Di antara semua ciptaan Allah SWT ada manusia, yang Dia ciptakan hanya
untuk satu tujuan, yakni beribadah, taat dan patuh hanya kepadaNya saja.
Allah telah menginformasikan kepada kita lewat Rasul, Nabi dan wahyu
bahwa ada sebagian orang yang Dia cintai dan mereka mencintaiNya, juga
yang Dia benci dan mereka membenciNya.
Sebagai Muslim, kita tidak hanya berkewajiban untuk meyakini keberadaan Allah, tetapi juga apa yang Dia katakan dalam kitabNya dan lewat RasulNya. Mengingkari apa yang Allah telah turunkan adalah perbuatan murtad dan akan membatalkan iman seseorang. Kita berkewajiban untuk mencintai apa dan siapa saja yang Allah cintai dan membenci siapa saja yang Allah benci, dengan mengabaikan apakah itu legal atau tidak berdasarkan hukum kuffar.
Jika kita melihat Al-Qur’an, kita bisa melihat dengan jelas begitu banyak Allah memuji orang-orang beriman, yang beribadah, taat dan patuh kepadaNya serta mengutuk orang-orang kafir, menjanjikan mereka azab dan siksa yang kekal di hari akhir. Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” (QS Al Bayyinah, 98: 6)
Lebih lanjut Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.” (QS Al Bayyinah, 98: 7-8)
Selanjutnya, seorang Muslim tidak bisa mencintai Allah dan mencintai syaitan atau mencintai Allah tetapi juga mencintai orang-orang yang Allah benci. Kita mencintai orang-orang yang diridhai oleh Allah dan dijanjikan surga oleh mereka. Kuffar adalah orang-orang yang kafir, yang tidak beriman pada Islam dan Rasul terakhir; mereka adalah orang-orang yang Allah kutuk dan Dia SWT menggambarkan mereka sebagai “seburuk-buruk makhluk”. Mereka adalah Yahudi, Hindu, Sikhs, Budhis, anggota parleman, sosialis, atheis dan sebagainya.
Selanjutnya Allah SWT berfirman:
“...Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS An Nisa, 4: 101)
Jika Kuffar adalah musuh kita, kita seharusnya tidak hanya membenci mereka (dalam Islam kita tidak mencintai musuh kita – musuh-musuh Allah dan sebaliknya), tetapi juga agama mereka, ideologi dan tradisi mereka:
“Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.” (QS Al Baqarah, 2: 98)
Kekufuran mereka adalah apa yang membuat Allah murka dan menyebabkan Allah mengutuk mereka dan membalas mereka dengan azab yang abadi di hari kiamat. Allah SWT berfirman dalam Qur’an:
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.” (QS Al Fath, 48: 29)
Dalam ayat ini Allah memerintahkan orang-orang beriman untuk berlaku keras kepada kuffar, tetap berkasih sayang kepada sesama orang-orang beriman. Bukankah ini agama diskriminasi? Allah SWT juga berfirman:
“Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka maka tawanlah mereka...” (QS Muhammad, 47: 4)
“Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.” (QS At Taubah, 9: 29)
Dalam ayat di atas, Allah SWT secara terang-terangan memerintahkan untuk menyerang non-Muslim dan memerintahkan kita untuk memerangi mereka sampai mereka menerima hukum Islam dan membayar jizyah. Tidak hanya itu, tetapi juga dengan penghinaan! Tentang ayat ini banyak Ulama, seperti Imam Abu Hanifah membicarakan tingkat penghinaan seorang non-Muslim.
Abu Hanifah memerintahkan bahwa ketika non-Muslim membayarkan jizyahnya kepada Negara Islam, mereka seharusnya sambil membungkuk pada saat memberikan uang mereka dan mereka tidak diperbolehkan datang dengan transportasi apapun, tetapi dengan berjalan kaki. Ibnu Qayyim berkata bahwa non-Muslim tidak diperbolehkan mengendari kuda seperti tentara Muslim; tetapi dia harus berjalan dengan kedua kakinya. Ulama lain berkata bahwa mereka tidak diperbolehkan berjalan pada jalan yang sama dengan jalan yang digunakan Muslim tetapi berjalan dimana binatang berjalan.
Bukti untuk diskriminasi jenis ini adalah dari beberapa ayat dan hadits Rasulullah SAW. Diantaranya adalah:
“Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapa-bapa dan saudara-saudaramu menjadi wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS At Taubah, 9: 23)
Dalam ayat ini Allah SWT memerintahkan kita orang-orang beriman untuk tidak mendukung keluarga kita jika mereka lebih menyukai kufur daripada iman... bukankah ini diskriminasi berdasarkan agama? Rasulullah SAW juga berfirman dalam hadits dibawah ini:
Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi darinya. ( Al Jami As Saghir No 3063)
“Keluarkanlah Yahudi dan Nasrani dari jazirah Arab.” (Shahih Muslim Kitabul Jihad No 1767)
“Jangan menghormati Yahudi dan Nasrani sebelum mereka menghormati kamu. Dan ketika kamu berjumpa dengan salah satu dari mereka di jalan, paksa mereka untuk melawati bagian yang paling sempit dari jalan itu.” ( Al Jami AS Saghir No 9726)
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS Al Ma’idah, 5: 51)
‘Umar Bin Khattab menulis surat yang terkenal kepada orang-orang Nasrani yang hidup di bawah kekuasaan Negara Islam:
“Bismillahirrahmannirrahim... kalian berada di bawah perjanjian damai denganku kecuali kalian melakukan semua hal berikut: Tidak membangun gereja atau biara di daerahmu dan tidak juga memperbaikai gereja-gereja kalian. Dan tidak keluar dengan salib kalian atau kitab-kitab kalian. Tidak mengajak orang-orang untuk masuk ke dalam dien kalian, dan tidak menghalangi siapapun dari keluaraga kalian untuk memeluk Islam. Tidak membawa senjata, pedang atau tongkat – kecuali orang yang buta diantara kalian, cacat dan orang tua. Dan tidak menggunakan pakaian seperti Muslim dan sebagainya...” (Tafsir Ibnu Katsir surah At Taubah, 9:29)
Bukti-bukti di atas dengan tegas memerintahkan kita untuk diskriminasi terhadap non-Muslim bukan dengan ras, kelamin atau kabangsaan, tetapi dengan dien (agama). Faktanya Allah melarang kita menjadikan mereka sebagai teman, bergabung dengan tentara mereka. Semua Ulama sepakat bahwa tujuan untuk menghina kuffar adalah untuk menghinakan kekufuran dan kesyirikan mereka. bertanyalah kepada (aktifis) Muslim laki-laki jika dia mau menikahkan anak perempuannya atau saudaranya kepada seorang Yahudi, Nasrani, Hindu, Sikh atau non-Muslim lainnya mereka dengan tidak ragu-ragu akan menolaknya. Bukankah ini adalah diskriminasi berdasarkan agama?
Muslim dan non-Muslim tidak sama
Banyak non-Muslim suka mengklaim bahwa kita adalah sama dan semua beriman pada Tuhan yang sama. Muslim seharusnya selalu berhati-hati bahwa non-muslim adalah pembohong sebagaimana mereka mengatakan bahwa Tuhan yang mereka sembah mempunyai seorang anak, dan Tuhan yang kita sembah tidak mempunai anak! Dalam Al-Qur’an Allah menginformasikan kepada kita bahwa orang-orang yang mempunyai ilmu tidak sama dengan orang-orang yang tidak mempunyai ilmu, dan orang-orang yang melaksanakan Islam tidak sama dengan yang tidak melaksanakan:
“Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (QS Az Zumar, 39: 9)
“Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang- orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat ma'siat?” (QS Shaad, 38: 28)
Selanjutnya jika seseorang dengan ilmu tidak sama dengan orang yang tidak mempunyai ilmu, bagaimana bisa seorang Muslim menjadi sama dengan kafir? Mereka yang mengatakan Muslim sama dengan Yahudi, Nasrani dan non-Muslim lainnya adalah pembohong dan kafir. Muslim yang hidup di barat seharusnya seperti Nabi Musa AS, yang hidup diantara kuffar tetapi membenci mereka, dia memusuhi mereka dan menjadikan hidup mereka sengsara, sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir'aun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Fir'aun dan Haman beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah.” (QS Qashash, 28: 8)
Kuffar membenci Allah, Islam dan Muslim
Disamping semua ini, Allah menginformasikan kepada kita dalam Al-Qur’an tentang kebencian dan permusuhan non-Muslim ditujukan tidak hanya kepada Allah dan RasulNya, tetapi kitabNya dan juga orang-orang beriman:
“...Mereka menyenangkan hatimu dengan mulutnya, sedang hatinya menolak....” (QS At Taubah, 9: 8)
“Orang-orang kafir dari Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tiada menginginkan diturunkannya sesuatu kebaikan kepadamu dari Tuhanmu. Dan Allah menentukan siapa yang dikehendaki-Nya (untuk diberi) rahmat-Nya (kenabian); dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS Al Baqarah, 2: 105)
“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.” (QS At Taubah, 9: 32)
“Jika kamu mendapat suatu kebaikan, mereka menjadi tidak senang karenanya; dan jika kamu ditimpa oleh sesuatu bencana, mereka berkata: "Sesungguhnya kami sebelumnya telah memperhatikan urusan kami (tidak pergi perang)" dan mereka berpaling dengan rasa gembira.” (QS At Taubah, 9: 50)
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman.” (QS Ali Imran, 3: 100)
Selanjutnya tidaklah mengejutkan sama sekali melihat Kuffar mencoba untuk menerapkan peraturan baru untuk menghentikan Muslim yang membenci agama lain. Mereka dengan jelas iri dan dengki terhadap keimanan, kedamaian, gaya hidup dan keunggulan (Islam) di atas mereka, lebih lanjut ingin menjadikannya terlarang untuk menyebarkan agama kebencian (Islam). Mereka telah melupakan kenyataan bahwa meskipun itu adalah membenci semua agama yang keliru dan tuhan-tuhan yang lain daripada Islam dan Allah adalah kondisi (alasan) paling pertama untuk menjadi Muslim. Jika seorang Muslim mencintai semua orang (kecuali yang disebut teroris oleh barat) yang diingkan non-Muslim, maka mereka tidak bisa lagi menjadi seorang Muslim!
Lebih lanjut, jika kita tidak dibolehkan secara keyakinan mendiskriminasi melawan semua orang, maka pada hakikatnya kita tidak dibolehlan untuk membenci penyembah syaitan, padahal menyembah syaitan adalah sebuah agama! Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Al Baqarah, 2: 256)
Selanjutnya adalah sesuatu yang terlarang dan merupakan perbuatan kufur jika kita taat kepada hukum selain hukum Allah, yakni syari’ah. Muslim diwajibkan untuk membenci semua Tuhan-tuhan palsu selain Tuhan yang benar – Allah SWT. Dan membenci semua keyakinan, agama dan jalan hidup selain Islam. Ini adalah bagian dari Aqidah kita dan salah satu syarat pertama untuk menjadi Muslim. Muslim diwajibkan untuk mengajak non-Muslim kepada Islam dengan visi menggulingkan pemerintahan kufur yang dimana mereka hidup di bawahnya dan menerapkan Islam sebagai sebuah ideologi.
Muslim seharusnya tidak sampai berfikir bahwa hukum berkaitan untuk menyebarkan agama kebencian bertujuan untuk melindungi hak-hak Muslim saja. Tetapi hal itu (hukum Islam) juga melindungi non-Muslim. Mereka menggunakan Muslim sekuler untuk mempromosikan kekufuran mereka dan hukum jahat dengan tujuan untuk menipu masyarakat. Mereka mengancam siapa saja yang melawan mereka dengan menangkap, memenjarakan atau bahkan deportasi dan sebagainya atas nama ‘kebebasan berbicara’. Allah SWT berfirman :
‘Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata "Kami beriman", dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): "Matilah kamu karena kemarahanmu itu." Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati.” (QS Ali Imran, 3: 118-119)
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja...” (QS Al Mumtahanah, 60: 4)
Wallahu’alam bis showab!
Sumber: Mengenalislam
Sebagai Muslim, kita tidak hanya berkewajiban untuk meyakini keberadaan Allah, tetapi juga apa yang Dia katakan dalam kitabNya dan lewat RasulNya. Mengingkari apa yang Allah telah turunkan adalah perbuatan murtad dan akan membatalkan iman seseorang. Kita berkewajiban untuk mencintai apa dan siapa saja yang Allah cintai dan membenci siapa saja yang Allah benci, dengan mengabaikan apakah itu legal atau tidak berdasarkan hukum kuffar.
Jika kita melihat Al-Qur’an, kita bisa melihat dengan jelas begitu banyak Allah memuji orang-orang beriman, yang beribadah, taat dan patuh kepadaNya serta mengutuk orang-orang kafir, menjanjikan mereka azab dan siksa yang kekal di hari akhir. Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” (QS Al Bayyinah, 98: 6)
Lebih lanjut Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.” (QS Al Bayyinah, 98: 7-8)
Selanjutnya, seorang Muslim tidak bisa mencintai Allah dan mencintai syaitan atau mencintai Allah tetapi juga mencintai orang-orang yang Allah benci. Kita mencintai orang-orang yang diridhai oleh Allah dan dijanjikan surga oleh mereka. Kuffar adalah orang-orang yang kafir, yang tidak beriman pada Islam dan Rasul terakhir; mereka adalah orang-orang yang Allah kutuk dan Dia SWT menggambarkan mereka sebagai “seburuk-buruk makhluk”. Mereka adalah Yahudi, Hindu, Sikhs, Budhis, anggota parleman, sosialis, atheis dan sebagainya.
Selanjutnya Allah SWT berfirman:
“...Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS An Nisa, 4: 101)
Jika Kuffar adalah musuh kita, kita seharusnya tidak hanya membenci mereka (dalam Islam kita tidak mencintai musuh kita – musuh-musuh Allah dan sebaliknya), tetapi juga agama mereka, ideologi dan tradisi mereka:
“Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.” (QS Al Baqarah, 2: 98)
Kekufuran mereka adalah apa yang membuat Allah murka dan menyebabkan Allah mengutuk mereka dan membalas mereka dengan azab yang abadi di hari kiamat. Allah SWT berfirman dalam Qur’an:
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.” (QS Al Fath, 48: 29)
Dalam ayat ini Allah memerintahkan orang-orang beriman untuk berlaku keras kepada kuffar, tetap berkasih sayang kepada sesama orang-orang beriman. Bukankah ini agama diskriminasi? Allah SWT juga berfirman:
“Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka maka tawanlah mereka...” (QS Muhammad, 47: 4)
“Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.” (QS At Taubah, 9: 29)
Dalam ayat di atas, Allah SWT secara terang-terangan memerintahkan untuk menyerang non-Muslim dan memerintahkan kita untuk memerangi mereka sampai mereka menerima hukum Islam dan membayar jizyah. Tidak hanya itu, tetapi juga dengan penghinaan! Tentang ayat ini banyak Ulama, seperti Imam Abu Hanifah membicarakan tingkat penghinaan seorang non-Muslim.
Abu Hanifah memerintahkan bahwa ketika non-Muslim membayarkan jizyahnya kepada Negara Islam, mereka seharusnya sambil membungkuk pada saat memberikan uang mereka dan mereka tidak diperbolehkan datang dengan transportasi apapun, tetapi dengan berjalan kaki. Ibnu Qayyim berkata bahwa non-Muslim tidak diperbolehkan mengendari kuda seperti tentara Muslim; tetapi dia harus berjalan dengan kedua kakinya. Ulama lain berkata bahwa mereka tidak diperbolehkan berjalan pada jalan yang sama dengan jalan yang digunakan Muslim tetapi berjalan dimana binatang berjalan.
Bukti untuk diskriminasi jenis ini adalah dari beberapa ayat dan hadits Rasulullah SAW. Diantaranya adalah:
“Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapa-bapa dan saudara-saudaramu menjadi wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS At Taubah, 9: 23)
Dalam ayat ini Allah SWT memerintahkan kita orang-orang beriman untuk tidak mendukung keluarga kita jika mereka lebih menyukai kufur daripada iman... bukankah ini diskriminasi berdasarkan agama? Rasulullah SAW juga berfirman dalam hadits dibawah ini:
Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi darinya. ( Al Jami As Saghir No 3063)
“Keluarkanlah Yahudi dan Nasrani dari jazirah Arab.” (Shahih Muslim Kitabul Jihad No 1767)
“Jangan menghormati Yahudi dan Nasrani sebelum mereka menghormati kamu. Dan ketika kamu berjumpa dengan salah satu dari mereka di jalan, paksa mereka untuk melawati bagian yang paling sempit dari jalan itu.” ( Al Jami AS Saghir No 9726)
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS Al Ma’idah, 5: 51)
‘Umar Bin Khattab menulis surat yang terkenal kepada orang-orang Nasrani yang hidup di bawah kekuasaan Negara Islam:
“Bismillahirrahmannirrahim... kalian berada di bawah perjanjian damai denganku kecuali kalian melakukan semua hal berikut: Tidak membangun gereja atau biara di daerahmu dan tidak juga memperbaikai gereja-gereja kalian. Dan tidak keluar dengan salib kalian atau kitab-kitab kalian. Tidak mengajak orang-orang untuk masuk ke dalam dien kalian, dan tidak menghalangi siapapun dari keluaraga kalian untuk memeluk Islam. Tidak membawa senjata, pedang atau tongkat – kecuali orang yang buta diantara kalian, cacat dan orang tua. Dan tidak menggunakan pakaian seperti Muslim dan sebagainya...” (Tafsir Ibnu Katsir surah At Taubah, 9:29)
Bukti-bukti di atas dengan tegas memerintahkan kita untuk diskriminasi terhadap non-Muslim bukan dengan ras, kelamin atau kabangsaan, tetapi dengan dien (agama). Faktanya Allah melarang kita menjadikan mereka sebagai teman, bergabung dengan tentara mereka. Semua Ulama sepakat bahwa tujuan untuk menghina kuffar adalah untuk menghinakan kekufuran dan kesyirikan mereka. bertanyalah kepada (aktifis) Muslim laki-laki jika dia mau menikahkan anak perempuannya atau saudaranya kepada seorang Yahudi, Nasrani, Hindu, Sikh atau non-Muslim lainnya mereka dengan tidak ragu-ragu akan menolaknya. Bukankah ini adalah diskriminasi berdasarkan agama?
Muslim dan non-Muslim tidak sama
Banyak non-Muslim suka mengklaim bahwa kita adalah sama dan semua beriman pada Tuhan yang sama. Muslim seharusnya selalu berhati-hati bahwa non-muslim adalah pembohong sebagaimana mereka mengatakan bahwa Tuhan yang mereka sembah mempunyai seorang anak, dan Tuhan yang kita sembah tidak mempunai anak! Dalam Al-Qur’an Allah menginformasikan kepada kita bahwa orang-orang yang mempunyai ilmu tidak sama dengan orang-orang yang tidak mempunyai ilmu, dan orang-orang yang melaksanakan Islam tidak sama dengan yang tidak melaksanakan:
“Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (QS Az Zumar, 39: 9)
“Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang- orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat ma'siat?” (QS Shaad, 38: 28)
Selanjutnya jika seseorang dengan ilmu tidak sama dengan orang yang tidak mempunyai ilmu, bagaimana bisa seorang Muslim menjadi sama dengan kafir? Mereka yang mengatakan Muslim sama dengan Yahudi, Nasrani dan non-Muslim lainnya adalah pembohong dan kafir. Muslim yang hidup di barat seharusnya seperti Nabi Musa AS, yang hidup diantara kuffar tetapi membenci mereka, dia memusuhi mereka dan menjadikan hidup mereka sengsara, sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir'aun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Fir'aun dan Haman beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah.” (QS Qashash, 28: 8)
Kuffar membenci Allah, Islam dan Muslim
Disamping semua ini, Allah menginformasikan kepada kita dalam Al-Qur’an tentang kebencian dan permusuhan non-Muslim ditujukan tidak hanya kepada Allah dan RasulNya, tetapi kitabNya dan juga orang-orang beriman:
“...Mereka menyenangkan hatimu dengan mulutnya, sedang hatinya menolak....” (QS At Taubah, 9: 8)
“Orang-orang kafir dari Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tiada menginginkan diturunkannya sesuatu kebaikan kepadamu dari Tuhanmu. Dan Allah menentukan siapa yang dikehendaki-Nya (untuk diberi) rahmat-Nya (kenabian); dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS Al Baqarah, 2: 105)
“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.” (QS At Taubah, 9: 32)
“Jika kamu mendapat suatu kebaikan, mereka menjadi tidak senang karenanya; dan jika kamu ditimpa oleh sesuatu bencana, mereka berkata: "Sesungguhnya kami sebelumnya telah memperhatikan urusan kami (tidak pergi perang)" dan mereka berpaling dengan rasa gembira.” (QS At Taubah, 9: 50)
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman.” (QS Ali Imran, 3: 100)
Selanjutnya tidaklah mengejutkan sama sekali melihat Kuffar mencoba untuk menerapkan peraturan baru untuk menghentikan Muslim yang membenci agama lain. Mereka dengan jelas iri dan dengki terhadap keimanan, kedamaian, gaya hidup dan keunggulan (Islam) di atas mereka, lebih lanjut ingin menjadikannya terlarang untuk menyebarkan agama kebencian (Islam). Mereka telah melupakan kenyataan bahwa meskipun itu adalah membenci semua agama yang keliru dan tuhan-tuhan yang lain daripada Islam dan Allah adalah kondisi (alasan) paling pertama untuk menjadi Muslim. Jika seorang Muslim mencintai semua orang (kecuali yang disebut teroris oleh barat) yang diingkan non-Muslim, maka mereka tidak bisa lagi menjadi seorang Muslim!
Lebih lanjut, jika kita tidak dibolehkan secara keyakinan mendiskriminasi melawan semua orang, maka pada hakikatnya kita tidak dibolehlan untuk membenci penyembah syaitan, padahal menyembah syaitan adalah sebuah agama! Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Al Baqarah, 2: 256)
Selanjutnya adalah sesuatu yang terlarang dan merupakan perbuatan kufur jika kita taat kepada hukum selain hukum Allah, yakni syari’ah. Muslim diwajibkan untuk membenci semua Tuhan-tuhan palsu selain Tuhan yang benar – Allah SWT. Dan membenci semua keyakinan, agama dan jalan hidup selain Islam. Ini adalah bagian dari Aqidah kita dan salah satu syarat pertama untuk menjadi Muslim. Muslim diwajibkan untuk mengajak non-Muslim kepada Islam dengan visi menggulingkan pemerintahan kufur yang dimana mereka hidup di bawahnya dan menerapkan Islam sebagai sebuah ideologi.
Muslim seharusnya tidak sampai berfikir bahwa hukum berkaitan untuk menyebarkan agama kebencian bertujuan untuk melindungi hak-hak Muslim saja. Tetapi hal itu (hukum Islam) juga melindungi non-Muslim. Mereka menggunakan Muslim sekuler untuk mempromosikan kekufuran mereka dan hukum jahat dengan tujuan untuk menipu masyarakat. Mereka mengancam siapa saja yang melawan mereka dengan menangkap, memenjarakan atau bahkan deportasi dan sebagainya atas nama ‘kebebasan berbicara’. Allah SWT berfirman :
‘Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata "Kami beriman", dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): "Matilah kamu karena kemarahanmu itu." Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati.” (QS Ali Imran, 3: 118-119)
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja...” (QS Al Mumtahanah, 60: 4)
Wallahu’alam bis showab!
Sumber: Mengenalislam
MENURUT AKU BEGINI :
BalasHapusKITA PASTI MENYAKINI BAHWA DUNIA INI HARUS MENGANDUNG DUALISME, YAITU JAHAT DAN BAIK, BENAR DAN SALAH, KASIH DAN BENCI. ISLAM MEMANG HARUS ADA DI DUNIA INI SEMATA-MATA AGAR DUNIA INI BERPUTAR DAN BERPROSES UNTUK MEMENUHI DUALISME DASAR DUNIA, KALAU TIDAK DUNIA INI BISA BERHENTI. MENGAPA AKU KATAKAN BEGITU : ANDAIKATA SAJA ISLAM TIDAK MUNCUL DAN HANYA ADA AGAMA YUDAISME, HINDU, BUDDHA, TAOISME, KONG HU CU DAN KRISTEN, BUKANKAH DUNIA INI AKAN HANYA ADA KEBAIKAN SAJA, KEBENARAN SAJA, DAN KASIH SAJA, MAKA DUNIA INI AKAN TAMAT, MAKA MAU TIDAK MAU ISLAM HARUS MUNCUL SEBAGAI BAGIAN DARI YANG MENGAJARKAN KEBENCIAN DAN KEJAHATAN SEPERTI YANG DI CONTOHKAN NABINYA DAN TERTULIS DI KITABNYA AGAR DUNIA INI BERPUTAR TERUS.
SETUJU NGA ? SETUJU TIDAK SETUJU, MEMANG SUDAH DEMIKIANLAH HARUS TERJADI.
SEBENARNYA MAMAD BERANI MELAKUKAN SEMUA KEJAHATAN DAN KEBEJATAN SEPERTI TERTULIS DI SUMBER ISLAM YANG VALID DAN OTENTIK, KARENA MAMAD MENGETAHUI BAHWA DIA MEMANG BERTUGAS BEGITU DARI SANANYA. TETAPI MAMAD LUPA BAHWA, MANUSIA TETAP DI BERI KEBEBASAN MEMILIH DI ANTARA DUA, SESAT ATAU LURUS,
COBA TONTON VIDEO INI AJARAN MAMAD YANG SEBENARNYA
BalasHapusAjaran Penuh Kasih nabi Muhammad SAW : https://www.youtube.com/watch?v=YgfDAgOkjdE
Ajaran Suci Nabi Muhammad SAW : https://www.youtube.com/watch?v=VoOhdYYPe_Y
Ajaran Mulia Nabi Muhammad SAW : https://www.youtube.com/watch?v=Y1KM4eV89n0
Islam Agama Damai Rahmatullah : https://www.youtube.com/watch?v=s9FHQccerf4
Tonton ini pasti tidak akan murtad dari Islam! : https://www.youtube.com/watch?v=vZwfvC0Aufw
Omong Kosong.....Buktinya Teroris
Hapus
BalasHapusB O dan T O L
.
BOTOL, hai krisetan, perayaan natal itu bukan ritual MUSLIM dan TIDAK PERLU ucapkan selamat pada kami atau sebaliknya karena itu adalah tradisi penyembah berhala paganis warisan Babilonia kuno ribuan tahun yang lalu
BOTOL, yesus memang TIDAK lahir pada 25 desember, dan dipertegas oleh paus Benediktus bahwa itu memang keliru, sudah terlanjur kaya gitu tapi gengsi dan malu
BOTOL, 25 desember itu adalah kelahiran Dewa Matahari MITRA, yang diadopsi umat kristen yaitu dan berasal dari PAGAN PERSIA
BOTOL, kalian krisetan peringati natal padahal umat ADVENT, MORMON, KOPTIK dan YEHOVA, itu oleh mereka pesta yang tidak pernah dijadwal
BOTOL, kalian pesta natal, padahal itu BUKAN HARI KELAHIRAN yesus yang benar dan itu semua memang tidak akan pernah bisa masuk akal
BOTOL, umat kristen bilang walaupun SALAH TANGGAL, malah mereka terus ngeyel berkoar, skarang jawab kalian yang penting pesta natal walau tidak legal
BOBOL, semuanya dipaksakan demi KRISETANISASI, padahal entelektuil tahu bahwa campur tangan penguasa gereja yang mengotori BIBLE banyak dikritisi
BOTOL, yesus di SUNAT tapi kalian lelaki kristen TIDAK, padahal itu suatu keharusan, karena PAULUS yang melanggar hukum taurat sebagai aturan
BOTOL, karena kalian kegereja bukan sabtu dihari SABBATH SABTU menurut hukum taurat tapi malah jadi hari MINGGU, karena paulus yang tidak mau . BOTOL, yesus itu cuma nabi, manusia UTUSAN dan dia secara letterlijk TIDAK PERNAH sama sekali menyebut dirinya minta disembah sebagai tuhan beneran
BOTOL, yesus tidak hidup bermewah MEWAH, kalian malah ber hura hura .. wah !
BOTOL, yesus TIDAK membatalkan HUKUM TAURAT malah bikin akurat, tapi justru paulus katanya hebat, malah merusaknya sampai bible sekarat
BOTOL, yesus TIDAK PERNAH mengajarkan DOSA WARIS yaitu dosa adam yg harus ditebus, tapi PAULUS malah yang bikin mulus
BOTOL, yesus ajarkan wudhu, berdoa, sujud, zakat dan PUASA, tapi paulus suruh NYANYI jingkrak jingkrak pakai musik buat kalian para domba, digereja
BOTOL, yesus tidak melarang hukum PANCUNG dan RAJAM, nah karena masuknya surat dari PAULUS didalam bible malah sekarang jadi ditentang
BOTOL, yesus mati di KAFANI kain lena oleh murid2nya yang asli, tapi kenapa krisetan kalau mati, justru dihiasi dengan PAKAIAN PENGANTIN biar aksi
BOTOL, paulus MEMANIPULASI ajaran yesus, penguasa tahu itu kasus, biar bagus buat paulus waktu itu akhirnya kepalanya dipenggal sampai mampus
BOTOL, yesus melarang makan DARAH, BABI dan MINUMAN KERAS, justru paulus malahan membolehkannya dengan tegas, jadi gimana sekarang yah !
BOTOL, trinitas itu CONTEKAN Hymne PLATO dari Philo yang di ADOPSI penulis yohanes , terus disisipkan dalam bible biar kelihatan pantes, walau palsu gitu lho
BOTOL, maka dari itu hai kalian kristenen jangan suka maksa maksa melakukan expansi pakai supermie, sekarang umat islam yang beriman sudah mulai grogi !
BOTOL, mestinya kristenen berdoa dalam gereja dengan ruku, bersujud dengan khusyu, tapi malah nyanyi bersama walau dalam bible tidak ada hukumnya BOTOL, ternyata DOA BAPA KAMI yang diklaim sebagai sabda Yesus, ternyata doa sisipan (INSERSI) jadi namanya DOA PALSU bukan bikinan Yesus tapi yang mengkreasikan adalah para penulis bible, meniru tradisi agama di Mesir - kepada Osiris-Amon, dewa Mesir Kuno, dan juga ini dijumpai dalam liturgi FARISI - Yahudi
BOTOL, kalian suka gembar gembor menghina Muhammad 50 tahun menikahi gadis Aisyah yg katanya masih dibawah umur, padahal YOSEF ato YUSUF si tukang kayu ketika menikahi MARIA yg waktu itu berumur 12-14 tahun, Yosef sudah berumur 90 (sembilan puluh) TAHUN, jadi menurut kalian yang PEDOFIL itu sebenarnya Muhammad ato YOSEF alias Yusuf suami Maria