Pemerkosa dibebaskanLaporan
dari Reuters: Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun berhubungan
dengan seseorang dari suku lain, karena itu ia "menghina kehormatan suku
yang hebat lewat berteman dengan perempuan suku mereka." Akibatnya, 12
laki-laki memperkosa saudara perempuan anak laki-laki itu, Mukhatarn
Mai. Mereka melakukan itu untuk "menyamakan kedudukan". Sekarang
pengadilan Pakistan membebaskan selusin pemerkosa. Itu termasuk 6 orang
yang sudah terbukti melakukan kejahatan itu. Tapi sekarang mereka
menghirup udara bebas seperti warga beradab dan berkeliaran di
jalan-jalan.
Gerombolan ini memperkosa perempuan itu. Tapi
sekarang mereka menikmati kebebasan. Itulah Pakistan. Hal ini terlalu
sering terjadi di Pakistan. Presiden Pakistan menyatakan pada wartawan
bahwa ia sedang bekerja keras untuk memberantas kebiasaan seperti itu
karena menyebabkan negaranya tidak terlihat baik pada negara beradab
lainnya di planet ini.
Terlihat baik? Bagaimana dengan perempuan
yang diperkosa? Adakah perhatian mengenai kesejahteraannya, tuan
presiden? Pengadilan tinggi Pakistan di Punjab memberitahu para
pemerkosa itu bahwa mereka dapat bebas Jumat yang lalu.
Hal ini bukan peristiwa yang langka.
Sering
kali terdapat "kekurangan bukti" pada kasus pemerkosaan dan "membunuh
demi kehormatan" dimana laki-laki kriminal dibebaskan. Membunuh demi
kehormatan adalah pembantaian seorang perempuan oleh para laki-laki suku
tertentu waktu perempuan tersebut dianggap menghina keluarga tersebut.
Tenggorokannya
dapat digorok. Kepalanya dapat "dilubangi" dengan peluru. Stadium sepak
bola di Irak pada masa Saddam Hussein sering digunakan untuk membantai
perempuan yang bersalah, biasanya lewat lubang peluru di kepala. Dengan
kata lain, di daerah basis kekuatan muslim tertentu, perempuan dianggap
seperti tahi. Mereka dikandung dalam rahim ibunya dengan kutuk 10x lipat
karena kehadiran mereka. Kenyataannya, akan lebih baik jika mereka
tidak pernah dikandung sama sekali. Kehadiran mereka di bumi ini setiap
hari dihantui oleh rasa takut yang tidak terucapkan.
Sekarang
para pemerkosa tersebut telah dibebaskan, maka Mai khawatir akan
hidupnya. Dimanakah ia dapat bersembunyi? Kemanakah ia dapat melarikan
diri? Akankah mereka datang mengejarnya kembali - gaya pemerkosaan
masal?
"Pengadilan pertama sebelum pengadilan anti terorisme pada
2002 memutuskan bahwa Mai telah diperkosa masal berdasarkan perintah
dari dewan tradisional desa setelah saudara laki-lakinya -pada waktu itu
berusia 12 tahun- diputuskan telah menghina kehormatan suku yang hebat
lewat berteman dengan perempuan suku mereka."
"Enam laki-laki
semula terbukti bersalah dan dijatuhi hukuman mati, tapi kemudian 5
orang dibebaskan melalui naik banding ke pengadilan propinsi Punjab,
yang menyatakan kurang bukti. Laki-laki yang keenam hukuman mati nya
diganti menjadi penjara seumur hidup."
"Pemerkosaan masal dan
membunuh demi kehormatan adalah hal biasa di pedalaman Pakistan. Pada
sebagian besar kasus, para pelakunya dibebaskan karena ketidakmampuan
polisi dan cacat pada sistim hukum, seperti yang menjadi sorotan pada
kasus ini."
"Presiden Pervez Musharraf yang mencoba menampilkan
Pakistan sebagai negara muslim yang moderat dan progresif, memberikan
perhatian khusus pada kasus ini, mengatakan bahwa kasus ini mencemarkan
muka negara di luar negeri."
Sekali lagi: muka negara? Bagaimana dengan kesejahteraan perempuan itu?
Diulang kembali: perempuan tidak dianggap sedemikian berharga dalam masyarakat muslim.
Sebenarnya
mereka lebih buruk dari sampah masyarakat. Mereka dikandung dengan 10
kutukan. Kutuk-kutuk ini ada dalam bentuk masyarakat tahu mereka adalah
perempuan. Pada waktu seorang perempuan menikah, satu kutuk diangkat,
sisanya tetap ada seumur hidup.
Karena itu, kehadiran di bumi
bagi para perempuan lebih buruk daripada kematian. Mereka diasingkan
untuk bernapas dibalik cadar. Mereka memakai pakaian khusus dari kepala
sampai kaki. Mereka harus melekat pada setiap laki-laki dalam suku
mereka; jika tidak, mereka akan ditembak kepalanya. Stadium sepak bola
pada masa rejim Saddam Hussein sering digunakan untuk menembak perempuan
di kepala. Suami atau saudara laki-laki atau paman dapat menarik
pelatuk pistolnya. "Membunuh demi kehormatan" sangat populer pada
laki-laki Islam yang menyimpulkan seorang perempuan dalam keluarga telah
mempermalukan rumah tangganya. Apapun dapat dituduhkan pada perempuan
tersebut. Lalu perempuan itu dibunuh, tenggorokannya digorok atau dengan
cara lainnya.
Karena itulah, waktu Komite Koordinasi Gerakan
Mahasiswa untuk Demokrasi di Iran memberitahu media dunia bahwa pimpinan
Islam akan meningkatkan gerakan penindasan terhadap perempuan, kita
hanya dapat membayangkan satu bagian lain dari neraka dijatuhkan pada
perempuan negara itu. Ini dikenal sebagai Kebijaksanaan Apartheid Jenis
Kelamin. Tindakan ini akan diperkuat dengan pembatasan melalui Pemisahan
Sex yang diarahkan pada perempuan.
Kejahatan ini dipaksakan
terutama oleh para ulama Islam. Kejahatan ini sesuai dengan penafsiran
quran yang ketat, legalistik, seperti sekte pembunuh, dan aturan Islam
diluar quran dari 14 abad yang lampau dari suku-suku Saudi Arabia yang
menjadi "pusat dari Islam."
Umat di mesjid semakin sering
mendengar pidato gila dari ulama yang diarahkan untuk menghina dan
menodai perempuan. Khotbahnya sudah pasti gerutu anti perempuan yang
dikumandangkan pada hari Jumat waktu "sholat jamaah." Tujuannya adalah
untuk "menggerakkan para umat menjalankan apa yang telah sah sebagai
'menghormati nilai-nilai Islam dan moralitas'" sebagai prioritas utama.
Tentu saja kalimat itu adalah bahasa isyarat untuk merendahkan
perempuan.
Sekarang ada polisi yang bertugas untuk menangkap
perempuan yang melanggar aturan ini. Polisi ini dikenal sebagai "Pasukan
Moral." Mereka sangat terkenal akan kekejamannya. Semuanya ini
dibiarkan dan benar-benar didukung oleh agama Islam.
Orang yang
mempelajari agama-agama di dunia, sekarang dengan meningkatnya
pengetahuan akan Islam, menyimpulkan bahwa Islam bukanlah seperti agama
di dunia pada umumnya, melainkan seperti sekte yang jelas-jelas ingin
membunuh dengan tujuan untuk membunuh setiap non-muslim dan muslim
pengecut yang tidak mau ikut serta dalam pembantaian orang kafir.
Pasukan
Moral adalah bukti lain kegilaan berdasarkan Islam. Pasukan ini adalah
bagian dari kegilaan yang sangat jahat yang diproklamirkan sebagai
sesuatu yang sah, walaupun mengkhianati anggota masyarakatnya sendiri -
perempuan.
Sementara itu National Organization for
Women/Organisasi Nasional untuk Perempuan (NOW) dan kaum feminis lainnya
di dunia tidak mengeluh sedikit pun mengenai kekejaman Islam terhadap
perempuan. Sungguh luar biasa. Organisasi seperti NOW menghabiskan waktu
dan energi mereka membela membunuh bayi dalam kandungan karena itu
mereka tidak mempunyai waktu ataupun energi untuk memerangi kejahatan
sebenarnya yang ditujukan kepada sesama perempuan.
Hal ini tidak
dapat dimengerti tapi memang begitulah kenyataannya. Organisasi ini
menyatakan bahwa mereka membela hak-hak perempuan tapi sangat tidak
melihat kekejaman yang sangat nyata terhadap perempuan yang dilakukan
dalam nama Islam, Allah dan quran. Kunjungilah "Women History and
Conditions" di bagian "About Iran" dari website SMCCDI untuk informasi
lebih lanjut mengenai kasus perempuan di Iran.
Perhatikan ini:
Sekolah muslim menghasilkan pembunuh di seluruh penjuru bumi.
Sekolah-sekolah ini adalah pencetak pembunuh. Sekolah ini terdiri dari
anak-anak. Mereka membungkuk diatas sebuah buku seperti sedang belajar
sejarah dunia. Sebaliknya, mereka sedang mempelajari quran. Mereka
sedang membaca kata-kata Allah nya Quran.
Mereka sedang di
indoktrinasi bagaimana caranya menghabisi non-muslim. Ini dimulai pada
waktu mereka masih sangat muda. Contohnya di Pakistan, pelajaran ini
terus berlangsung. Pemboman London baru-baru ini diyakini penyebabnya
adalah cuci otak melawan non-muslim. Karena itu para penyelidik berusaha
semaksimal mungkin untuk mengungkapkan semakin berkembangnya akademi
pembunuh dalam Islam. Para penyelidik menekan pemerintah Pakistan untuk
menghancurkan sekolah ini.
Tapi hal ini sangat sulit bagi
presiden Pakistan Pervez Musharraf karena ia telah diancam oleh para
muslim pembunuh. Mengapa nyawanya menjadi dalam bahaya? Karena ia
bekerja sama dengan orang barat terutama dalam usaha mengungkapkan para
muslim pembunuh di dunia. Ini tidak dapat ditolerir oleh muslim.
Musharraf telah menunjukkan dirinya sebagai muslim pengecut, karena itu
ia harus dilenyapkan.
Allah nya quran menyatakan bahwa muslim
yang berpaling dari membantai non-muslim harus dibunuh. Karena itu semua
staf pemerintahan Pakistan setiap hari dalam ketakutan akan dibunuh
karena bernegosiasi dengan non-muslim. Jadi sekarang roda berputar ke
pihak setan. Indoktrinasi terus berlangsung. Anak muda diajar sedini
mungkin bahwa kaum mereka yang pengecut harus dibunuh jika tidak ikut
memerangi kafir.
Orang Yahudi dipisahkan sendiri sebagai
"babi-Yahudi" merupakan
"keturunan monyet." Karena
orang Yahudi adalah orang hina yang sedemikan rendahnya, maka orang
Yahudi harus dilenyapkan dari planet ini, dimulai dari yang ada di
Israel.
Itulah sebabnya Otoritas Palestina terus menayangkan
program tetap di TV untuk melawan dan bagaimana membunuh Yahudi.
Anak-anak duduk nonton TV berjam-jam untuk menonton acara cuci otak ini.
Pemimpin Otoritas Palestina memberitahu media mereka mencoba
mengurangi program televisi tersebut; tapi kita dapat menduga seberapa
jauh usaha mereka ini karena Hamas doanya sama saja seperti isi acara
televisi tersebut.
Di negara muslim, jumlah kaum muda jauh lebih
besar daripada yang usia menengah dan yang lebih tua. Jumlah yang banyak
ini terdiri dari pemuda dan akibatnya banyak sekali pasukan untuk
membunuh semua non-muslim. Inilah yang dihadapi negara non-muslim. Musuh
dalam jumlah besar dimulai dari anak kecil yang "diajar" oleh calon
pembunuh yang berpakaian khusus seperti guru.
Selain sekolah juga
ada kamp pelatihan. Di kamp ini ada panduan bagaimana cara menggorok
kafir, bagaimana cara menggulingkan pemerintah, dan bagaimana cara
mempersembahkan tubuh seseorang dgn pengorbanan secara bunuh diri kepada
Allah nya quran. Pengorbanan ini akan memastikan keabadian laki-laki
bersenang-senang dgn para playboy bunny dalam pesta sex yang tidak
berkesudahan. Tidak ada imbalan bagi para perempuan yang bunuh diri
karena dalam Islam perempuan dianggap sebagai sampah bumi.
Lalu
propaganda yang diberikan sekolah Islam kepada orang barat. Anggaplah
seperti pelayanan masyarakat yang berbohong setiap hari melalui website
Council on American-Islamic Council/Dewan Islam Amerika (CAIR). Apa yang
dapat dibaca disitu, jika dibalik itulah kebenarannya. Jika CAIR
mengatakan bahwa Islam adalah agama damai, pembaca dapat menyimpulkan
bahwa Islam adalah sekte pembunuh, bahkan bukan agama diantara
agama-agama dunia. Islam adalah sebuah sekte pembunuh, tidak mempunyai
status theologi sebagai "agama."
Mengenai propaganda, anggaplah
seperti berita dari Associated Press berupa pidato instruktur Islam. Ia
mengajar dari gedung dua lantai yang mengelilingi mesjid dengan
menaranya yang tinggi. Dalam gedung itu anak-anak sebagai murid duduk di
atas karpet membentuk setengah lingkaran. Instruktur duduk di atas meja
pendek.
Instruktur berkata kepada wartawan: "Musuh-musuh Islam
dan para munafik telah terlalu lama mencoba menghapuskan status dari
madrasah serta merubah mata pelajarannya." "Sekolah kami terbuka untuk
siapa saja... Islam sangat menentang terorisme. Kami hanya memberikan
pendidikan moral dan agama berdasarkan quran. Islam berarti damai."
Sekarang
kita lihat sisi lain dari praktek islami: menikam badan sendiri akan
menyatukan para muslim. Betul sekali. Sementara sunni dan shiah sedang
berperang satu sama lain di Iraq, di tempat lain mereka bersatu menikam
badan mereka dengan pisau.
Hal ini berlangsung di kelompok
seperti sufi dan kasnazani. Muslim-muslim ini menikamkan pisau ke tubuh
mereka untuk membuktikan bahwa keilahian mereka adalah asli dan hebat
dan menyembuhkan. Demikianlah mereka bermain-main dengan kekuatan setan
dan menyebutnya "keilahian."
Menurut reporter Reuters Andrew
Hammond dan Seif Fuad, para umat berdiri diam, kemudian menusukkan pisau
tajam di pipi atau kepala atau kaki atau dimana saja. Bagian badan
manapun tidak jadi masalah. Pada waktu pisau menembus atau menancap
untuk dilihat orang banyak selama beberapa hari atau minggu, saat itulah
roh-roh tersebut bekerja untuk membuktikan diri mereka.
Demikianlah
masa lalu berbagai aliran Islam. Tidak peduli apakah itu sunni atau
shiah atau kelompok Islam lainnya, semuanya bisa dilakukan karena pisau
memberi kebaikan, demikianlah keyakinan mereka. Mereka menyebutnya
"mistik." Orang Kristen menyebutnya "dari setan."
Reuters
melaporkan. "Dalam pertemuan kaum sufi, sekte Islam ini saling melukai
diri mereka supaya lebih dekat dengan tuhan." Dimanakah pertemuan ini?
Yang sedang diliput oleh Reuters ini berlangsung di Sulaimaniya, Iraq
Utara.
Kembali ke apa yang dilakukan dalam pertemuan ini.
Pemimpin
pertemuan membawa para murid ke "wilayah kekuatannya" untuk mengajarkan
bagaimana cara menikam tubuh mereka. Sudah menjadi panggilan hidupnya
untuk "mematikan daging para muslim."
Satu orang menikam pipinya
dengan pisau, yang lain memasukkan pisau di kepalanya. Di sekeliling
mereka para umat mondar mandir seperti irama sufi, sehingga menghasilkan
"mabuk akibat hipnotis." Inti dari upacara ini adalah untuk semakin
dekat dengan sesembahan mereka. Bagi mereka sesembahan ini adalah Allah
nya quran. Penting untuk dingat bahwa Allah nya quran adalah yang
menetapkan bahwa semua non-muslim di dunia ini harus dibunuh. Bahkan
muslim yang pengecut yang menolak membunuh non-muslim juga harus dibunuh
demi menaklukkan planet ini untuk Islam.
Lebih dari itu, jika
muslim yang ingin membunuh non-muslim terbunuh maka hal itu tidak
masalah karena perjuangan memerlukan pengorbanan. Itulah sebabnya muslim
bom bunuh diri di Iraq tidak peduli jika tetangganya yang sesama muslim
ikut meledak karena itu harus terjadi untuk melenyapkan para "kafir"
non-muslim.
Jika kita memahami bahwa Allah quran sedemikan kejam
seperti Beelzebub bukan Tuhan Pencipta di bible, maka kita tidak perlu
susah payah berpikir menyimpulkan bahwa Allah yang ini juga mengawasi
pemotongan daging manusia di sekte Islam lainnya. Secara keseluruhan,
Islam memperlihatkan dirinya bukan sebagai agama seperti agama lain di
dunia melainkan sebagai sekte yang suka memotong dan membunuh manusia.
Semakin
banyak pemimpin negara yang berdasarkan kebebasan seperti Inggris dan
Australia menyimpulkan bahwa Islam adalah sekte yang berbahaya. Karena
itu muslim diperintahkan untuk pergi, kembali ke negara asalnya, dan
jangan pernah kembali. Muslim tidak termasuk dalam budaya yang beradab.
Daniel Pipes menulis (
) khusus mengenai pengusiran ini dalam kolomnya, "Orang Islam, Keluar!"
Orang Kristen menjumpai keadaan kesetanan ini waktu perjalanan misi,
keadaan ini juga dijumpai di Amerika. Dimana dijumpai kehadiran setan,
disana ada pelecehan tubuh manusia. Sebaliknya, orang Kristen mambaca
dalam bible bahwa tubuh manusia harus diperlakukan sebagai rumah ibadah
bagi Roh Kudus. Karena itu pemotongan tubuh manusia adalah kejijikan
bagi orang Kristen. Waktu para misionaris menemukan orang budaya lain
mau ikut Kristus, para misionaris melihat bahwa para pengikut tersebut
berhenti melukai tubuh mereka. Mereka menganggap daging mereka didiami
oleh Roh kudus bukan oleh roh-roh yang najis.
Islam tidak
mengikuti Tuhan bible yang benar melainkan mereka mengikuti setan. Pada
kenyataannya setan dapat melakukan mujizat seperti yang dialami umat
Islam. Sebagai contohnya: para guru dan murid melihat luka sembuh dengan
cepat atau tidak ada rasa sakit waktu ditusuk. Mereka mengatakan bahwa
ini adalah bukti dari tuhan sedang bekerja.
Yang terjadi adalah
kebalikannya. Setan dapat melakukan mujizat, seperti yang telah
diperingatkan oleh Yesus bahwa hal ini akan sangat meningkat sejalan
dengan semakin dekatnya akhir masa gereja sebelum kedatanganNya yang
kedua. Yesus memperinagtkan murid-muridNya untuk waspada terhadap
"tanda, keajaiban, mujizat" yang datang dari setan yang berkeliaran di
bumi. (Penjelasan lebih lanjut tercatat pada bagian kedatangan kedua di
Matius 24, Markus 13, dan Lukas 21.) Sufiisme adalah salah satu sekte
Islam. Sekte lainnya yang bersifat legalistik adalah sunni wahabi dari
Saudi Arabia. Ada banyak jenis penyiksaan badan dalam pertemuan satanik
ini dan masing-masing mempunyai namanya sendiri.
"Melukai badan
dengan pisau, tusuk daging, minum racun, makan beling, dan listrik -
semua ini adalah tanda diberkati tuhan" kata Ahmed Jassem. 'Waktu pisau
dicabut, para murid akan langsung sembuh. Ini adalah berkat tuhan dan
kekuatan kelompok kami.'
"'Setelah mereka melilitkan kabel
listrik pada badan saya dan menyalakan listrik lewat kabel itu, saya
tidak merasakan apa-apa. Saya semakin mendekati tuhan melalui ini,' kata
Qusay Abdel-Latif, seorang dokter dari Basra di Iraq selatan"
Sekarang
kita lihat tahap lain dari gaya hidup muslim: Bagaimana dengan masuk
Islam akibat pemaksaan? Sanno dan Champa Amra adalah pasangan Hindu yang
tinggal dengan 5 anaknya secara sederhana tapi nyaman di Karachi,
daerah Punjab. Suatu hari mereka sampai di rumah dan menemukan bahwa
anak-anak perempuan mereka hilang. Usia mereka: 21, 19, 17. Mereka
melaporkan peristiwa ini ke polisi lokal tapi tidak mendapat bantuan
yang berarti. Akhirnya mereka ditemui oleh asisten kepala polisi daerah
Clifton untuk mencatatkan anak-anak mereka yang hilang. Penyelidikan pun
dimulai. Tiga orang laki-laki muslim ditangkap sebagai tersangka.
Kemudian dimulailah penganiayaan keluarga ini oleh para tetangga yang
muslim. Kesimpulannya para perempuan tersebut diculik oleh muslim,
dibawa ke sebuah "seminari" dimana mereka dididik (dipaksa, dicuci otak)
menjadi ikut Islam.
Setelah orang tua ini dijinkan untuk bertemu
dengan anak-anaknya, mereka sangat luar biasa terkejut melihat
putri-putri mereka berbusana tertutup dari kepala sampai jari kaki,
tidak dapat dikenali. "Waktu Sanno dan Champa akhirnya bertemu
putri-putri mereka, mereka terkejut melihat mereka mengenakan burqa yang
menutupi mereka dari kepala sampai jari kaki, hanya mata saja yang
tidak tertutup. Mata putri yang termuda merah seperti darah akibat
menangis. Pertemuan yang seharusnya bersifat pribadi ini diawasi oleh
seorang perempuan dan dua orang polisi."
"Dalam suara yang tidak
jelas karena terhalang kain yang tebal, para perempuan ini mengatakan
mereka ingin tinggal di tempat mereka yang dulu." Para perempuan ini
telah menandatangani formulir yang menyatakan bahwa mereka telah pindah
ke Islam. Mereka memberitahu orang tua mereka bahwa mereka tidak dapat
meninggalkan kamar mereka.
Pada formulir tersebut tertulis:
"Karena orang tua saya adalah Hindu, setelah pindah agama saya tidak
mungkin untuk tinggal dan melewatkan hidup saya dalam sistem masyarakat
Hindu, karena itu saya telah memutuskan untuk hidup terpisah..."
Tentu
saja semua pihak yang berkepentingan tahu bahwa para perempuan ini
dipaksa untuk menandatangani formulir tersebut. Nama mereka juga diganti
paksa menjadi "Afshan, Anam, dan Nida."
Sekarang kedua orang tua
ini setiap hari hanya bisa saling menatap karena perasaan mereka sudah
mati. Mereka memberitahu media bahwa mereka tidak mempunyai alasan untuk
hidup lagi. Hidup mereka telah berakhir karena ketiga putri mereka
telah direbut dan sekarang tidak ada kepastian akan masa depan ketiga
perempuan itu.
Keluarga Hindu Pakistan ini tinggal di daerah yang
penduduknya sebagian besar adalah muslim. "Kami hanya duduk dan saling
menatap saja. Bagi kami, hidup sudah berakhir," kata ibu dan bapak itu
kepada wartawan. Menurut wartawan Times of India, Irfan Husain, apa yang
terjadi ini disebut sebagai "terorisme pemindahan agama." (Lihat ).
Masih ada lagi: Bapak muslim mengatur anak laki-lakinya untuk membunuh
pacar anak perempuannya. Mengapa? Si anak perempuan sedang mengandung
anak pacarnya. Pacarnya ini dibunuh oleh bapak si
perempuan. Dengan kata lain keluarga telah "dipermalukan."
Mempermalukan
sebuah keluarga muslim dapat mengakibatkan pembunuhan. Siapapun yang
melakukan tindakan mempermalukan ini harus dibantai. Kadang menggunakan
pisau, peluru, atau apapun jadi. Yang penting tindakan mempermalukan ini
harus dibalas. Dengan pembalasan itu Allah menjadi puas. Ini terjadi
setiap hari. Ini sedang terjadi sementara saya mengetik.
Kebiasan
setan ini menakutkan kebudayaan yang tidak biasa dengan kebrutalan
seperti ini. Muslim yang pindah ke masyarakat non-muslim tetap membawa
tradisi mereka seperti "membunuh demi kehormatan." Tradisi ini tentu
sangat melukai kebudayaan beradab non-muslim yang tidak mentolerir
kejahatan setan itu.
Arash Ghorbani-Zarin, 19 tahun, ditusuk
dengan pisau sebanyak 46 kali. Ia didudukkan dalam sebuah mobil di
Oxford pada November 2004. Alasan ia dibunuh adalah karena ia dituduh
menghamili Manna Begum, pacarnya. Dengan alasan ini kedua saudaranya
laki-laki membantainya. Bapak perempuan ini, Chomir Ali, 44 tahun, yang
mengatur semuanya. Ia meyakinkan saudara laki-laki si perempuan untuk
membunuh pacar anak perempuannya. "Memang demikianlah cara muslim," kata
Cheherazad Jmil kepada wartawan. Dengan kata lain, perbuatan ini adalah
hal yang biasa. Hal ini sudah diperkirakan pada muslim di komunitas
tertentu.
Waktu terjadi membunuh demi kehormatan, sering kali
press tidak memberitakannya. Sering kali polisi tidak berbuat apa pun.
Bahkan sering kali para perempuan komunitas muslim melindungi si
pembunuh. Jika ada orang yang memprotes membunuh demi kehormatan itu, ia
akan dikejar muslim biasanya oleh laki-laki muslim.
Perempuan
tidak dianggap berharga oleh Islam. Perempuan adalah hak milik
laki-laki. Jika perempuan melewati batas, mereka dapat dibunuh. Dalam
kasus ini, si laki-laki lah yang dituduh menghamili pihak perempuan,
akibatnya si laki-laki harus dibunuh untuk mengembalikan kehormatan
keluarga. Perempuan ini pernah berjalan-jalan di daerahnya sambil
menggandeng tangan laki-laki ini. Hal ini tidak diperbolehkan muslim
yang sangat legalistik dalam menjalankan kebiasaan mereka. Karena itu si
laki-laki harus dilenyapkan. Seorang teman telah memperingatkan si
perempuan agar jangan memegang tangan di tempat umum. Tapi ia tetap
melakukannya. "Hal itu memalukan pihak keluarga," kata teman pihak
perempuan kepada media. Menurut wali: "Seorang bapak dan kedua anak
laki-lakinya terbukti bersalah dari pembunuhan seorang mahasiswa untuk
membalaskan kehormatan keluarga."
"Juri dari pengadilan Oxford
Crown memutuskan bahwa Chomir Ali, 44 tahun, orang Bangladesh, pelayan,
pada tanggal 20 November tahun lalu telah memerintahkan kedua anak
laki-lakinya yaitu Mohammed Mujibar Rahman, 19 tahun, dan Mamnoor
Rahman, 16 tahun, untuk membunuh Arash Ghorbani-Zarin, 19 tahun,
mahasiswa, sedang dalam hubungan jangka panjang dengan putri Ali, Manna
Begum." "Ketiganya akan dihukum penjara seumur hidup."
"Jenasah
dari Gorbani-Zarin -muslim Iran yang sedang mempelajari teknik
elektronik di Universiras Oxford Brookes- ditemukan dalam mobilnya di
Spencer Crescent, Rosehill - pinggiran kota Oxford. Ia telah ditikam 46
kali, sebagian besar di dada."
Dengan meningkatnya perpindahan
muslim ke Eropa dan Afrika dan juga Amerika Utara, kekhawatiran
non-muslim juga semakin meningkat. Non-muslim akhirnya menyadari tujuan
utama dari muslim fanatik adalah menguasai dunia secara Islam. Ada 4000
website yang memuntahkan kebencian terhadap non-muslim. Orang Yahudi
khususnya sangat dibenci, disebut sebagai "babi-Yahudi." Semua
non-muslim harus dibunuh sesuai perintah Allah dalam quran.
Ada
banyak sel-sel muslim yang tidak aktif di negara-negara bebas. Sel-sel
ini dapat meledak setiap saat dan akan menghancurkan budaya negara
tersebut. Ada banyak sekolah dimana para guru Islam mengajar anak
laki-laki dan perempuan bagaimana caranya membenci dan membunuh untuk
Allah. Di Timur Tengah terdapat program TV yang mengajarkan hal yang
sama. Perempuan yang tidak mengikuti aturan Islam yang bersifat
legalistik ada dalam bahaya akan dihabisi. Sebagai contoh, "Cheherazad
Jmil, teman dekat Begum, menggambarkan Begum sebagai 'seorang
berkarakter kuat' yang tidak pernah memakai kerudung atau pakaian
muslim, tapi memakai jeans" "Ia berkata bahwa ia telah memperingatkan
Begum bahwa tindakannya mempermalukan keluarganya." Banyak komunitas
muslim mengharapkan para perempuannya menutup tubuh mereka dari kepala
sampai jari kaki. Dalam beberapa kasus, jika perempuan muslim
memperlihatkan tumitnya, ia akan dipukuli suaminya. Bahkan mungkin
dibunuh. Ada kasus-kasus dimana saudara laki-laki membantai saudara
perempuannya karena si perempuan mempermalukan keluarganya. Kemudian si
laki-laki akan memeluk jenasah itu dan menangis karena ia tidak mau
membunuh saudara perempuannya. Tapi apa boleh buat, "membunuh demi
kehormatan" mengharuskannya. Dalam kebudayaan non-muslim, perilaku
seperti ini adalah perbuatan yang terkutuk. Para pemimpin negara
non-muslim perlahan-lahan mulai menyadari bahwa masuknya kebrutalan
seperti ini tidak dapat ditolerir dalam masyarakat non-muslim.
Para
pemimpin muslim di negara muslim biasanya pura-pura tidak tahu mengenai
kebiasaan yang mengerikan ini. Kebiasaan ini sudah mengakar sedemikan
mendalam di negara seperti Pakistan sehingga sangat sulit bagi daerah
desa dan pedalaman untuk mengubah cara hidup mereka supaya menjadi lebih
beradab.
Sumber: Mengenalislam