Kenapa Islam bila diamalkan 100%, dapat membuat hancur PERSATUAN & TOLERANSI?
Bila Islam itu sebenarnya merusak, bagaimana ia dapat diklaim sebagai "agama rahmat dan agama sempurna"?
Apakah "AGAMA SEMPURNA" adalah agama yang tidak boleh diamalkan 100%?
Seorang muslim, agar dapat hidup harmonis di tengah masyarakat yang majemuk, ia harus melupakan ajaran-ajaran Islamnya. Karena kalau tidak, dia tidak akan bisa hidup harmonis di tengah masyarakat majemuk.
Sebagai muslim sejati, ia tidak seharusnya mau dipimpin oleh orang kafir. Dia tidak boleh bekerja di perusahaan yang bosnya kafir. Dia harus memanggil bosnya, "Hai kafir, laknatullah bahan bakar api neraka". Kepada teman-teman sekantornya, atau kepada tetangga-tetangganya yang non-muslim, dia tidak boleh berteman baik dan seharusnya dia menyapa mereka dengan panggilan, "Hai kafir!"
Sebagai muslim sejati, sewaktu hari raya umat lain, dia tidak boleh memberikan ucapan selamat, apalagi sampai menghadiri perayaan mereka.
Sebagai muslim sejati, dia harus membunuh setiap orang yang menolak ketika diajak beriman dan menolak bayar upeti sebagai ganti keimanan.
Sebagai muslim sejati, dia diperkenankan memperkosa perempuan-perempuan kafir.
Sebagai muslim sejati, dia tidak seharusnya menziarahi Borobudur atau Prambanan, tapi dia harus menghancurkan peninggalan-peninggalan nenek moyang tersebut karena Islam menganggapnya MUSYIRIK.
Sebagai muslim sejati, dia harus membenci TARI JAIPONG, dll karena Islam menganggap itu semua sebagai "PENGUMBAR SYAHWAT LAKI-LAKI".
Sebagai muslim sejati, dia harus membenci alat-alat musik warisan nenek moyang, seperti gamelan, angklung, dll. karena Islam menganggap haram alat-alat musik itu. Satu-satunya yang dihalalkan dalam Islam hanyalah rebana, alat musik khas Arab.
Sebagai muslim sejati, dia harus menolak memberi hormat kepada bendera, karena Muhammad mengajarkan bahwa hormat kepada selain Alloh adalah syirik. Hormat dan sujud menyembah hanya boleh diarahkan ke kota Arab, tidak boleh kepada yang lain.
Sebagai muslim sejati, dia harus membenci bahasanya sendiri, dan harus melestarikan bahasa Arab sebagai bahasa sehari-harinya. Lidah dibuat kearab-araban, wajah dibuat kearab-araban, dan cara berpakaian pun juga dibuat kearab-araban. Dinding-dinding rumah dihiasi dengan tulisan-tulisan Arab dan simbol-simbol Arab. Model bangunan pun dibuat ala Timur Tengah (Arab).
Dan masih banyak lagi, hal-hal yang bila diamalkan utuh, dapat menghancurkan sendi-sendi bangsa.
Itulah kenapa, muslim yang punya hati harus melupakan dulu ajaran Islamnya agar dia dapat menjadi MANUSIA BAIK.
Tergantung kita, ingin menjadi MANUSIA BAIK atau ingin menjadi MUSLIM BAIK?
Menjadi MUSLIM BAIK berarti ia harus menjadi MANUSIA JAHAT.
Menjadi MANUSIA BAIK berarti ia harus melupakan ajaran-ajaran Islam.
Bila Islam itu sebenarnya merusak, bagaimana ia dapat diklaim sebagai "agama rahmat dan agama sempurna"?
Apakah "AGAMA SEMPURNA" adalah agama yang tidak boleh diamalkan 100%?
Seorang muslim, agar dapat hidup harmonis di tengah masyarakat yang majemuk, ia harus melupakan ajaran-ajaran Islamnya. Karena kalau tidak, dia tidak akan bisa hidup harmonis di tengah masyarakat majemuk.
Sebagai muslim sejati, ia tidak seharusnya mau dipimpin oleh orang kafir. Dia tidak boleh bekerja di perusahaan yang bosnya kafir. Dia harus memanggil bosnya, "Hai kafir, laknatullah bahan bakar api neraka". Kepada teman-teman sekantornya, atau kepada tetangga-tetangganya yang non-muslim, dia tidak boleh berteman baik dan seharusnya dia menyapa mereka dengan panggilan, "Hai kafir!"
Sebagai muslim sejati, sewaktu hari raya umat lain, dia tidak boleh memberikan ucapan selamat, apalagi sampai menghadiri perayaan mereka.
Sebagai muslim sejati, dia harus membunuh setiap orang yang menolak ketika diajak beriman dan menolak bayar upeti sebagai ganti keimanan.
Sebagai muslim sejati, dia diperkenankan memperkosa perempuan-perempuan kafir.
Sebagai muslim sejati, dia tidak seharusnya menziarahi Borobudur atau Prambanan, tapi dia harus menghancurkan peninggalan-peninggalan nenek moyang tersebut karena Islam menganggapnya MUSYIRIK.
Sebagai muslim sejati, dia harus membenci TARI JAIPONG, dll karena Islam menganggap itu semua sebagai "PENGUMBAR SYAHWAT LAKI-LAKI".
Sebagai muslim sejati, dia harus membenci alat-alat musik warisan nenek moyang, seperti gamelan, angklung, dll. karena Islam menganggap haram alat-alat musik itu. Satu-satunya yang dihalalkan dalam Islam hanyalah rebana, alat musik khas Arab.
Sebagai muslim sejati, dia harus menolak memberi hormat kepada bendera, karena Muhammad mengajarkan bahwa hormat kepada selain Alloh adalah syirik. Hormat dan sujud menyembah hanya boleh diarahkan ke kota Arab, tidak boleh kepada yang lain.
Sebagai muslim sejati, dia harus membenci bahasanya sendiri, dan harus melestarikan bahasa Arab sebagai bahasa sehari-harinya. Lidah dibuat kearab-araban, wajah dibuat kearab-araban, dan cara berpakaian pun juga dibuat kearab-araban. Dinding-dinding rumah dihiasi dengan tulisan-tulisan Arab dan simbol-simbol Arab. Model bangunan pun dibuat ala Timur Tengah (Arab).
Dan masih banyak lagi, hal-hal yang bila diamalkan utuh, dapat menghancurkan sendi-sendi bangsa.
Itulah kenapa, muslim yang punya hati harus melupakan dulu ajaran Islamnya agar dia dapat menjadi MANUSIA BAIK.
Tergantung kita, ingin menjadi MANUSIA BAIK atau ingin menjadi MUSLIM BAIK?
Menjadi MUSLIM BAIK berarti ia harus menjadi MANUSIA JAHAT.
Menjadi MANUSIA BAIK berarti ia harus melupakan ajaran-ajaran Islam.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !