwa sisa-sisa kota di bawah lapisan berlumpur tersebut membuktikan pernah terjadinya banjir di tempat ini pada dahulu kala. Kota lain di Mesopotamia yang juga menyimpan jejak-jejak banjir Nuh adalah kota Kish di Sumeria, yang saat ini dikenal sebagai "Tall Al Uhaimer". Menurut sumber-sumber Sumeria kuno, kota ini merupakan "kedudukan dari dinasti 'pascadiluvian' yang pertama". Kota Shuruppak di sebelah selatan Mesopotamia, yang saat ini bernama "Tall Far'ah" pun menyimpan jejak-jejak nyata dari banjir tersebut. Studi arkeologis yang dilakukan di kota ini dipimpin oleh Erich Schmidt dari Universitas Pennsylvania antara tahun 1922-1930. Penggalian-peng-galian ini mengungkapkan tiga lapisan hunian manusia dalam rentang waktu sejak masa prasejarah hingga dinasti Ur ketiga (2112-2004 SM). Temuan paling istimewa adalah reruntuhan rumah-rumah yang dibangun dengan baik, sekaligus dengan tablet-tablet bertulisan paku (cuneiform) tentang catatan administratif dan daftar kata-kata, yang mengindikasikan keberadaan suatu masyarakat yang telah maju pada akhir milenium ke-4 SM.
Poin terpenting adalah dimengerti bahwa sebuah banjir besar telah terjadi di kota ini sekitar tahun 2900-3000 SM. Menurut catatan Mallowan, 4-5 meter di bawah tanah, Schmidt telah mencapai lapisan tanah kuning (dibentuk oleh banjir) yang berupa campuran tanah liat dan pasir. Lapisan ini lebih dekat ke lapisan datar daripada profil tumulus dan dapat teramati di seputar tumulus. Schmidt memastikan bahwa lapisan yang terbentuk dari campuran tanah liat dan pasir ini, yang tersisa dari masa kerajaan kuno Cemdet Nasr, sebagai "pasir yang berasal dari dalam sungai" dan ini menghubungkannya dengan Banjir Nuh.
Pada penggalian yang dilakukan di kota Shuruppak, ditemukan sisa-sisa banjir yang terjadi kurang lebih tahun 2900-3000 SM. Mungkin, kota Shuruppak terkena imbas dari banjir sebesar kota-kota lain. Tempat terakhir yang menunjukkan terjadinya banjir adalah kota Erech di selatan kota Shuruppak yang kini dinamai "Tall al-Warka". Di kota ini, sebagaimana di kota-kota yang lainnya, ditemukan lapisan banjir. Lapisan ini berjangka waktu antara 2900-3000 SM seperti yang lain. Sebagaimana diketahui, sungai Eufrat dan Tigris melintasi Mesopotamia dari ujung ke ujung. Tampaknya selama peristiwa itu, kedua sungai ini meluap, begitupun banyak sumber mata air lainnya, besar maupun kecil, dan ketika bersatu dengan air hujan, telah menyebabkan sebuah banjir yang dahsyat. Peristiwa itu digambarkan dalam AlQuran sbb:
"Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata-mata air, maka bertemulah air-air itu untuk satu urusan yang sungguh telah ditetapkan." (QS. 54:11-12 )
Jika faktor-faktor penyebab banjir itu dibahas satu per satu, tampaklah bahwa kesemuanya itu merupakan fenomena yang sangat alami. Adapun yang menjadikan peristiwa itu penuh mukjizat adalah karena kejadiannya bersamaan dengan peringatan nabi Nuh kepada kaumnya tentang bencana seperti itu terlebih dahulu.
Pengujian terhadap bukti yang didapat dari kajian lengkap mengungkapkan bahwa daerah banjir membentang sekitar 160 km (lebar) dari timur ke barat, dan 600 km (panjang) dari utara ke selatan. Ini menunjukkan bahwa banjir tersebut menutupi seluruh daratan Mesopotamia. Jika di uji urutan kota-kota Ur, Erech, Shuruppak, dan Kish yang menunjukkan jejak-jejak banjir Nuh, tampaklah bahwa kota-kota ini berada dalam satu garis sepanjang rute tersebut. Oleh karena itu, banjir tersebut pastilah telah melanda keempat kota ini dan daerah-daerah sekitarnya.
Di samping itu, harus dicatat bahwa pada sekitar 3.000 tahun SM, struktur geografis daratan Mesopotamia berbeda dengan kondisi sekarang. Pada masa itu, posisi sungai Eufrat terletak lebih ke timur dibandingkan dengan posisi saat ini; garis arus sungai itu sesuai dengan garis yang melewati kota Ur, Erech, Shuruppak, dan Kish. Dengan terbukanya "mata air di bumi dan di surga", agaknya sungai Eufrat meluap menyebar sehingga merusak empat kota di atas.
Mitos-mitos yang menyebutkan adanya kejadian banjir nabi Nuh
Peristiwa banjir Nuh tersebut disebarluaskan ke hampir semua manusia melalui lisan para nabi yang menyampaikan agama yang hak, tetapi akhirnya menjadi legenda oleh berbagai kaum, dan kisah itu mengalami berbagai penambahan dan pengurangan dalam periwayatannya.
Allah SWT telah menyampaikan kisah tentang banjir Nuh kepada manusia melalui para rasul dan kitab-kitab yang Dia turunkan kepada berbagai masyarakat agar hal itu menjadi peringatan atau permisalan. Namun, tiap masa kitab-kitab tersebut telah dirubah dari aslinya, dan penggambaran banjir Nuh juga telah ditambahi unsur-unsur mitologis. Hanya Al Quran satu-satunya sumber yang secara mendasar sesuai dengan temuan-temu-an dan observasi empiris. Hal ini tidak lain karena Allah telah menjaga Al Quran dari perubahan, meski sebuah perubahan kecil sekalipun, maupun pengurangan. Sesuai isyarat Al Quran:
"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." (QS. 15:9 ).
Kebudayaan Sumeria:
Dewa yang bernama Enlil memberi tahu orang-orang bahwa dewa-dewa yang lain ingin menghancurkan umat manusia, namun ia berkenan untuk meyelamatkan mereka. Pahlawan dalam kisah ini adalah Ziusudra, raja yang taat dari negeri Sippur. Dewa Enlil memberi tahu Ziusudra apa yang harus dilakukan agar selamat dari Banjir. Teks yang menceritakan pembuatan kapal tersebut hilang, namun fakta bahwa bagian ini pernah ada terungkap dalam bagian-bagian yang menyebutkan bagaimana Ziusudra diselamatkan. Begitupun berdasarkan versi Babilonia tentang banjir, dapat disimpulkan bahwa dalam versi Sumeria yang lengkap tentulah terdapat rincian yang lebih menyeluruh tentang penyebab kejadian tersebut dan bagaimana perahu dibuat.
Kebudayaan Babilonia:
Ut-Napishtim adalah padanan bangsa Babilonia terhadap Ziusudra, pahlawan Sumeria dalam peristiwa banjir. Tokoh penting yang lain adalah Gilgamesh. Menurut legenda, Gilgamesh memutuskan untuk mencari dan menemukan para leluhurnya untuk mendapatkan rahasia kehidupan abadi. Ia diperingatkan akan berbagai bahaya dan kesulitan dalam perjalanan itu. Ia diberi tahu bahwa ia harus melakukan perjalanan melewati "pegunungan Mashu dan perairan maut"; dan perjalanan seperti itu hanya pernah diselesaikan oleh dewa matahari Shamash. Namun Gilgamesh menghadapi semua bahaya perjalanan dan akhirnya berhasil mencapai Ut-Napishtim. Naskah ini terpotong pada bagian yang menceritakan pertemuan antara Gilgamesh dan Ut-Napishtim; dan selanjutnya ketika teks dapat terbaca, Ut-Napishtim menceritakan kepada Gilgamesh bahwa "para dewa menyimpan rahasia kematian dan kehidupan bagi diri mereka sendiri" (mereka tidak akan memberikannya kepada manusia). Atas jawaban ini, Gilgamesh bertanya bagaimana Ut-Napishtim dapat mem-peroleh keabadian; dan Ut-Napishtim menceritakan kepadanya kisah banjir sebagai jawaban atas pertanyaan ini. Banjir tersebut juga diceritakan dalam kisah "dua belas meja" yang terkenal dalam epik tentang Gilgamesh. Ut-Napishtim memulai dengan mengatakan bahwa kisah yang akan diceritakan kepada Gilgamesh merupakan "sesuatu yang rahasia, sebuah rahasia dari dewa-dewa". Ia bercerita bahwa ia berasal dari kota Shurup-pak, kota tertua di antara kota-kota di daratan Akkad. Berdasarkan ceritanya, dewa "Ea" telah memanggilnya melalui dinding kayu gubuknya dan menyatakan bahwa para dewa telah memutuskan untuk menghancurkan semua benih kehidupan dengan sebuah banjir; namun penyebab keputusan mereka tidak diterangkan dalam cerita banjir Babilonia sebagai-mana halnya dalam kisah banjir Sumeria. Ut-Napishtim menceritakan bahwa Ea telah menyuruhnya membuat sebuah perahu dan ia harus membawa serta "benih-benih dari semua makhluk hidup"dengan perahu itu. Ea memberitahunya ukuran dan bentuk kapal itu; berdasarkan hal ini, lebar, panjang, dan tinggi kapal menjadi sama. Badai besar menjungkirbalikkan segala sesuatu selama enam hari dan enam malam. Pada hari ketujuh, badai reda. Ut-Napishtim melihat bahwa di luar kapal, "semua telah berubah menjadi lumpur yang lengket". Kapal tersebut terdampar di gunung Nisir.
Menurut catatan Sumeria-Babilonia, Xisuthros atau Khasisatra diselamatkan dari banjir oleh sebuah kapal yang panjangnya 925 meter, bersama keluarganya, teman-temannya, dan berbagai jenis burung dan binatang. Disebutkan bahwa "air meluap hingga ke langit, lautan menutupi pantai, dan sungai meluap dari tepiannya". Dan kapal itu pun akhirnya terdampar di gunung Corydaean.
Menurut catatan Asiria-Babilonia, Ubar Tutu atau Khasisatra diselamatkan bersama keluarga, pembantu, ternaknya, dan binatang-binatang liar dalam sebuah kapal yang panjangnya 600 kubit, tinggi dan lebarnya 60 kubit. Banjir tersebut berlangsung selama 6 hari dan 6 malam. Ketika kapal tersebut mencapai gunung Nizar, merpati yang dilepaskan kem-bali, sedangkan burung gagak tidak kembali.
Berdasarkan beberapa catatan Sumeria, Asiria dan Babylonia, Ut-Napishtim beserta keluarganya selamat dari banjir yang terjadi selama 6 hari dan 6 malam. Dikatakan "Pada hari ketujuh Ut-napishtim melihat keluar. Semuanya sangat sepi. Manusia sekali lagi menjadi lumpur." Ketika kapal terdampar di gunung Nizar, Ut-napishtim mengirim ma-sing-masing seekor burung merpati, burung gagak dan burung pipit. Burung gagak tinggal memakan bangkai, sedangkan dua burung yang lain tidak kembali.
Kebudayaan India:
Dalam epik Shatapatha Brahmana dan Maha-bharata dari India, seseorang bernama Manu diselamatkan dari banjir bersama Rishiz. Menurut legenda, seekor ikan yang ditangkap oleh Manu dan dilepaskannya, tiba-tiba berubah menjadi besar dan menyuruhnya untuk membuat sebuah perahu dan mengikatkan ke tanduknya. Ikan ini dianggap penjelmaan dari dewa Wishnu. Ikan tersebut menarik kapal mengarungi ombak yang besar dan membawanya ke utara, ke gunung Hismavat.
Kebudayaan Wales:
Menurut legenda Wales (dari Wales, wilayah Celtic di Inggris), Dwynwen dan Dwyfach selamat dari bencana besar dengan sebuah kapal. Ketika bah yang amat mengerikan yang terjadi akibat meluapnya Llynllion yang dinamai Danau Gelombang surut, mereka berdua memulai kembali kehidupan di daratan Inggris.
Kebudayaan Skandinavia:
Legenda Nordic Edda mengisahkan tentang Bergalmir dan istrinya yang selamat dari banjir dengan sebuah kapal besar.
Kebudayaan Lithuania:
Dalam legenda Lithuania, diceritakan bahwa beberapa pasang manusia dan binatang diselamatkan dengan berlindung di puncak sebuah gunung yang tinggi. Ketika angin dan banjir yang berlangsung selama dua belas hari dan dua belas malam tersebut mulai mencapai ketinggian gunung yang hampir menenggelamkan mereka yang ada di sana, Sang Pencipta melemparkan sebuah kulit kacang raksasa kepada mereka. Mereka yang ada di gunung tersebut selamat dari bencana dengan
berlayar bersama kulit kacang raksasa ini.
Kebudayaan Cina:
Sumber-sumber bangsa Cina mengisahkan tentang seseorang yang bernama Yao bersama tujuh orang lain, atau Fa Li bersama istri dan anak-anaknya, selamat dari bencana banjir dan gempa bumi dalam sebuah perahu layar. Dikatakan bahwa "seluruh dunia hancur. Air menyembur dan menenggelamkan semua tempat". Akhirnya, air pun surut.
Banjir Nuh dalam Mitologi Yunani:
Dewa Zeus memutuskan untuk memusnahkan manusia yang menjadi semakin sesat, dengan sebuah banjir. Hanya Deucalion dan istrinya Pyrrha yang selamat dari banjir, karena ayah Deucalion sebelumnya telah menyarankan anaknya untuk membuat sebuah kapal. Pasangan ini mendarat di gunung Parnassis sembilan hari setelah menaiki kapal.
Banjir Nabi Nuh dalam Perjanjian Lama
kejadian 6:17-21
6:17 Sebab sesungguhnya Aku akan mendatangkan air bah meliputi bumi untuk memusnahkan segala yang hidup dan bernyawa di kolong langit; segala yang ada di bumi akan mati binasa. 6:18 Tetapi dengan engkau Aku akan mengadakan perjanjian-Ku, dan engkau akan masuk ke dalam bahtera itu: engkau bersama-sama dengan anak-anakmu dan isterimu dan isteri anak-anakmu. 6:19 Dan dari segala yang hidup, dari segala makhluk, dari semuanya haruslah engkau bawa satu pasang ke dalam bahtera itu, supaya terpelihara hidupnya bersama-sama dengan engkau; jantan dan betina harus kaubawa. 6:20 Dari segala jenis burung dan dari segala jenis hewan, dari segala jenis binatang melata di muka bumi, dari semuanya itu harus datang satu pasang kepadamu, supaya terpelihara hidupnya. 6:21 Dan engkau, bawalah bagimu segala apa yang dapat dimakan; kumpulkanlah itu padamu untuk menjadi makanan bagimu dan bagi mereka."
6:22. Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya.
kejadian 7:1-5
7:1. Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Nuh: "Masuklah ke dalam bahtera itu, engkau dan seisi rumahmu, sebab engkaulah yang Kulihat benar di hadapan-Ku di antara orang zaman ini. 7:2 Dari segala binatang yang tidak haram haruslah kauambil tujuh pasang, jantan dan betinanya, tetapi dari binatang yang haram satu pasang, jantan dan betinanya;7:3 juga dari burung-burung di udara tujuh pasang, jantan dan betina, supaya terpelihara hidup keturunannya di seluruh bumi. 7:4 Sebab tujuh hari lagi Aku akan menurunkan hujan ke atas bumi empat puluh hari empat puluh malam lamanya, dan Aku akan menghapuskan dari muka bumi segala yang ada, yang Kujadikan itu."
7:5. Lalu Nuh melakukan segala yang diperintahkan TUHAN kepadanya.
kejadian 7:7-9
7:7 Masuklah Nuh ke dalam bahtera itu bersama-sama dengan anak-anaknya dan isterinya dan isteri anak-anaknya karena air bah itu. 7:8 Dari binatang yang tidak haram dan yang haram, dari burung-burung dan dari segala yang merayap di muka bumi, 7:9 datanglah sepasang mendapatkan Nuh ke dalam bahtera itu, jantan dan betina, seperti yang diperintahkan Allah kepada Nuh.
kejadian 7:14-16
7:14 mereka itu dan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata yang merayap di bumi dan segala jenis burung, yakni segala yang berbulu bersayap; 7:15 dari segala yang hidup dan bernyawa datanglah sepasang mendapatkan Nuh ke dalam bahtera itu. 7:16 Dan yang masuk itu adalah jantan dan betina dari segala yang hidup, seperti yang diperintahkan Allah kepada Nuh; lalu TUHAN menutup pintu bahtera itu di belakang Nuh.
kejadian 7:23
7:23 Demikianlah dihapuskan Allah segala yang ada, segala yang di muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang melata dan burung-burung di udara, sehingga semuanya itu dihapuskan dari atas bumi; hanya Nuh yang tinggal hidup dan semua yang bersama-sama dengan dia dalam bahtera itu.
kejadian 6:18
6:18 Tetapi dengan engkau Aku akan mengadakan perjanjian-Ku, dan engkau akan masuk ke dalam bahtera itu: engkau bersama-sama dengan anak-anakmu dan isterimu dan isteri anak-anakmu.
kejadian 7:7
7:7 Masuklah Nuh ke dalam bahtera itu bersama-sama dengan anak-anaknya dan isterinya dan isteri anak-anaknyakarena air bah itu.
kejadian 7:13
7:13. Pada hari itu juga masuklah Nuh serta Sem, Ham dan Yafet, anak-anak Nuh, dan isteri Nuh, dan ketiga isteri anak-anaknya bersama-sama dengan dia, ke dalam bahtera itu,
kejadian 7:6, 11
7:6 Nuh berumur enam ratus tahun, ketika air bah datang meliputi bumi.
7:11. Pada waktu umur Nuh enam ratus tahun, pada bulan yang kedua, pada hari yang ketujuh belas bulan itu, pada hari itulah terbelah segala mata air samudera raya yang dahsyat dan terbukalah tingkap-tingkap di langit.
kejadian 8:13
8:13. Dalam tahun keenam ratus satu, dalam bulan pertama, pada tanggal satu bulan itu, sudahlah kering air itu dari atas bumi; kemudian Nuh membuka tutup bahtera itu dan melihat-lihat; ternyatalah muka bumi sudah mulai kering.
kejadian 9:28
9:28. Nuh masih hidup tiga ratus lima puluh tahun sesudah air bah. 9:29 Jadi Nuh mencapai umur sembilan ratus lima puluh tahun, lalu ia mati.
Menurut Perjanjian Lama, sesuai dengan pernyataan bahwa “semua makhluk di dunia akan mati” dalam sebuah banjir yang menggenangi seluruh permukaan bumi, maka seluruh manusia dihukum, dan yang selamat hanya mereka yang menaiki bahtera bersama Nuh. Saya mempunyai suatu perspektif bahwa kata "semua" ini menunjukkan bahwa bangsa-bangsa selain bani Israel adalah bangsa-bangsa berdosa sehingga kata "semua mahkluk akan dimusnahkan" dipakai dalam kitab-kitab mereka. Hal ini diperkuat dengan apa yang tercantum dalam Injil:
galatia 2:15
2:15 Menurut kelahiran kami adalah orang Yahudi dan bukan orang berdosa dari bangsa-bangsa lain.
Sayangnya Allah telah menyangkalnya dalam AlQuran tentang kriteria kaum yang berdosa yang mana hanya Allah yang bisa menentukannya.
Maka jika mereka mendustakan kamu, katakanlah: "Tuhanmu mempunyai rahmat yang luas; dan siksa-Nya tidak dapat ditolak dari kaum yang berdosa." (QS. 6:147 )
Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: "Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya." Katakanlah: "Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?" (Kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia(biasa) diantara orang-orang yang diciptakan-Nya. Dia mengampuni bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Kepunyaan Allah-lah kerajaan antara keduanya. Dan kepada Allah-lah kembali (segala sesuatu). (QS. 5:18 )
Katakanlah: "Hai orang-orang yang menganut agama Yahudi, jika kamu mendakwakan bahwa sesungguhnya kamu sajalah kekasih Allah bukan manusia-manusia yang lain, maka harapkanlah kematianmu, jika kamu adalah orang-orang yang benar." (QS. 62:6 )
Menurut kitab kejadian 7:14-16 secara literal disebutkan bahwa segala binatang liar (tentunya termasuk serigala, singa, harimau, ular kobra, buaya) dan binatang melata (tentunya termasuk kalajengking berbisa, laba-laba, cecak, ular python, ular derik, lintah, dll) dimasukkan kedalam kapal nabi Nuh. Apakah kelihatan tidak berbahaya bagi penumpang kapal dan juga adanya hewan-hewan buas pemangsa (karnivora) yang bisa memangsa satu sama lain dan dapat memenuhi kapal? Dan bagaimana mereka bisa bertahan di atas kapal tanpa habitat aslinya selama 1 tahun 1 bulan?
Juga menurut kitab Pentateuch ini pada pasal kejadian 6:17-21, 7:7-9, 7:14-16, Nuh secara tepat memasukkan hewan-hewan yang sepasang-sepasang, akan tetapi kemudian menjadi berkontradiksi (berubah menjadi) tujuh pasang (bukan sepasang lagi) untuk hewan yang tidak haram ("clean", BBE) dan sepasang untuk hewan yang haram ("unclean", BBE) pada ayat kejadian 7:1-5.
Hal ini menimbulkan pertanyaan? Apakah Allah berfirman secara tidak konsisten dalam satu kejadian dengan satu waktu yang sama? ataukah bani Israil bermaksud mengubah ayat-ayat namun karena ketidaktelitian dan keluguan mereka, maka hal ini menunjukkan bahwa bani Israil terindikasi telah mengubah-ubah perkataan jika ayat diatas tidak mempunyai pengertian yang konsisten.
Logika atau alasan yang masuk akal kenapa suatu kejadian yang sama di waktu yang sama bisa mempunyai dua pengertian, tidak lain hal ini menunjukkan 2 kemungkinan, setidaknya bagi saya pribadi, bahwa bani Israel mencoba mengklaim bahwa Nuh as adalah penganut ajaran Taurat (sebagai nenek moyangnya) atau klaim lain untuk penyesuaian bagi adat mereka yang diharamkan oleh Allah SWT untuk memakan hewan-hewan tertentu setelah diturunkannya Taurat untuk menunjukkan kontinyuitas ajaran Taurat sejak masa nabi Nuh as. Mari kita simak apa yang terdapat dalam kitab Pentateuch mereka dan dari Quran:
imamat 20:24-26
20:24 Tetapi kepadamu Aku telah berfirman: Kamulah yang akan menduduki tanah mereka dan Akulah yang akan memberikannya kepadamu menjadi milikmu, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya; Akulah TUHAN, Allahmu, yang memisahkan kamu dari bangsa-bangsa lain.
20:25 Kamu harus membedakan binatang yang tidak haram dari yang haram, dan burung-burung yang haram dari yang tidak haram, supaya kamu jangan membuat dirimu jijik oleh binatang berkaki empat dan burung-burung dan oleh segala yang merayap di muka bumi, yang telah Kupisahkan supaya kamu haramkan.
20:26 Kuduslah kamu bagi-Ku, sebab Aku ini, TUHAN, kudus dan Aku telah memisahkan kamu dari bangsa-bangsa lain, supaya kamu menjadi milik-Ku.
ulangan 14:1-21
14:1. "Kamulah anak-anak TUHAN, Allahmu; janganlah kamu menoreh-noreh dirimu ataupun menggundul rambut di atas dahimu karena kematian seseorang; 14:2 sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu, dan engkau dipilih TUHAN untuk menjadi umat kesayangan-Nya dari antara segala bangsa yang di atas muka bumi." 14:3 "Janganlah engkau memakan sesuatu yang merupakan kekejian. 14:4 Inilah binatang-binatang berkaki empat yang boleh kamu makan: lembu, domba dan kambing;
14:5 rusa, kijang, rusa dandi, kambing hutan, kijang gunung, lembu hutan dan domba hutan. 14:6 Setiap binatang berkaki empat yang berkuku belah--yaitu yang kukunya bersela panjang menjadi dua--dan yang memamah biak di antara binatang-binatang berkaki empat, itu boleh kamu makan. 14:7 Tetapi inilah yang tidak boleh kamu makan dari antara yang memamah biak atau dari antara yang berbelah dan bersela kukunya: unta, kelinci hutan dan marmot, karena semuanya itu memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram semuanya itu bagimu. 14:8 Juga babi hutan, karena memang berkuku belah, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan janganlah kamu terkena bangkainya. 14:9 Inilah yang boleh kamu makan dari segala yang hidup di dalam air; segala yang bersirip dan bersisik boleh kamu makan, 14:10 tetapi segala yang tidak bersirip atau bersisik janganlah kamu makan; haram semuanya itu bagimu. 14:11 Setiap burung yang tidak haram boleh kamu makan. 14:12 Tetapi yang berikut janganlah kamu makan: burung rajawali, ering janggut dan elang laut; 14:13 elang merah, elang hitam dan burung dendang menurut jenisnya; 14:14 setiap burung gagak menurut jenisnya; 14:15 burung unta, burung hantu, camar dan elang sikap menurut jenisnya; 14:16 burung pungguk, burung hantu besar, burung hantu putih; 14:17 burung undan, burung ering dan burung dendang air;
14:18 burung ranggung, dan bangau menurut jenisnya, meragai dan kelelawar. 14:19 Juga segala binatang mengeriap yang bersayap, itupun haram bagimu, jangan dimakan. 14:20 Segala burung yang tidak haram boleh kamu makan. 14:21 Janganlah kamu memakan bangkai apapun, tetapi boleh kauberikan kepada pendatang yang di dalam tempatmu untuk dimakan, atau boleh kaujual kepada orang asing; sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu. Janganlah kaumasak anak kambing dalam air susu induknya."
imamat 11:1-47
Silahkan baca sendiri di Perjanjian Lama......
Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku, (yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya dia (Nuh) adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur. (QS. 17:2-3 )
AlQuran juga secara jelas menyatakan bagaimana sikap kebiasaan bani Israil/Yahudi yang suka menentu-nentukan sendiri keharaman dan kehalalan suatu hewan sebelum diturunkan Taurat:
Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil melainkan makanan yang diharamkan oleh Israil (Ya'qub) untuk dirinya sendiri sebelum Taurat diturunkan. Katakanlah: "(Jika kamu mengatakan ada makanan yang diharamkan sebelum turun Taurat), maka bawalah Taurat itu, lalu bacalah dia jika kamu orang-orang yang benar." (QS. 3:93 )
Dan mereka mengatakan: "Inilah hewan ternak dan tanaman yang dilarang; tidak boleh memakannya, kecuali orang yang kami kehendaki", menurut anggapan mereka, dan ada binatang ternak yang diharamkan menungganginya dan ada binatang ternak yang mereka tidak menyebut nama Allah waktu menyembelihnya, semata-mata membuat-buat kedustaan terhadap Allah. Kelak Allah akan membalas mereka terhadap apa yang selalu mereka ada-adakan. Dan mereka mengatakan: "Apa yang ada dalam perut binatang ternak ini adalah khusus untuk pria kami dan diharamkan atas wanita kami," dan jika yang dalam perut itu dilahirkan mati, maka pria dan wanita sama-sama boleh memakannya. Kelak Allah akan membalas mereka terhadap ketetapan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (QS. 6:138-139 )
(yaitu) delapan binatang yang berpasangan, sepasang domba, sepasang dari kambing. Katakanlah: "Apakah dua yang jantan yang diharamkan Allah ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya?" Terangkanlah kepadaku dengan berdasar pengetahuan jika kamu memang orang-orang yang benar, dan sepasang dari unta dan sepasang dari lembu. Katakanlah: "Apakah dua yang jantan yang diharamkan ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya? Apakah kamu menyaksikan di waktu Allah menetapkan ini bagimu? Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan ?" Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (QS. 6:143-148 )
Ada suatu indikasi bahwa karena angka 7 merupakan bilangan keramat bangsa Yahudi (dibuktikan dengan hari Sabat, jumlah sujud, jumlah hari, jumlah bulan, jumlah tahun, jumlah keluarga, jumlah anak, jumlah pohon korma, umur nabi-nabi, jumlah sesepuh bani Israel, jumlah suku, jumlah pasukan, jumlah lembu dan domba, jumlah lampu, jumlah berat perak, jumlah percikan yang (hampir atau semuanya) selalu mengandung angka tujuh) sehingga Yahudi membawa-bawa adat mereka untuk dimasukkan kedalam kisah nabi Nuh (yang secara kronologis jaman bukanlah nabi mereka) untuk menguatkan eksistensi mereka. Sebagai pelengkap suatu sudut pandang, apa yang pernah dilakukan oleh Abraham menunjukkan kesamaan persepsi dengan 'kepercayaaan /kebiasaan' bangsa Yahudi terhadap bilangan 7.
kejadian 12:28-30
21:28 Tetapi Abraham memisahkan tujuh anak domba betina dari domba-domba itu. 21:29 Lalu kata Abimelekh kepada Abraham: "Untuk apakah ketujuh anak domba yang kaupisahkan ini?" 21:30 Jawabnya: "Ketujuh anak domba ini harus kauterima dari tanganku untuk menjadi tanda bukti bagiku, bahwa akulah yang menggali sumur ini."
Menurut kitab Taurat jumlah orang yang masuk ke dalam kapal adalah delapan orang, yaitu Nuh, Sem, Ham, Yafet, istri Nuh, dan ketiga istri anaknya dan umur Nuh adalah 600 tahun pada waktu kejadian air bah.
Banjir Nabi Nuh dalam Perjanjian Baru
2 petrus 2:5
2:5 dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik;
Cross check :
Dan terpisah, bukan di bumi yang telah tua, tetapi selamatlah Nuh sebagai orang yang ke delapan, seorang penyeru kesalehan, membawa dalam banjir ke atas dunia yang tidak taat pada Tuhan. (Peter kedua 2:5 )
1 petrus 3:20
3:20 yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.
Cross check :
Di saat mereka itu ingkar (tidak mentaati), ketika suatu masa Tuhan lama menderita menunggu di masa Nuh, sembari perahu dipersiapkan, dalam jumlah beberapa, delapan jiwa diselamatkan oleh air. (Peter pertama 3:20 ).
matius 24:37-39
24:37 "Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. 24:38 Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, 24:39 dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.
Cross check :
Tetapi, pada masa Nabi Nuh, dan juga kedatangan seorang anak laki-laki. Dan pada hari- hari di mana mereka sebelum datangnya banjir, mereka makan dan minum, mereka menikah dan saling memberi dalam pernikahan itu, hingga datanglah suatu waktu ketika Nuh masuk ke dalam perahu, dan mengertilah dia tidak lebih hingga datangnya banjir, dan dia membawa mereka semua menjauh, demikian juga dengan datangnya seorang anak lelaki itu. (Matius 24:37-39 ).
lukas 17:26-27
17:26 Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia: 17:27 mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.
Cross check :
Dan sebagaimana pada hari-hari masa Nuh, dan seharusnya juga juga pada masa seorang anak laki-laki. Mereka makan, minum, menikahi isteri, mereka saling diberi dalam perkawinan, hingga datanglah suatu hari ketika Nuh memasuki perahu, dan banjir datang, dan menghancurkan mereka semua. (Lukas 17: 26-27 ).
2 petrus 3:5-6
3:5 Mereka sengaja tidak mau tahu, bahwa oleh firman Allah langit telah ada sejak dahulu, dan juga bumi yang berasal dari air dan oleh air, 3:6 dan bahwa oleh air itu, bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah.
Cross check :
Dikarenakan mereka mengabaikan, bahwa dengan kata Tuhan surga-surga menjadi tua, dan bumi mempertahankan air dan berada di dalam air: Di mana bumi kemudian, diluapi dengan banjir, dibinasakan. (Peter kedua 3:5-6 ).
Semua legenda dan kisah dalam kitab-kitab mengindikasikan sebuah realitas sejarah yang konkret. Dalam sejarah, setiap masyarakat menerima risalah, setiap insan menerima wahyu suci, sehingga banyak kaum yang mengetahui peristiwa Banjir Nuh. Sayangnya, begitu manusia berpaling dari esensi wahyu suci, catatan tentang peristiwa banjir besar pun mengalami banyak perubahan versi dan berubah menjadi legenda dan mitos seperti yang ditunjukkan dalam berbagai versi cerita diatas. Bahkan terjemahan dalam Injilpun, secara esensi (maknawi) bisa berbeda satu sama lain? Jadi pengertian mana yang harus dipakai, karena misalnya pengertian roh, yang dimaksud roh itu apakah roh betulan, jin/syetan, malaikat atau seorang manusia?
Bagaimana dengan pandangan Quran sendiri, berikut beberapa penjelasan dari hal tersebut:
Lalu Kami wahyukan kepadanya: "Buatlah bahtera di bawah penilikan dan petunjuk Kami, maka apabila perintah Kami telah datang dan tanur telah memancarkan air, maka masukkanlah ke dalam bahtera itu sepasang dari tiap-tiap (jenis), dan (juga) keluargamu, kecuali orang yang telah lebih dahulu ditetapkan (akan ditimpa azab) di antara mereka. Dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim, karena sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan. (QS. 23:27 )
Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman: "Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman." Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit. Dan Nuh berkata: "Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya." Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir." Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang." Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.
Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya." Allah berfirman: "Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan."
Itu adalah di antara berita-berita penting tentang yang ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah; sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. 11:40-43, 46, 49 )
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim. Maka Kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu dan Kami jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia. (QS. 29:14-15 )
Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya). (QS. 7:64 )
Sesungguhnya Kami, tatkala air telah naik (sampai ke gunung) Kami bawa (nenek moyang) kamu, ke dalam bahtera, agar Kami jadikan peristiwa itu peringatan bagi kamu dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar. (QS. 69:11-12 )
Sumber : Faithfreedom
ASTAGHFIRULLOHH... Islam tidak seperti apa yang anda pikirkan. tapi, islam adalah air ketika anda berada dalam lemabah kehausan. jangan kau cerca ia tapi kau butuhkan ia sebagai penyambung hidupmu.
BalasHapuszalikal kitabula roibafi...ini lah kitab yg tidak ada keraguan di dalamnya... jika memang ini bukan mukjizat tuhan alam semesta, maka sewajarnya banyak org yg hafal dengan lantang walau pun seorang anak kecil sekalipun... jgn kami sebut berapa byk yg penghafal kitab kami dalam dunia... bs sebut kan brp org kitab anda jika memang kitab yg anda agung2kan sebagai mukjizat !!!! yg kitab dahulu babi di haramkan tp skrg lbh spesifik babi hutan !!! ini baru satu contoh satu.... semoga yg membaca menjadi berilmu..dan makin tinggi ilmu seseorang yakin lah..... iman anda akan goyah dengan kebenaran kitab yg sebenarnya sebagai mukjizat dari tuhan semesta alam... allah..ya..karim... salam hangat...
BalasHapusTuhan (allah) itu pencipta bumi, langit dan segala isinya, Tuhan (allah) itu bukan manusia, Yg punya surga itu tuhan(allah) karena beriman kepada allah lah makanya nabi Isa AS masuk surga. Lagian yg lo sembah disalib itu syam'un pengkhianat nabi Isa AS.
BalasHapusDasar otak nya setengah..
betul apa yang anda bilang, injil(versi asli)= alquran. tapi sayang .... akibat ulah para tangan tangan jahil,.. injil jadi penuh kontradiksi.
BalasHapusSebelum omong agama orang lain.. mata penulis lihat dulu ini dan pakai nalar..
BalasHapus6:6. maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. 6:7 Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka."
Tuhan kok menyesal? Jangan2 Tuhan menciptakan umat macam kamu malah menyesal
Maha benar Allah dengan segala firmannya...
BalasHapusBagus. Benarlah kiranya bahwa Al Qur'an itu penutup semua Kitab Suci, menyempurnakan dan menjelaskan dari kitab Suci-Kitab Suci sebelumnya. Tidak diragukan. Yang perlu diperbaiki adalah sudut pandang terhadap Al Qur'an sebagai penggenap kitab Suci itu sendiri. Bagus, tetapi harus dicermati wawasan dan analisanya dengan hati jernih penuh kesungguhan dan kejujuran kepada Tuhan.
BalasHapusyang ikut masuk ke dalam kapal hanya nuh dan keluarganya, sementara di alquran malah ditambah sampai 78 orang ,
BalasHapuskelihatannya ayat pada alquran hanya diatur sesuai dgn deskriptif dari hadist2 muhammad tentang kafir, jahudi, nasrani dan syariat..
air bah itu menenggelamkan seluruh bumi , bukan seperti yang dikatakan alquran yaitu menenggelamkan umat nabi nuh as
tahun 2016 nabi nuh mrpkn problem yang memperlihatkan bahwa alquran hanya terdeskripsi oleh muhammad saw dan pengikut di awal islam, bukan dari kisah sejarah sebenarnya (alquran = editan)