Cerita Dini
Islam Adalah Arabisasi Dunia
Written By Islam Dalam Fakta on Sabtu, 09 Maret 2013 | 23.40
Artikel terkait:
Cara berpikir seorang muslim
Sumber: TrulyIslam
Ide untuk menjadikan Indonesia sebagai Negara Islam, bagian dari Imperium Theokrasi Arab,
telah ada sejak masa awal masuknya Islam ke tanah air ini. Diawali
dengan berdirinya kerajaan Islam Demak ditanah Jawa, berlanjut hingga
masa pembentukan Republik Indonesia diawal kemerdekaan. Namun usaha tersebut selalu mendapat sandungan dari anak2 bangsa yang berjiwa nasionalis seperti Ir. Sukarno.
Orang2 nasionalis sadar akan pentingnya menjaga kesatuan dan martabat
bangsa, daripada menjadi budak bangsa lain. Kini di era reformasi,
wacana tersebut menjadi semakin kuat, tiap-tiap Kabupaten berlomba-lomba
menerapkan syariat Islam di daerahnya. Bagaimana fenomena ini bisa
terjadi? Mengapa para muslim pribumi berlomba2 mendirikan Theokrasi Arab
di tanah airnya sendiri? Lihatlah Aceh dengan GAMnya, Filipina terdapat
Abu Sayaf, Thailand dengan Gerakan Pathani dan Yala, dan masih banyak
contoh lainnya.
Islam adalah Arabisasi. Jadi, setiap orang yang mengaku beragama Islam, berarti dia telah memilih menjadi WARGA NEGARA ARAB
(dalam pengertian rohani). Walau secara lahiriah, muslim adalah orang
Indonesia, tapi secara jiwa, ia bukan lagi orang Indonesia, tapi orang
Arab.
Dan untuk membuktikan kesetiaannya, "para warga negara Arab" ini diwajibkan untuk SUJUD MENYEMBAH ke arah NEGARA ARAB,
dengan kota Mekah sebagai pusatnya. Kita memang tidak menyadarinya,
karena Muhammad dengan cerdik, membungkus ritual sholat ini dengan
topeng religius, yaitu melaksanakan perintah ALLAH. Lewat Islam, kita
dibentuk dan dicetak menjadi orang2 "ARAB BLESTERAN". Semenjak kecil, kita sudah didoktrin dan dicuci otak agar menjadi PECINTA ARAB, dan PEMBELA ARAB. Itulah kenapa, doa2 dalam sholat dilarang memakai bahasa kita sendiri, tetapi HARUS memakai bahasa Arab.
Semua upaya Arabisasi itu dilakukan demi satu tujuan, yaitu ARAB YANG MENGUASAI DUNIA. Muhammad mengklaim bahwa Arab akan menaklukkan dunia dengan 12 kalifah (pemimpin) yang semuanya berasal dari Arab!
Hadis Muslim 4480
Dinarasikan
oleh Jabir b. Samura yang berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda: "Islam akan terus berlanjut untuk mencapai kejayaan hingga
dipimpin 12 orang kalifah”. Kemudian Rasulullah SAW mengatakan sesuatu
di mana aku susah memahaminya. Aku bertanya pada ayahku: "Apa yang dia
katakan?" Dia berkata: "Dia bersabda bahwa semua dari mereka (12 kalifah) akan berasal dari bani Quraish (Arab)."
Muhammad
menegaskan kembali bahwa kekalifahan (pucuk pimpinan) akan tetap di
tangan Arab sekalipun penduduk dunia tinggal 2 orang.
Hadis Muslim 4476
Dinarasikan oleh Abdullah bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Kalifah akan tetap ada di antara bani Quraisy (Arab) sekalipun apabila tinggal 2 orang saja yang tersisa di bumi."
Dengan
cita2 memimpin dunia inilah Arab menjajah dan memaksakan Islam kepada
bangsa Persia (Iran), Mesir, Afganistan dan banyak bangsa lainnya.
Bangsa2 tersebut kini telah kehilangan jati dirinya, telah kehilangan
budaya aslinya, mereka semua kini telah menjadi Arab, meski sebenarnya
mereka bukanlah Arab.
Apakah anda senang jika Indonesia menjadi BUDAK ARAB
seperti bangsa2 diatas? Dimanakah kehormatan bangsa kita? Dimanakah
kejayaan warisan leluhur kita? Jika anda memilih untuk tetap menjadi
budak Arab, anda adalah PENGKHIANAT BANGSA. Untuk apa anda mengaku orang Indonesia, meneguk air Indonesia, makan hasil bumi Indonesia, tapi hati anda condong pada ARAB?
Karenanya simaklah sejarah Arabisasi yang dilakukan Muhammad dibawah ini;
Dimasa kehidupan Muhammad, bukan hanya dia yang mengaku sebagai nabi utusan Tuhan. Ada Taliha,
kepala suku Bani Asad, yang mengaku punya kekuatan ilahi. Dia
dikalahkan oleh Khalid (Sahabat Muhammad) dalam beberapa pertempuran
hebat.
Museilima
juga salah seorang 'nabi' penantangnya. Dia melakukan mukjijat2 dan
mengaku dikirim oleh Allah untuk saling membagi martabat kenabian
bersama Muhammad. Dia bahkan berani mengatakan bahwa Muhammad juga
mengakui pengakuannya ini. Pada akhirnya, dia terbunuh dalam pertempuran
di Al-Yemama, yang hampir jadi bencana bagi kelanjutan Islam.
Al-Aswad,
yang dikenal sebagai “Nabi Bercadar” dari Yaman, juga mengaku sebagai
nabi. Dia pejuang berani dan tangguh, namun juga arogan dan dengan
demikian kurang menarik dan kurang populer. Dia tewas akibat tipu daya
pengikut Islam.
Keberadaan
beberapa nabi dalam waktu yang sama, dinegara yang sama menunjukkan
bahwa masalah kenabian ini tidak ada hubungannnya dengan TUHAN; ini
hanyalah sebuah alat untuk menghipnotis orang melalui penipuan2 berkedok
agama. Tuhan tidak akan mengirim begitu banyak nabi2 ke Arab diwaktu
bersamaan. Orang2 ini, jelas, adalah “self-designated prophets” (jadi nabi atas pengakuan sendiri).
Muhammad
sukses karena dia memakai pendekatan nasional, yang menarik bagi orang2
berjiwa patriot seperti Abu Bakar dan Umar. Para kontestan nabi lainnya
gagal karena mereka terlalu menganggap rendah orang lain. Sebaliknya
Muhammad menjanjikan martabat tinggi bagi bangsa Arab, yang tidak tahu
apa-apa kecuali kemiskinan, penderitaan dan turunnya harkat martabat
mereka. Kejayaan ini adalah sebuah mimpi yang mereka anggap bisa
diwujudkan lewat seorang Muhammad. Kesuksesannya membuktikan pepatah
evolusi: Siapa yang Kuat, Dialah yang bertahan.
Semua ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan Allah, yang ada
hanyalah Muhammad berkedokkan Allah untuk mewujudkan ambisinya!
Mari kita lihat rencananya bagi Imperialisme Arab:
Muhammad menjiplak kepercayaan Yahudi dengan mengaku bahwa bangsa Arab adalah bangsa pilihan Tuhan;
“Di
antara semua bangsa di dunia Tuhan memilih bangsa Arab. Dari antara
bangsa Arab Dia memilih Kinana. Dari Kinana dia memilih Suku Quraish
(sukunya Muhammad). Dari suku Quraish Dia memilih Bani Hashim (klannya).
Dan dari Bani Hashim Dia memilih Aku.” (Ibn Sa’d, Tabaqat V. 1 p. 2 )
Pengakuan bahwa dirinya adalah utusan Allah, ia tegaskan lagi di Quran:
“Tiap-tiap
umat mempunyai rasul; maka apabila telah datang rasul mereka,
diberikanlah keputusan antara mereka dengan adil dan mereka (sedikitpun)
tidak dianiaya.” (QS 10:47)
Jelaslah,
seorang nabi datang kepada bangsanya untuk menyelesaikan masalah2
dengan adil untuk tujuan menyatukan mereka menjadi sebuah bangsa yang
hebat. Tapi, menurut Quran, cara paling efektif untuk mengamankan
kesatuan sebuah bangsa adalah dengan menunjuk satu Kiblat, satu
arah untuk memuja tuhan: semua orang beriman yang memuja tuhan yang sama
menghadap kearah yang sama dan menunjukkan satu kesatuan. Inilah alasan
bahwa hadits Bukhari 60:20 mengatakan bahwa setiap bangsa punya
kiblatnya sendiri. Ini juga dibenarkan oleh Quran (QS 2:148).
Nabi
lalu mencomot ajaran Yahudi dengan menyatakan Yerusalem, kota Yahudi
paling sakral, sebagai Kiblat bagi para muslim arab. Tapi setelah
sekitar 16 bulan, dia mengubahnya ke Kabah, sebuah tempat perlindungan
di Mekah, kampung halamannya sang nabi. Perubahan ini didiktekan oleh
keinginan/dorongan sang nabi untuk melayani tujuan2 nasionalnya. Quran
menyatakan:
“Orang-orang
yang kurang akalnya di antara manusia akan berkata: "Apakah yang
memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitulmakdis) yang
dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan
Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang
dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus. (QS 2:142)
“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.” (QS 2:144)
Dari
ayat2 ini, jelas bahwa perubahan kiblat dari Yerusalem ke Kabah
dipengaruhi BUKAN karena kehendak Allah tapi atas kemauan Muhammad.
Hadits Muslim 31:5903 menunjukkan bahwa perubahan kiblat ini disarankan
oleh Umar, Kalif kedua, yang dibunuh oleh seorang budak Persia karena ia
(Umar) dituduh sebagai seorang rasis.
Kalau begitu omong kosong saja pepatah Allah : “Timur dan Barat adalah Milik Allah (QS 2:142)”
Jika Timur dan Barat punya arti yang sama, lalu kenapa Dia paksa orang
untuk mengubah arah sholat dari Yerusalem ke Kabah? Kenapa mereka tidak
bisa menghadap kearah yang mereka suka?
Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka ke mana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS 2:115)
Jadi,
langkah ini diambil oleh nabi yang menyamar sebagai Allah untuk
melayani kepentingan imperialisme Arab. Malah, pengubahan Kiblat telah
menghancurkan nasib Yahudi, membawa maut bagi sejarah umat manusia dan
hanya menguntungkan bagi imperialisme Arab.
Muhammad
memang lihai. Ia mengatakan bahwa tiap bangsa punya nabinya sendiri,
TAPI dirinya berbeda. Katanya, hanya dia yang bukan hanya nabi bagi
bangsa Arab tapi juga nabi bagi SEMUA bangsa:
"Tiap Nabi ditunjuk bagi bangsanya sendiri tapi aku ditunjuk menjadi nabi bagi semua bangsa." (Mishkat, 5500, Vol.3)
Julukan 'nabi internasional' ini beserta dengan perubahan arah kiblat dari Yerusalem ke Kabah menunjukkan apa sebenarnya maksud Muhammad: muslim2
non Arab tidak boleh punya kiblat yang menunjukkan sifat khas mereka
sebagai sebuah bangsa tersendiri. Mereka harus menganggap kiblat Arab
sebagai PANDANGAN HIDUP mereka dan dengan demikian menerima hukum2 serta kebudayaan Arab dan menanggalkan tradisi2 nenek moyang asal mereka. Tahukah anda apa artinya ini dalam praktek ?
Tindakan
ini mengangkat derajad Mekah menjadi tempat penghormatan spiritual
tertinggi. Muslim dari berbagai bangsa menyembah kearahnya, tidak hanya
lima kali sehari namun setiap saat sesuai dengan zona waktu berbeda2
mereka diplanet ini. Tindakan kebiasaan menyembah ini memperbudak jiwa
mereka, membuat mereka secara tidak sadar patuh ke Mekah, menyembah
tempat kelahiran Muhammad dan mengurangi kekuatan memakai otak mereka.
Biasanya
satu bangsa harus menundukkan bangsa lain dengan kekuatan senjata; yang
ditundukkan membenci yang menaklukkan dan ingin merdeka, tapi dalam hal
ini, semua Muslim non arab mengucurkan air mata memohon agar diterima
sebagai budak2 budaya Arab! Bukankah ini contoh klasik seekor domba yang memohon pada penjagalnya agar segera dituntun kerumah jagal? Inilah kebijakan dari Muhammad.
Sadar
akan kerapuhan manusia, sang nabi memaksakan tekanan psikologis pada
para pengikut non arab dengan mewajibkan mereka untuk melepaskan budaya
asal mereka dan sebagai gantinya memakai budaya arab. Dia mencapai
tujuan ini dengan mengangkat martabat spiritual dari institusi2 Arab.
Berikut ini beberapa diantaranya:
1.
Kabah adalah rumah Tuhan karena Yang Maha Kuasa telah memerintahkan
Adam membangun rumah itu baginya, dan ini juga dibangun kembali oleh
Abraham.
2. Kuburan orang muslim harus digali sedemikian sehingga bila mayatnya dikubur, wajahnya menghadap kearah Mekah.
3.
Begitu keramatnya Mekah hingga tak seorangpun boleh BAB (buang air
besar) menghadap kota ini, dimanapun dia berada diplanet ini. Jika
melakukan ini dianggap kafir.
4.
Allah bicara dengan bahasa Arab, dan Quran juga dalam bahasa Arab, yang
merupakan bahasa yang sulit; semua muslim harus mempelajarinya agar
diberi karunia. Betapa berat sebelahnya Allah terhadap Arab.
5. Hadits Mishkat Vol. 3, no. 5751 melaporkan bahwa rasul berkata:
“Cintailah
Arab karena tiga alasan karena (1) Aku orang Arab (2) Quran dalam
Bahasa Arab dan (3) lidah para penghuni surga akan juga berbahasa Arab.”
6. Kabah adalah pusat dari berkat Allah karena disinilah 120 Doa Ilahi turun tiap hari, dan lalu disebarkan keseluruh dunia!
7.
Ibn Majah melaporkan dalam Hadis no. 1463, bahwa seorang Namaz (sholat
didalam mesjid) di Medinah membawa berkah 100 kali lebih banyak dari
sholat dimesjid lain, dan sholat dalam Kabah membawa rahmat 100.000 kali
lebih banyak dibanding sholat di mesjid lain!
8.
Bahkan kuburan orang Arab yang dikenal sebagai Jannat-ul-Mualla dan
Jannat-ul-Baquee adalah tempat keramat. Menurut sebuah hadis, kuburan2
itu terlihat bersinar dimata para penghuni angkasa, sama seperti
matahari dan bulan terlihat oleh para penghuni bumi. Mereka yang
dikuburkan disana akan masuk surga tanpa segala kesulitan dan masing2
diberi hak untuk intersesi (menjadi perantara) bagi 70.000 orang
lainnya!
9. Baca ayat berikut ini:
“(O
Rasul) Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah
aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS 3:31)
Hubungkan
ayat diatas dengan Hadis no 5 diatas. Maksud Muhammad mengeluarkan ayat
ini adalah; penyembahanmu terhadap Allah akan sia-sia jika kau tak
mengikuti aku (Muhammad) dan tak mencintai Arab.
10.
Sudah menjadi bagian dari iman Islam bahwa setiap muslim, dimanapun dia
tinggal, harus datang ke Mekah sedikitnya satu kali seumur hidupnya,
asal dia mampu.
Lebih
dari dua juta muslim seluruh dunia datang ke Mekah tiap tahun untuk
“naik” haji. Mungkin, jumlah yang sama juga melakukan Umroh per tahun.
Upacara2 ini menghasilkan begitu banyak kekayaan bagi orang Arab dan semakin memiskinkan negara miskin seperti Indonesia.
Padahal,
upacara ‘naik’ haji sudah menjadi bagian dari kebudayaan Arab sejak
jaman dulu kala yang dikembangkan dari prinsip2 penyembahan ala India
seperti Trimurti, Sabeanisme, takhyul2 lokal dan pengaruh2 Yunani. Tidak
ada bukti2 sejarah bahwa kuil Kabah pernah dibangun kembali oleh
Abraham, itu hanyalah klaim yang diciptakan bangsa Arab sendiri. Bukti
sejarah lebih menunjukkan bahwa Kabah adalah kuil Hindu. Bahkan diawal
kehidupan Muhammad, Kabah menjadi pusat penyembahan berhala. Begitu pula
dengan kebiasaan kuno mencium Hajar Aswad yang disarankan oleh nabi
karena hubungannya yang erat dengan budaya nasional Arab. Praktek
berhala yang menarik hati orang Arab ini, jelas menolong sang nabi untuk
mendapatkan umat baru bagi kepercayaannya.
Upacara
haji memang sudah ada di jaman sebelum Islam dan dari dulu sampai
sekarang tidak lain hanyalah untuk meninggikan martabat bangsa Arab.
Orang2 melakukan ritual mencium Batu Hitam termasuk mengelilingi Kabah
tujuh kali, yang dianggap melambangkan revolusi bintang2 yang
dihubungkan dengan tradisi kaum berhala di Yaman.
'Allah'
sendiri adalah nama dari Patung Kepala (Hubal/pemimpin patung) dalam
Kabah milik suku Quraish, sukunya Muhammad. Ayah Muhammad (sebelum
lahirnya Islam) bernama 'Abdi Allah' (Abdullah) yang berarti
'budak/pelayan Allah.' Muhammad mempertahankan nama ini karena memang
menarik bagi orang2 Quraish. Lagipula, Allah adalah tuhan Arab, bukannya
para penghuni “surga” (Allah sendiri) berbahasa Arab (lihat hadist no 5
diatas)?
Dengan
demikian sang Nabi telah melimpahkan kesucian yang lebih besar kepada
Mekah dibandingkan dengan orang Yahudi dengan Bait Allahnya di
Yerusalem. Kesucian Mekah ini mencipratkan kesucian kepada orang2 Arab
yang dijelaskan secara gamblang dalam hadis bahwa semua muslim harus
mencintai Arab, dan mereka yang membenci/iri akan ditolak, tidak akan
diakui oleh sang Nabi saat dia menjadi intersesor (perantara) nanti, dan
alhasilnya, ia akan membusuk dineraka.
Dalam rencana besar Arabisasi ini, sang nabi mempertahankan dirinya untuk tetap berada paling atas: meski dia katakan cuma orang biasa dan hamba Allah, tapi Allah-lah, bersama dengan para malaikatnya yang bershalawat bagi Muhammad, dengan kata lain memuja dia;
Sesungguhnya
Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang
yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam
penghormatan kepadanya. (QS 33:56)
Dengan
demikian, cinta dan kepatuhan pada Muhammad adalah Islam yang
sebenarnya dan Allah hanya menjadi alasan bagi Muhammad; kepercayaan
pada Allah tidak ada artinya tanpa mengakui dan patuh pada Muhammad
sebagai utusanNya! (Bandingkan dengan ayat no 9 diatas)
Cara terbaik untuk mempraktekkan Islam adalah dengan mengambil Muhammad sebagai model, suri tauladan:
“Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS 33:21)
Artinya,
meniru sang nabi, dalam hal2 kecilpun seperti cara berpikir &
bertingkah laku seperti sang nabi; bahkan makan, minum, bicara,
melangkah, tidur, berpakaian dan penampilan harus meniru nabi.
Akhirnya
kita menyadari bahwa doktrin 'nabi sebagai suri tauladan' ini adalah
alat yang membuat Islam menjadi alat Imperialisme Arab. Dibawah ini
adalah gambaran singkat dari prinsip dan praktek sang nabi sebagai suri
teladan:
Prinsip dasar dari Islam adalah divide et impera, atau “Pecah-Belah dan Jajah,”
yang membelah bangsa2 secara sosial dan politik, antara mereka yang
mukmin dari mereka yang kafir. Quran 58:19 menyatakan fakta ini dengan
sangat jelas : non muslim dicap sebagai “golongan setan” dan para
pengikut Allah dan Muhamad disebut sebagai “golongan Tuhan.”
Lebih
jauh lagi, Quran menyebut anggota2 dari “golongan setan” sebagai
“orang-orang yang sangat hina” dan menyatakan bahwa “mereka sesungguhnya
golongan pecundang.” Tapi tentang “golongan Tuhan,” ditambahkannya:
“Kamu
tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari
akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah
dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak
atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka. …… Dan dimasukkan-Nya
mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka
kekal di dalamnya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun merasa puas
terhadap (limpahan rahmat) -Nya. Mereka itulah golongan Allah.
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang
beruntung.” (QS 58:22)
Untuk pengertian yang lebih jelas dari ayat ini, fakta berikut mungkin bisa ditelaah dengan baik:
1.
Anggota “golongan setan” ditakdirkan jadi pecundang. Mereka makhluk
paling hina karena mereka tidak mengakui Muhammad dan Allah. Mereka
adalah orang2 non-muslim.
2.
Anggota “golongan tuhan” adalah orang yang tidak mencintai musuh Allah
dan Muhammad, yang tidak mencintai non muslim, meskipun non muslim itu
adalah ayah, anak, saudara atau bangsa mereka sendiri. Orang2 yang tidak
mencintai non muslim inilah yang akan makmur kehidupannya dan akan
dijadikan penghuni surga didunia yang berikutnya.
Disini
perpisahan abadi muslim dan non muslim didasarkan pada konflik sosial
dan politik yang tak berkesudahan dan Muhammad mencoba meyakinkan para
muslim akan kemenangan akhir mereka. Bagaimanapun, seseorang tidak dapat
menjadi bagian dari “golongan tuhan’ sampai dia memutuskan hubungan
dengan orang tua, anak, saudara, orang2 sebangsa mereka, jika mereka
semua itu tidak menerima Islam.
Inilah
nasib bagi semua negara non-Arab dimanapun Islam masuk lewat pedang,
migrasi atau propaganda. Diwilayah2 itu, Muslim berkewajiban
memberlakukan dominasi kebudayaan ARAB, dengan cara menempatkan semua
tradisi budaya setempat mereka dibawah budaya Arab, mengadopsi hukum
Islam, mempelajari bahasa dan gaya Arab; mencintai Mekah dan Arab,
mengakui Muhammad sebagai suri tauladan karena sebagai orang Arab, dia
(Muhammad) mencintai dan memberlakukan apapun yang berbau Arab.
Lebih parah lagi, mereka harus membenci budaya dan tanah air mereka sendiri sedemikian hingga tanah airnya menjadi Dar-ul-Harb,
yakni Medan Perang. Ini berarti bahwa mereka harus mendirikan tenda
musuh ditanah air mereka sendiri dan memerangi bangsa mereka sendiri
sampai bangsa mereka semua menyerah pada imperialisme budaya Arab dengan
cara memeluk Islam (lihat GAM, DI TII).
Hanya jika demikian sajalah maka negara tersebut akan menjadi Dar-ul-Islam,
yakni Medan Damai. Jika tidak maka tanah air tersebut akan terus
menjadi Medan Perang (Dar-ul-Harb) dimana pembunuhan dan pemerkosaan non
muslim dianggap sebagai perbuatan baik; penipuan dianggap perlu dan
malah dijadikan bagian dari moralitas Muslim pribumi.
Tanah
Air! Apa itu Tanah Air? Tanah dimana seseorang lahir, dibesarkan,
tinggal dan menghabiskan hidupnya, itu semua dianggap sebagai lelucon
besar di mata mereka yang terkena Arabisasi. Para muslim non arab ini
mengembangkan perasaan benci kesumat kepada budaya dan tanah air mereka
sendiri.
Lihatlah Mesir,
tanah dari para Firaun yang perkasa, dimana keunggulan kekaisaran
mereka menjangkau masa 3000 tahun. Tanah indah, penuh sains, seni,
budaya dan tingkah laku para dewa ini berubah dan menukik tajam hingga
hampir menyentuh titik nadirnya ketika Islam mengambil alih. Tidak ada
orang Mesir asli lagi. Mereka semua berubah menjadi orang Arab!
Atau simaklah halaman2 bersejarah dari orang Persia (Iran).
Kerajaan megah mereka berlangsung berpuluh2 abad lamanya. Begitu besar
kerajaan mereka hingga tidak ada yang menyamainya dalam ukuran sampai
Inggris muncul dalam kancah internasional 3000 tahun kemudian. Sumbangan
mereka bagi perkembangan hukum di Romawi, kebudayaan Yunani dan
tradisi2 di Asia tidak dapat dihitung. Mereka menghasilkan pemimpin2
spiritual seperti Zaratushtra yang kebijakannya sampai mempengaruhi
agama2 besar seperti Yudaisme dan Kristen.
Tapi
begitu Islam menjajah Persia, orang Arab menyita semua kekayaan2nya
melalui sistem yang telah terbukti keefektifannya, yaitu melalui
penjarahan, termasuk menjarah wanita2 cantik molek dan merebut karya
penyair2 ternama Iran yang telah banyak menyumbang keindahan bagi
tradisi2 Asia maupun Eropa.
Setelah itu, budaya Persia LENYAP total
dari muka bumi. Semua kejayaan budaya dan politiknya dimusnahkan oleh
orang2 Iran sendiri yang di-Arabisasi dan akhirnya membenci kebudayaan
mereka sendiri. Mereka lebih suka menjadi muslim dengan janji2 berseks
ria dengan 72 perawan abadi, anak2 lelaki cantik dan arak2 lezat yang
disebut2 dalam Quran. Mereka menghujat nabi2 mereka sendiri, Zaratushtra
dan Mani. Mereka membangun mitologi mereka sendiri yang dikenal sebagai
Shi’ah, yang secara total berdasar pada lambang, cinta dan tradisi para
pahlawan Arab, khususnya anggota keluarga langsung sang Nabi Muhammad.
Sejak itu, orang2 Iran kehilangan jiwa Persia mereka. Mereka telah
dicabut dari kebesaran Persia, mereka bukan lagi orang2 Iran yang hebat
seperti sebelumnya. Tidak ada lagi yang bisa jadi sumber inspirasi
mereka kecuali jika hal itu didasarkan pada penjilatan terhadap orang
Arab. Revolusi Islam dari Imam Khomeini adalah contohnya.
India
adalah korban lain Islam. Saat Muhamad bin Qasim menginvasi wilayah
Sindh, ini adalah saat yang paling buruk, paling menjijikan dan paling
tidak menyenangkan dalam sejarah India. India, obor peradaban dunia yang
punya tradisi hebat yang sebelumnya menikmati kehangatan 'ahimsa',
kehangatan Hindu dan Budha, kemudian disengat oleh penjajah Arab yang
doyan merampok dan memperkosa.
Ironisnya
adalah, semua pembunuhan yang mereka lakukan itu diatasnamakan pada
Allah yang mereka sebut ‘maha adil dan penyayang’, yang menganggap
orang2 golongan tuhan ini sebagai orang2 yang bertindak adil dengan
menyiksa orang2 kafir. Lalu, tanah ini tidak lagi seperti semula, orang2
Hindu dan Budha yang tak mau mengakui Islam dibantai, darah mengalir
dimana2, sejarah mencatat 80.000.000. orang meninggal akibat upaya
Arabisasi ini. Islam telah mencabut Budha sampai keakar-akarnya, hingga punahlah Budhisme dari tanah asalnya.
Meski
upaya Arab menjadikan India sebagai Imperium Theokrasinya gagal, namun
mereka berhasil menancapkan doktrin Islam di sebagian wilayah tersebut.
Mereka yang telah terdoktrinisasi ingin memisahkan diri membentuk negara
muslim tersendiri, mendedikasikan kepercayaan mereka pada tanah air
sebagai Dar-ul-Harb, dengan memusuhi bangsa mereka sendiri!
Filosofi
amoral inilah yang menyebabkan pecahnya India menjadi Pakistan. Upaya
divide et impera yang gagal dilakukan oleh orang Arab justru sukses
ditangan orang2 India sendiri. Itu sebabnya Islam adalah alat abadi
penyebaran Imperialisme Arab; tidak lagi diperlukan pedang, tidak lagi
diperlukan senjata: cukup dengan mengatas namakan agama Allah.
Kita harus ingat bahwa Islam adalah duta permanen dari agama, sosial dan politik. Quran menyatakan:
“Perangilah
orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada
hari kemudian … sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka
dalam keadaan tunduk.” (QS 9:29)
Kesiapan
perang terhadap non muslim ini memang telah menjadi motivasi Islam,
tapi hal ini akan musnah dengan datangnya nabi lain. Tapi inipun sudah
dipikirkan Muhammad. Dia menutup lubang kelemahan ini dengan kelicikan
yang lazim. Dia umumkan dirinya sebagai nabi Terakhir, yakni tidak akan ada nabi2 lain lagi setelah dia dan dengan demikian tak ada orang seperti Ahmad Gulam Mirza (Ahmadiah) yang dapat MENGUBAH HUKUM2 KEBENCIANNYA MENJADI HUKUM2 DAMAI, sesuai dengan masing2 tanah air bangsa2 terjajah itu sampai tanah itu berubah menjadi Dar-ul-Salaam.
Disinilah
inti masalahnya: sebuah bangsa bisa dibenci, disakiti dan dipermalukan
jika tidak memeluk Islam, tapi begitu mereka memeluk Islam mereka
menjadi budak budaya Arab karena didalamnya terdapat rumus2 penolakan
terhadap tradisi tanah airnya sendiri. Benar-benar sebuah strategi
imperialisme yang sulit dikalahkan!
Dan malangnya Indonesiaku…
Rakyatnya sibuk menerapkan syariat Arab ditanah airnya sendiri!
SEMOGA TUHAN MERAHMATI INDONESIA.
Artikel selanjutnya, klik link dibawah ini;
Cara berpikir seorang muslim
Sumber: TrulyIslam
Muslimah, Buang Saja Jilbabmu!
Oleh: Taslima Nasrin
http://taslimanasrin.com/tn_bio.html
http://www.islamreview.com/articles/letsburntheburqa.shtml
Sebelum membaca artikel ini baiknya anda baca dahulu Asal usul jilbab (klik).
Ibuku memakai burqa. Dia memakai burka dengan jaring yang menutupi wajahnya. Hal ini mengingatkan saya pada tempat daging dirumah nenek. Yang ada pembukanya terbuat dari kain, bidang lainnya dari logam. Tapi tujuannya tetap sama: membuat daging itu aman. Ibuku dipaksa pakai burka oleh keluarganya yang konservatif. Mereka bilang pakai burka artinya mematuhi Allah. Dan jika patuh pada Allah, Allah akan senang padamu dan tidak akan membakarmu dineraka. Ibu sangat takut pada Allah dan juga pada ayahnya sendiri. Dia akan mengancam ibu dengan akibat yang mengerikan jika tidak memakai burqa.
Perempuan juga punya dorongan seksual. Jadi kenapa lagi Allah tidak memerintahkan para laki-laki utk memakai burqa? Jelaslah, Dia memperlakukan mereka secara istimewa.
Ibuku juga takut pada kaum laki-laki dilingkungannya, yang bisa saja membuat dia dipermalukan. Bahkan suaminya sendiri merupakan sumber rasa takutnya, karena dia bisa saja melakukan apapun pada ibu jika tidak patuh.
Waktu kecil, aku suka menggodanya: Ma, pengap ngga dicadarin gitu? Gelap ga didalam? Ngga sesak nafas, Ma? Ngga marah digituin? Apa pernah pingin membuang burka? Ibuku diam saja. Dia tidak bisa melakukan apa-apa utk itu. Tapi aku bisa. Waktu umur 16 tahun, aku diberi burqa oleh kerabatku, AKU BUANG BURQA ITU.
Kebiasaan burqa ini bukan hal baru. Telah ada sejak 300 SM. Para perempuan aristokrat keluarga Assyria memakai burqa. Perempuan awam dan pelacur tidak boleh pakai burqa. Dipertengahan abad, bahkan perempuan anglo saxon suka menutupi rambut dan dagu mereka serta menyembunyikan wajah mereka dibalik kain atau benda lain. Sistem Burqa ini jelas bukan hal religius. Burqa religius dipakai oleh biarawati katolik dan mormon, meski yang belakangan hanya memakainya selama upacara dan ritual keagamaan saja. Tapi bagi perempuan muslim, burqa religius demikian tidak dibatasi hanya pada ritual tertentu saja tapi merupakan kewajiban utk dipakai dalam kegiatan sehari-hari mereka, meski kegiatan itu bukan berada dalam jalur religius. Beberapa bulan lalu, pada puncaknya kontroversi burqa ini, Shabana Azmi mengatakan bahwa Quran tidak bilang apapun tentang pemakaian Burqa. Dia salah!
Ini yang dinyatakan Quran:
[24.31] Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan kecantikannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung (purdah atau burqa atau jilbab) hingga dadanya, dan janganlah menampakkan kecantikannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui tubuh yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
[33.59] Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.
Bahkan hadispun banyak membicarakan ini. Perempuan harus menutupi seluruh tubuhnya jika keluar, mereka tidak boleh pergi dengan lelaki diluar keluarga, mereka tidak boleh ke mesjid utk baca namaaz, mereka tidak boleh pergi ke penguburan.
Ada banyak pandangan tentang kenapa dan bagaimana purdahnya islam dimulai (purdah adalah sejenis penutup tubuh/aurat perempuan, sejenis burqa atau sejenis jilbab). Satu pandangan mengatakan bahwa Muhammad menjadi sangat miskin setelah semua kekayaan istri pertamanya, Khadijah, habis. Saat itu, di Arab, orang miskin harus ke gurun pasir atau padang rumput jika ingin buang air besar ataupun ingin menyalurkan hasrat seks. Istri-istri Muhammad juga harus melakukan hal sama. Dia bilang pada istri-istrinya bahwa “kuijinkan keluar dan buang hajat”. (Bukhari vol.1 buku 4, no.149). Dan inilah yang dilakukan istri-istrinya. Satu hari, murid Muhammad Uman mengeluh padanya bahwa para perempuan ini merasa tidak nyaman karena mereka sering dikenali/dilihat orang lain ketika buang hajat. Umar menganjurkan penutup tapi Muhammad mengabaikannya. Lalu Muhammad bertanya pada Allah, minta nasehat dan Dia mengeluarkan ayat (33:59) (Bukhari buku 26 no.5397)
Inilah sejarahnya purdah atau burqa atau jilbab menurut hadis. Tapi pertanyaannya adalah: karena pria arab buang hajat ditempat terbuka juga, kenapa Allah tidak memerintahkan purdah atau burqa bagi laki-laki? Jelaslah, Allah islam tidak memperlakukan laki-laki dan perempuan dengan sama, jika tidak pasti ia akan memerintahkan purdah bagi keduanya! Lelaki lebih tinggi status derajatnya dari perempuan. Jadi perempuan harus dijadikan penjara berjalan dan dikarungi, tetapi lelaki bebas seperti burung.
Pandangan lain adalah bahwa purdah diperkenalkan utk memisahkan para perempuan dari pelayan-pelayan. ini bersumber dari kisah-kisah hadis juga. Satu kisah dari Bukhari: Setelah memenangkan perang Khaibar, Muhammad mengambil alih (baca: merampas) seluruh harta milik musuh, termasuk para perempuannya. Salah satu perempuan jarahan ini adalah Safia. Satu murid Muhammad mengaku tahu status perempuan satu ini. Dia menjawab: “Jika besok kau lihat Safia memakai penutup, purdah, maka dia akan menjadi seorang istri. Jika tidak, artinya aku putuskan utk menjadikan dia budakku.”
Pandangan ketiga berasal dari kisah ini. Istri Muhammad Aisha sangat cantik. Teman-temannya sering menatapnya dengan horny. Hal ini membuat si Muhammad sewot. Jadi Allah mengeluarkan ayat yang berkata, “[33.53] Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu ke luar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir.”
Ini utk mencegah mata keranjang teman-temannya, murid-muridnya ataupun tamu-tamu prianya hingga sistem purdah ini diwujudkan. Pertamanya hanya diterapkan pada istri-istri orang yg dianggap suci saja, belakangan diperluas kesemua perempuan muslim. Purdah artinya menutupi seluruh tubuh kecuali mata, tangan dan kaki. Sekarang ini, ada perempuan yang mempraktekan purdah dengan hanya menutupi rambut saja (Jilbab sebagaimana yang umum kita kenal). Itu bukan yang tertulis dalam hadis atapun Quran. Sejujurnya, menutupi rambut saja bukanlah purdah islami.
Dalam perioda awal islam, Muhammad memulai praktek menutupi kaki para perempuan. Dalam 100 tahun setelah kematiannya, purdah menyebar keseluruh timur tengah. Para perempuan ditutupi dengan lapisan kain tambahan. Mereka dilarang keluar rumah atau dihadapan laki-laki tak dikenal. Hidup mereka dipaksa masuk kedalam hidup yang ketat: tinggal dirumah, masak, membersihkan rumah dan pakaian, beranak dan membesarkan anak. Dengan cara ini, satu bagian dari manusia dipisahkan oleh burqa, dikarantina dan ditutupi (dikarungi, atau dibungkus rapat kayak pepes ikan).
Kenapa perempuan ditutupi? Karena mereka adalah objek seks. Karena jika para lelaki melihat mereka, laki-laki terangsang alias horny. Kenapa harus perempuan yang dihukum karena masalah seksual laki-laki? Bahkan perempuan juga punya dorongan seks. Tapi laki-laki tidak ditutupi karenanya. Tidak ada agama apapun yang diformulasikan oleh laki-laki yang perempuannya dianggap sebagai makhluk yang keberadaanya terpisah, atau sebagai manusia yang punya hasrat dan pendapat tersendiri yang terpisah dari pria. Aturan purdah mempermalukan bukan hanya perempuan tapi laki-laki juga. Jika perempuan berjalan tanpa purdah, seakan para lelaki tidak tahan utk tidak horny ketika melihat meraka, ingin meraba-raba atau memperkosa mereka. Apa para laki-laki begitu gila dan rendah sehingga langsung kehilangan akal sehat mereka jika melihat perempuan tanpa burqa? Apakah setiap laki-laki pasti konak alias ereksi penisnya saat melihat perempuan tanpa jilbab? Pakaian penutup tubuh perempuan (purdah, burqa atau jilbab) dipakai karena asumsi bahwa setiap laki-laki pasti otaknya ngeres, pikirannya kotor dan jorok. Bukankah ini juga mempermalukan kaum laki-laki sendiri?
Pertanyaan saya pada Shabana dan para pendukungnya adalah, siapa yang berpendapat bahwa Quran tidak mengatakan tentang purdah? Jika Quran menyuruh perempuan pakai purdah, haruskah perempuan melakukannya? Jawaban saya adalah, TIDAK. Apapun yang buku sial itu (quran) katakan, siapapun orang yang menyarankan, perintah makhluk apapun, perempuan seharusnya tidak memakai purdah. Tidak cadar, chador, hijab (jilbab), burqa, penutup kepala atau nama-nama apapun lainnya. Perempuan tidak harus memakai semua ini hanya karena ini semua adalah alat penghinaan dan penindasan belaka. Ini adalah lambang kekerasan terhadap perempuan. Lewat alat-alat ini, perempuan dikatakan bahwa mereka hanya benda milik laki-laki, objek utk mereka pakai. Penutup ini dipakai utk membuat perempuan tetap pasif dan tunduk. Perempuan disuruh pakai itu agar mereka tidak bisa eksis dengan kehormatan mereka, harga diri mereka, keyakinan dan identitas mereka tersendiri, pendapat sendiri dan ide-ide sendiri. Jadi agar mereka tidak bisa hidup mandiri dan hidup dengan kepala tegak dan tubuh juga tegak tidak membungkuk-bungkuk kepada kaum lelaki.
1500 tahun lalu, hanya karena alasan pribadi dan ego seseorang yang bernama Muhammad maka diputuskan bahwa seluruh perempuan harus pakai purdah dan sejak itu pula milyaran perempuan muslim diseluruh dunia telah menderita. Jadi banyak kebiasaan lama yang mati alami, tapi purdah tidak. Malahan, belakangan, ada kegilaan utk membangkitkannya lebih hebat lagi (ingat nggak dulu ada gerakan “lautan jilbab,” atau hari jilbab internasional yang diperingati oleh PKS dengan konvoi para perempuan berjilbabnya?).
Menutupi kepala perempuan berarti menutupi otaknya dan memaksakan otak itu tidak bekerja. Jika otak perempuan bekerja dengan benar, sudah sejak lama mereka akan membuang kerudung dan burqa yang dipaksakan pada mereka oleh rejim islam yang patriarchal.
Apa yang harus dilakukan perempuan? Mereka harus protes melawan diskriminasi. Mereka harus menyerukan perang melawan penindasan dan perlakuan jelek yang diterapkan islam selama ratusan tahun. Mereka harus lepas dari hegemoni laki-laki demi kebebasan dan hak-hak mereka. Mereka harus membuang pakaian diskriminasi dan membakar purdah, burqa, hijab, jilbab mereka!
http://taslimanasrin.com/tn_bio.html
http://www.islamreview.com/articles/letsburntheburqa.shtml
Sebelum membaca artikel ini baiknya anda baca dahulu Asal usul jilbab (klik).
Ibuku memakai burqa. Dia memakai burka dengan jaring yang menutupi wajahnya. Hal ini mengingatkan saya pada tempat daging dirumah nenek. Yang ada pembukanya terbuat dari kain, bidang lainnya dari logam. Tapi tujuannya tetap sama: membuat daging itu aman. Ibuku dipaksa pakai burka oleh keluarganya yang konservatif. Mereka bilang pakai burka artinya mematuhi Allah. Dan jika patuh pada Allah, Allah akan senang padamu dan tidak akan membakarmu dineraka. Ibu sangat takut pada Allah dan juga pada ayahnya sendiri. Dia akan mengancam ibu dengan akibat yang mengerikan jika tidak memakai burqa.
Perempuan juga punya dorongan seksual. Jadi kenapa lagi Allah tidak memerintahkan para laki-laki utk memakai burqa? Jelaslah, Dia memperlakukan mereka secara istimewa.
Ibuku juga takut pada kaum laki-laki dilingkungannya, yang bisa saja membuat dia dipermalukan. Bahkan suaminya sendiri merupakan sumber rasa takutnya, karena dia bisa saja melakukan apapun pada ibu jika tidak patuh.
Waktu kecil, aku suka menggodanya: Ma, pengap ngga dicadarin gitu? Gelap ga didalam? Ngga sesak nafas, Ma? Ngga marah digituin? Apa pernah pingin membuang burka? Ibuku diam saja. Dia tidak bisa melakukan apa-apa utk itu. Tapi aku bisa. Waktu umur 16 tahun, aku diberi burqa oleh kerabatku, AKU BUANG BURQA ITU.
Kebiasaan burqa ini bukan hal baru. Telah ada sejak 300 SM. Para perempuan aristokrat keluarga Assyria memakai burqa. Perempuan awam dan pelacur tidak boleh pakai burqa. Dipertengahan abad, bahkan perempuan anglo saxon suka menutupi rambut dan dagu mereka serta menyembunyikan wajah mereka dibalik kain atau benda lain. Sistem Burqa ini jelas bukan hal religius. Burqa religius dipakai oleh biarawati katolik dan mormon, meski yang belakangan hanya memakainya selama upacara dan ritual keagamaan saja. Tapi bagi perempuan muslim, burqa religius demikian tidak dibatasi hanya pada ritual tertentu saja tapi merupakan kewajiban utk dipakai dalam kegiatan sehari-hari mereka, meski kegiatan itu bukan berada dalam jalur religius. Beberapa bulan lalu, pada puncaknya kontroversi burqa ini, Shabana Azmi mengatakan bahwa Quran tidak bilang apapun tentang pemakaian Burqa. Dia salah!
Ini yang dinyatakan Quran:
[24.31] Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan kecantikannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung (purdah atau burqa atau jilbab) hingga dadanya, dan janganlah menampakkan kecantikannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui tubuh yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
[33.59] Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.
Bahkan hadispun banyak membicarakan ini. Perempuan harus menutupi seluruh tubuhnya jika keluar, mereka tidak boleh pergi dengan lelaki diluar keluarga, mereka tidak boleh ke mesjid utk baca namaaz, mereka tidak boleh pergi ke penguburan.
Ada banyak pandangan tentang kenapa dan bagaimana purdahnya islam dimulai (purdah adalah sejenis penutup tubuh/aurat perempuan, sejenis burqa atau sejenis jilbab). Satu pandangan mengatakan bahwa Muhammad menjadi sangat miskin setelah semua kekayaan istri pertamanya, Khadijah, habis. Saat itu, di Arab, orang miskin harus ke gurun pasir atau padang rumput jika ingin buang air besar ataupun ingin menyalurkan hasrat seks. Istri-istri Muhammad juga harus melakukan hal sama. Dia bilang pada istri-istrinya bahwa “kuijinkan keluar dan buang hajat”. (Bukhari vol.1 buku 4, no.149). Dan inilah yang dilakukan istri-istrinya. Satu hari, murid Muhammad Uman mengeluh padanya bahwa para perempuan ini merasa tidak nyaman karena mereka sering dikenali/dilihat orang lain ketika buang hajat. Umar menganjurkan penutup tapi Muhammad mengabaikannya. Lalu Muhammad bertanya pada Allah, minta nasehat dan Dia mengeluarkan ayat (33:59) (Bukhari buku 26 no.5397)
Inilah sejarahnya purdah atau burqa atau jilbab menurut hadis. Tapi pertanyaannya adalah: karena pria arab buang hajat ditempat terbuka juga, kenapa Allah tidak memerintahkan purdah atau burqa bagi laki-laki? Jelaslah, Allah islam tidak memperlakukan laki-laki dan perempuan dengan sama, jika tidak pasti ia akan memerintahkan purdah bagi keduanya! Lelaki lebih tinggi status derajatnya dari perempuan. Jadi perempuan harus dijadikan penjara berjalan dan dikarungi, tetapi lelaki bebas seperti burung.
Pandangan lain adalah bahwa purdah diperkenalkan utk memisahkan para perempuan dari pelayan-pelayan. ini bersumber dari kisah-kisah hadis juga. Satu kisah dari Bukhari: Setelah memenangkan perang Khaibar, Muhammad mengambil alih (baca: merampas) seluruh harta milik musuh, termasuk para perempuannya. Salah satu perempuan jarahan ini adalah Safia. Satu murid Muhammad mengaku tahu status perempuan satu ini. Dia menjawab: “Jika besok kau lihat Safia memakai penutup, purdah, maka dia akan menjadi seorang istri. Jika tidak, artinya aku putuskan utk menjadikan dia budakku.”
Pandangan ketiga berasal dari kisah ini. Istri Muhammad Aisha sangat cantik. Teman-temannya sering menatapnya dengan horny. Hal ini membuat si Muhammad sewot. Jadi Allah mengeluarkan ayat yang berkata, “[33.53] Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu ke luar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir.”
Ini utk mencegah mata keranjang teman-temannya, murid-muridnya ataupun tamu-tamu prianya hingga sistem purdah ini diwujudkan. Pertamanya hanya diterapkan pada istri-istri orang yg dianggap suci saja, belakangan diperluas kesemua perempuan muslim. Purdah artinya menutupi seluruh tubuh kecuali mata, tangan dan kaki. Sekarang ini, ada perempuan yang mempraktekan purdah dengan hanya menutupi rambut saja (Jilbab sebagaimana yang umum kita kenal). Itu bukan yang tertulis dalam hadis atapun Quran. Sejujurnya, menutupi rambut saja bukanlah purdah islami.
Dalam perioda awal islam, Muhammad memulai praktek menutupi kaki para perempuan. Dalam 100 tahun setelah kematiannya, purdah menyebar keseluruh timur tengah. Para perempuan ditutupi dengan lapisan kain tambahan. Mereka dilarang keluar rumah atau dihadapan laki-laki tak dikenal. Hidup mereka dipaksa masuk kedalam hidup yang ketat: tinggal dirumah, masak, membersihkan rumah dan pakaian, beranak dan membesarkan anak. Dengan cara ini, satu bagian dari manusia dipisahkan oleh burqa, dikarantina dan ditutupi (dikarungi, atau dibungkus rapat kayak pepes ikan).
Kenapa perempuan ditutupi? Karena mereka adalah objek seks. Karena jika para lelaki melihat mereka, laki-laki terangsang alias horny. Kenapa harus perempuan yang dihukum karena masalah seksual laki-laki? Bahkan perempuan juga punya dorongan seks. Tapi laki-laki tidak ditutupi karenanya. Tidak ada agama apapun yang diformulasikan oleh laki-laki yang perempuannya dianggap sebagai makhluk yang keberadaanya terpisah, atau sebagai manusia yang punya hasrat dan pendapat tersendiri yang terpisah dari pria. Aturan purdah mempermalukan bukan hanya perempuan tapi laki-laki juga. Jika perempuan berjalan tanpa purdah, seakan para lelaki tidak tahan utk tidak horny ketika melihat meraka, ingin meraba-raba atau memperkosa mereka. Apa para laki-laki begitu gila dan rendah sehingga langsung kehilangan akal sehat mereka jika melihat perempuan tanpa burqa? Apakah setiap laki-laki pasti konak alias ereksi penisnya saat melihat perempuan tanpa jilbab? Pakaian penutup tubuh perempuan (purdah, burqa atau jilbab) dipakai karena asumsi bahwa setiap laki-laki pasti otaknya ngeres, pikirannya kotor dan jorok. Bukankah ini juga mempermalukan kaum laki-laki sendiri?
Pertanyaan saya pada Shabana dan para pendukungnya adalah, siapa yang berpendapat bahwa Quran tidak mengatakan tentang purdah? Jika Quran menyuruh perempuan pakai purdah, haruskah perempuan melakukannya? Jawaban saya adalah, TIDAK. Apapun yang buku sial itu (quran) katakan, siapapun orang yang menyarankan, perintah makhluk apapun, perempuan seharusnya tidak memakai purdah. Tidak cadar, chador, hijab (jilbab), burqa, penutup kepala atau nama-nama apapun lainnya. Perempuan tidak harus memakai semua ini hanya karena ini semua adalah alat penghinaan dan penindasan belaka. Ini adalah lambang kekerasan terhadap perempuan. Lewat alat-alat ini, perempuan dikatakan bahwa mereka hanya benda milik laki-laki, objek utk mereka pakai. Penutup ini dipakai utk membuat perempuan tetap pasif dan tunduk. Perempuan disuruh pakai itu agar mereka tidak bisa eksis dengan kehormatan mereka, harga diri mereka, keyakinan dan identitas mereka tersendiri, pendapat sendiri dan ide-ide sendiri. Jadi agar mereka tidak bisa hidup mandiri dan hidup dengan kepala tegak dan tubuh juga tegak tidak membungkuk-bungkuk kepada kaum lelaki.
1500 tahun lalu, hanya karena alasan pribadi dan ego seseorang yang bernama Muhammad maka diputuskan bahwa seluruh perempuan harus pakai purdah dan sejak itu pula milyaran perempuan muslim diseluruh dunia telah menderita. Jadi banyak kebiasaan lama yang mati alami, tapi purdah tidak. Malahan, belakangan, ada kegilaan utk membangkitkannya lebih hebat lagi (ingat nggak dulu ada gerakan “lautan jilbab,” atau hari jilbab internasional yang diperingati oleh PKS dengan konvoi para perempuan berjilbabnya?).
Menutupi kepala perempuan berarti menutupi otaknya dan memaksakan otak itu tidak bekerja. Jika otak perempuan bekerja dengan benar, sudah sejak lama mereka akan membuang kerudung dan burqa yang dipaksakan pada mereka oleh rejim islam yang patriarchal.
Apa yang harus dilakukan perempuan? Mereka harus protes melawan diskriminasi. Mereka harus menyerukan perang melawan penindasan dan perlakuan jelek yang diterapkan islam selama ratusan tahun. Mereka harus lepas dari hegemoni laki-laki demi kebebasan dan hak-hak mereka. Mereka harus membuang pakaian diskriminasi dan membakar purdah, burqa, hijab, jilbab mereka!
Sumber: TrulyIslam
Islam Adalah Beban Hidupmu
Oleh: Newman. Murtadin India.
Tulisanku
ini kutujukan bagi para Muslim non-Arab. Pesanku bagi orang2 Arab: aku
tidak membenci ras Arab. Banyak orang Arab yang baik hati dan akupun
memiliki beberapa kawan2 Arab yang baik. Aku hanya menentang ideologi
mereka yang tidak masuk akal. Pertama-tama kuperkenalkan diriku. Aku
adalah Muslim India, atau tepatnya bekas Muslim. Aku percaya Islam
selama bertahun-tahun seperti kebanyakan orang2 India Muslim. Tetapi
kemudian kusadari bahwa aku salah sama sekali dan telah menipu diri
sendiri dengan percaya bahwa ada kebenaran dalam Islam. Perihal pria
berusia 50 tahun menikah dengan anak perempuan berusia 6 tahun sangatlah
menjijikan bagiku. Aku selalu benci akan praktek Islam ini dan tadinya
aku percaya ini merupakan kesalahan yang dilakukan orang2 Arab. Hal yang
membuatku berbalik jadi murtad adalah ketika aku mengetahui bahwa nabi
besar Islam sendiri ternyata mempraktekan hal yang menjijikan itu. Orang
seperti ini tidak mungkin jadi nabiku. Hal ini memunahkan iman Islamku.
Aku berterima kasih atas Faith Freedom Internasional akan hal ini.
Islam
tidak lebih dari sistem politik yang diciptakan oleh Muhammad untuk
mengenyahkan anggapan bahwa orang2 Arab berasal dari wanita yang tidak
dinikahi. Islam diciptakan untuk meneguhkan status sosial baru bagi
orang2 Arab. Islam bukan pesan Illahi dan tiada kebenaran di dalamnya.
Islam disamarkan sebagai agama. Banyaknya ayat2 Qur’an mengecam orang2
Yahudi, peristiwa2 yang terjadi di jaman Muhammad dan jaman sekarang,
semuanya menunjuk pada satu fakta. Semuanya ini adalah usaha untuk
menciptakan sejarah baru bagi orang2 Arab di bawah kedok monotheisme.
Islam adalah hasil dari kebencian Arab kepada Yahudi. Islam semata-mata
diciptakan Muhammad untuk menaikkan status sosial orang Arab dari
keturunan haram ke status terhormat yang ditentukan Tuhan. Qur’an mengolah kembali kisah2 Alkitab dengan memutarnya sedikit untuk menaikkan status Ismail.
Menurut
ajaran2 Yudeo-Kristen, orang2 Arab adalah keturunan Ismail – anak laki
Abraham hasil hubungannya dengan budak wanitanya yang bernama Hagar.
Orang2 Yahudi adalah keturunan Ishak – anak Abraham dari hubungannya
dengan istri sahnya yang bernama Sarah. Orang2 Arab dianggap sebagai
keturunan anak haram Ismail. Ini mengakibatkan status sosial yang
mengakibatkan rasa rendah diri dan hina diantara masyarakat Arab.
Muhammad menciptakan Islam untuk menghilangkan rasa hina ini dan memaksa orang2 untuk percaya akan sejarah baru bagi orang2 Arab.
Dia
dengan cerdik melakukan hal ini. Dia tahu bahwa untuk memenangkan
simpati orang2 Yahudi dan Kristen, agama baru harus sejalur dengan
sistem kepercayaan Semitik. Maka dia mengaku sebagai nabi berikutnya di
dalam urutan nabi-nabi Semitik. Islam dianggap sebagai lanjutan pesan2
Illahi yang tadinya diwahyukan kepada orang2 Yahudi. Tapi sebenarnya ini
semua adalah usaha cerdik untuk membuat orang2 Yahudi berada di bawah
kekuasaan Arab. Hal ini tampak jelas dalam Qur’an, yang mengatakan bahwa
kitab2 suci lainnya telah diubah. Muslim menyatakan bahwa perubahan
kitab itu terjadi pada kisah Ishak dan Ismail. Qur’an berkata bahwa
Ismail dipilih oleh Tuhan untuk dikorbankan. Semua perubahan2 ini
ditujukan untuk satu hal saja, yakni untuk mengangkat status Ismail di
atas status Ishak dan dengan demikian menjadikan orang2 Arab sebagai
masyarakat unggul dan dipilih oleh Tuhan untuk memimpin dunia. Inilah
alasan mengapa para Muslim Arab begitu keras berusaha menyebarkan Islam
dan membuat setiap orang memeluk Islam. Jika seseorang menjadi Muslim,
maka dia pun harus percaya akan sejarah baru ini dan status baru
terhormat orang2 Arab. Pertama-tama, Muhammad berusaha membujuk orang2
Yahudi dengan ayat2 seperti 2:62. Ketika ini tidak berhasil, dia
mengancam mereka dengan ayat2 seperti 3:85, 5:82 dan 9.29.
Usaha
untuk menunjukkan superioritas Arab tampak jelas dalam Qur’an. Terdapat
banyak ayat2 dalam Qur’an tentang orang2 Yahudi dan memberitahu mereka
untuk tunduk dan percaya kepada Muhammad. Muhammad berkata bahwa
sekarang Allah memilih Arab sebagai bangsa pilihan. Dia juga berkata
bahwa dialah nabi terakhir dan tiada wahyu lain yang diturunkan lagi
bagi umat manusia. Ini merupakan tindakan cerdik karena dengan begitu
dia tidak hanya menaikkan status Arab, tapi juga menutup kemungkinan hal
itu diubah oleh nabi2 baru setelah dia.
Orang2
Muslim menganggap Islam sebagai agama yang benar. Mereka menganggap
Qur’an sebagai pesan illahi dan firman Tuhan yang asli. Muslim berkata
bahwa Allah merupakan tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa. Semua ini
berasal dari apa yang tercantum dalam Qur’an. Anggapan bahwa Islam
adalah “agama yang benar” tidaklah dapat dipertanggungjawabkan. Dengan
pengamatan seksama, orang dapat melihat bahwa Qur’an tidak mungkin
merupakan firman dan pesan Illahi. Allah dalam Qur’an tidak mungkin
merupakan Tuhan alam semesta.
Islam
semata-mata hanyalah “Khotbah Tata Cara Hidup Orang Arab”. Para Muslim
berkata bahwa Islam bukan hanya sekedar agama, tapi juga cara2 hidup.
Ini memang benar. Tata cara kehidupan orang Arab tertulis dalam buku dan
buku ini disebut Qur’an. Tata cara hidup ini dipaksakan kepada orang
lain. Seks dan kekuasaan merupakan bagian penting dalam kehidupan orang
Arab. Qur’an menyucikan kelakuan amoral orang2 Arab dalam ayat2 seperti
“kau boleh berhubungan seks dengan apa yang dimiliki tangan kananmu” dan
janji2 dapat perawan2 di surga. Ijin berhubungan seks dengan yang
dimiliki tangan kanan (budak2 wanita) berhubungan dengan sejarah Arab
yang berasal dari kelahiran Ismail. Jadi Muhammad tidak dapat
menghentikan praktek seksual ini.
Orang2
Arab juga punya tingkatan sosial Muslim dengan orang2 Saudi di puncak,
lalu diikuti oleh orang2 Arab lainnya, kemudian para Muslim non-Arab.
Muslim Arab tidak memperlakukan para Muslim dari negara lain dengan
hormat. Tidak ada persamaan hak yang ditawarkan kepada Muslim non-Arab.
Arab Muslim bagaikan kelas atas. Mereka dianggap tidak pernah salah dan
tidak pernah perlu minta maaf. Semua ini membuktikan bahwa Islam
diciptakan untuk memompa ego orang2 Arab. Orang2 lain tidak punya hak
dan kedudukan yang sama seperti mereka. Jika Islam memang adalah agama
yang benar dan diciptakan bagi seluruh umat manusia, maka keadaan
seperti ini tidak akan terjadi. Sekarang orang2 Arab secara perlahan
belajar tentang hak2 azasi manusia dan hukum demokrasi dari Barat. Jika
Islam merupakan agama sejati dari Tuhan, mengapa orang2 Arab musti
belajar tentang hal2 ini dari orang Barat?
Jika
kau baca Qur’an, kau temukan bahwa tiada hal rohani dan kebajikan.
Sebaliknya, isinya malah penuh dengan kata2 tentang kekuasaan, seks,
perang, dll. Bagaimana mungkin pencipta alam semesta membujuk orang
dengan seks dan anggur di surga? Ini bagaikan pemimpin2 mafia
memberitahu bawahannya bahwa mereka akan dihadiahi wanita dan anggur
sebagai bonus bagi mereka yang bekerja keras. Apakah kau pikir tuhan
pencipta semesta alam begitu bodoh itu sehingga sanggup mengeluarkan
kata2 seperti itu?
Dengan
melihat sepintas saja bendera Saudi, sudah jelas nyata bahwa Islam
bukanlah agama damai. Di bendera itu tertulis Shahada dan di bagian
bawah tampak gambar pedang. Ini benar2 menyimpulkan pesan Islam. Kau
harus tunduk pada sistem kepercayaan ini, kalau tidak, kau akan dibunuh.
Bagaimana mungkin pedang melambangkan perdamaian?
Islam
menganggap murtadin sebagai pengkhianat. Hal yang serupa tampak pada
sistem politik fasisme yang tidak mengijinkan anggotanya meninggalkan
sistem partai itu. Orang2 yang meninggalkan partai fasis dianggap
sebagai pengkhianat. Dalam hal ini, Islam menyerupai ideologi komunis
atau fasis. Islam tidak bisa menolerir murtadin. Kejadian orang Afghan
yang murtad baru2 ini mengingatkan kita bagaimana Korea Utara
memperlakukan orang2nya yang berusaha meninggalkan rezim komunis. Agama
sejati dari Tuhan yang sejati tidak akan membunuh warganya yang
meninggalkan agama itu. Hanya agama yang ingin menyembunyikan sesuatu
dari orang lain yang sanggup mengeluarkan perintah bunuh kepada orang
yang murtad. Ini adalah hasil dari gejala kurang rasa percaya diri dan
sikap pengikut aliran sesat.
Lihatlah
apa yang terjadi di negara2 Islam. Orang2 pengikut agama “sejati” ini
saling bunuh satu sama lain. Ada banyak sekali sekte2 dan aliran2 Islam
diantara mereka. Tidak lama setelah Muhammad mati, Islam terbelah jadi
Sunni dan Shiah dan mereka pun mulai saling membunuh satu sama lain.
Tiada persatuan dalam diri mereka. Pakistan merupakan salah satu contoh
yang jelas. Memang begitulah orang2 yang mengikuti agama “sejati” dan
yang “dibimbing” Illahi.
Orang2 Muslim dapat digolongkan kepada tiga jenis: bodoh, pintar, dan cerdik.
Muslims Bodoh:
Kebanyakan
Muslim non-Arab termasuk dalam kelompok ini. Mereka tidak dapat membaca
atau mengerti Qur’an. Mereka tidak tahu bahwa Islam sebenarnya dibuat
bagi kepentingan Arab. Mereka adalah orang2 yang gampang ditipu dan
menjadi budak dan tentara sistem politik Islam. Mereka menipu diri
sendiri dengan mengira bahwa di bawah praktek Islam yang kotor dan
menjijikan terdapat kebenaran Illahi. Mereka terus mencari makna
tersembunyi ayat2 Qur’an dan praktek2 Islam yang menjijikan.
Muslims Pintar:
Kelompok
Muslim ini tidak peduli akan Islam dan belum membaca dan belum mengerti
Qur’an. Tapi mereka adalah orang2 yang cerdas. Begitu mereka membaca
dan mengerti pesan2 Qur’an, mereka segera meninggalkan agama ini.
Muslims Cerdik:
Kelompok
Muslim ini merupakan orang2 yang luarbiasa cerdasnya. Mereka tahu untuk
apa Islam itu. Mereka juga mengerti pesan2 Qur’an dan makna sebenarnya
ayat2 itu. Tapi mereka tetap saja berkata bahwa Islam adalah agama
sejati dan dari Tuhan untuk membuat orang2 yang gampang ditipu menjadi
pemeluk Islam. Kebanyakan orang2 Arab termasuk dalam kelompok ini.
Karena Islam menyatakan tata cara hidup Arab dan mengangkat status
mereka, tentu saja mereka ingin Islam terus tersebar. Ini akan
mengangkat ego mereka dan membuka jalan bagi mereka akan wanita dan seks
yang tanpa batas.
Himbauan:
Bagi
kaum Muslim non-Arab di Asia dan dunia Barat, kau telah digunakan oleh
orang2 Arab bagi kepentingan diri mereka semata-mata. Muslim2 Arab
menggunakan dirimu bagi kepentingan mereka berperang melawan Yahudi.
Mereka tidak menaruh hormat pada dirimu atau memperlakukan dirimu dengan
hormat. Tapi kau jadi tunduk pada Arab karena menjadi seorang Muslim.
Mereka memaksa dirimu percaya pada sistem politik yang bukan milikmu.
Islam adalah ideologi asing bagimu. Mereka menaruh beban ini pada
pundakmu dan kau dengan senang hati memanggulnya ke mana-mana,
menghancurkan hidupmu sendiri dan dunia ini bagi kepentingan mereka. Enyahkan Islam yang jadi beban hidupmu, legakan dirimu dan nikmatilah kehidupanmu.
Sumber: TrulyIslam
Islam Anti Demokrasi Dan Pancasila
Berbagai tokoh partai Islam, seperti PKS dan PBB
selalu mengatakan bahwa Islam tidaklah berlawanan dengan Demokrasi
ataupun Pancasila. Benarkah perkataan mereka, ataukah ini hanyalah kemunafikan mereka untuk menjadikan Demokrasi sebagai alat sementara untuk mewujudkan Indonesia sebagai budak Syariat Arab (Islam)?
Kata “demokrasi" berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein
yang berarti hukum/pemerintahan, sehingga demokrasi dapat diartikan
sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Dalam UUD 1945, konsep demokrasi tertuang dalam pasal 1 ayat 2, yang berbunyi:
Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang Undang Dasar.
Ayat
diatas dapat dijabarkan bahwa dalam demokrasi kekuasaan tertinggi
adalah ditangan rakyat, dimana kedaulatan tersebut dilaksanakan menurut
Undang Undang Dasar sebagai Sumber Hukum tertinggi dibawah Pancasila.
Pasal 3 ayat 1 UUD 1945 juga menyebutkan bahwa Undang Undang Dasar
sebagai Konstitusi Hukum tertinggi ditetapkan oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat sebagai manifestasi dari rakyat.
Hal
diatas sangat bertentangan dengan Al Quran karena di dalam Syariat
Islam, hukum hanyalah milik Allah dan rakyat tidak berhak menetapkan
hukum / Undang Undang.
“Hukum itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia.” (Qs Yusuf: 40)
”Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah,
dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah
kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari
sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu.” (Qs Al-Maaidah:
49).
“Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya),
jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang
demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Qs
An-Nisaa: 59)
Jadi jika berdasar Syariat Islam, maka pasal 1 ayat 2 UUD 1945 seharusnya berbunyi:
Kedaulatan berada di tangan Allah dan dilaksanakan menurut Al Quran dan Sunnah RasulNya.
Lalu
bagaimana jika ternyata hukum yang dibuat Allah dan Muhammad (Quran dan
Sunnah) tidak dapat mengcover seluruh detail aturan yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan permasalahan manusia? Karena itulah dilakukan Musyawarah / Syura.
Para
pembela Islam munafik seringkali mengatakan bahwa Islam tidak
bertentangan dengan demokrasi, karena Islam juga mengajarkan musyawarah /
syura. Atau dengan kata lain Syura = Demokrasi.
Anggapan
ini adalah anggapan yang amat salah dan tidak berdasar, sebab antara
kedua istilah ini terdapat perbedaan yang amat mendasar, yang menjadikan
keduanya sangatlah bertentangan. Untuk memahami hal ini secara benar,
kita harus mengetahui bagaimanakah prinsip2 Syura berdasarkan Syariat
Islam:
Prinsip Syura Pertama:
Musyawarah hanyalah disyariatkan dalam permasalahan yang tidak ada dalilnya.
Seperti
yang telah dinyatakan sebelumnya bahwa tujuan musyawarah ialah untuk
mencapai keputusan yang ternyata tidak tercakup dalam Al Quran ataupun
As Sunnah, hal ini berdasarkan Quran;
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan lain tentang urusan mereka.
Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka
sesungguhnya dia telah tersesat, sesat yang nyata.” (QS. Al Ahzab: 36)
Syura didalam Islam jarang terjadi dan hanya dilakukan dalam beberapa urusan yang musykil (sukar
diputuskan atau dipahami). Sedangkan untuk persoalan yang telah ada
ketetapan dari Allah dan Muhammad, maka tidak diadakan Syura. Hal ini
bertentangan dengan demokrasi, dimana musyawarah mufakat diletakkan
sebagai jalan utama untuk menyelesaikan suatu persoalan. Permusyawaratan
rakyatlah yang berkuasa untuk mengatur permasalahan berdasarkan
undang-undang yang telah dibuat.
Prinsip Syura Kedua:
Kebenaran tidak ditentukan oleh mayoritas suara terbanyak
Dalam
demokrasi, jika kata mufakat tidak tercapai, jalan keluar terakhir
adalah dengan pemungutan suara terbanyak. Hal ini bertentangan dengan
Quran;
“Dan
jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini niscaya
mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah
mengikuti persangkaan belaka dan mereka tidak lain hanyalah berdusta
(terhadap Allah).” (QS. Al An’am 116)
Ibnu Katsir berkata dalam Kitab Tafsir-nya tentang ayat ini :
Allah
memberitahukan tentang keadaan penduduk bumi dari kalangan Bani Adam
bahwa kebanyakan mereka dalam kesesatan. Seperti itu juga Allah
berfirman :
‘Dan sesungguhnya telah sesat sebelum mereka (Quraisy) sebagian besar dari orang-orang yang dahulu.’ (QS. Ash Shaffat : 71)
Begitu pula firman Allah :
‘Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman walaupun kamu sangat menginginkannya.’ (QS. Yusuf : 103)
Mereka dalam kesesatan tanpa keyakinan namun hanya sekadar persangkaan dusta dan perkiraan yang bathil belaka.
‘Mereka
tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka dan mereka tidak lain
hanyalah berdusta (terhadap Allah).’” (QS. Al An’am : 116)
Artinya suara mayoritas belum tentu menunjukkan kebenaran, dan sebaliknya, suara minoritas belum tentu suara yang salah.
“Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.” (QS. Al Baqarah : 243)
“Tapi kebanyakan manusia tidak menyukai kecuali mengingkari(nya).” (QS Al Isra’ : 89)
“Sesungguhnya
hari kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan
tetapi kebanyakan manusia tiada beriman.” (QS. Al Ghafir : 59)
“Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman walaupun kamu sangat menginginkannya.” (QS. Yusuf : 103)
Dan masih banyak ayat2 dalam Quran yang serupa dengan ayat2 diatas.
Prinsip Syura Ketiga:
Yang
berhak menjadi anggota Majelis Permusyawaratan ialah para pemuka
masyarakat, ulama dan pakar di setiap bidang keilmuan yang ditunjuk oleh
Khalifah.
Berdasarkan Syariat Islam yang berhak menjadi anggota Majelis Syura hanyalah ahlul hilli wal aqdi, yaitu para ulama dan pewaris para Nabi, atau mereka yang ditunjuk oleh Khalifah. Anggota Majelis Permusyawaratan / Syura tidak boleh berasal dari kalangan kafir / diluar Islam, dan juga tidak boleh seorang wanita.
Sedangkan
dalam demokrasi, anggota Majelis Permusyawaratan dipilih oleh rakyat,
rakyatlah yang menentukan para perwakilan mereka. Setiap anggota
masyarakat, siapapun dia, berhak dipilih untuk menjadi anggota Majelis
Syura sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, meskipun ia wanita ataupun seorang kafir (Kristen, Hindu, Budha, ataupun agama lain diluar Islam).
Jelaslah
apa perbedaan Syura dalam Islam dengan Demokrasi. Jika terdapat orang
atau partai yang menyatakan bahwa demokrasi dalam Islam adalah sistem
syura / musyawarah, bukan sitem demokrasi ala Yunani, sehingga ini hanya
sebatas penamaan, hal tersebut adalah kemunafikan yang amat sangat.
Pertama: Istilah demokrasi adalah istilah yang muhdats (hasil rekayasa manusia) maka tidak layak dan tidak dibenarkan menggunakan istilah2 semacam ini dalam Islam.
Kedua: Penggunaan istilah ini merupakan praktek menyerupai (tasyabbuh)
dengan orang2 kafir (khususnya Yunani, bangsa asal demokrasi), dan
Islam telah mengharamkan umatnya untuk berbuat menyerupai orang2 kafir
dalam hal2 yang merupakan ciri khas mereka. Muhammad pernah berkata:
“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia tergolong dari mereka.” (Hadis Abu Dawud)
Lalu
bagaimana dengan Syariat Islam yang menyatakan bahwa Tuhanlah sumber
seluruh hukum untuk mengatur seluk beluk kehidupan manusia, sampai hal
terkecil seperti kebiasaan makan dan tidur. Ternyata hal tersebut
hanyalah hasil contekan dari agama Yahudi, dengan bumbu Arabisasi ala Muhammad.
Syariat
Islam juga menyatakan bahwa Al Quran sebagai sumber kebenaran tertinggi
yang sempurna. Namun kenyataannya Al Quran jauh dari kata sempurna,
banyak kesalahan dalam Quran, baik kesalahan sejarah ataupun kontradiksi
dalam ayat2nya. Bahkan Penyusunan Quran (klik disini) tidak lepas dari intrik dan kebohongan.
Keseluruhan uraian diatas dengan jelas menunjukkan bahwa ISLAM ADALAH ANTI DEMOKRASI. Karena demokrasi adalah bagian dari Pancasila (sila 4), maka secara otomatis ISLAM JUGA ANTI PANCASILA.
Lalu
mengapa banyak partai Islam masih menggunakan Pancasila sebagai
ideologi partainya dan juga tetap ikut PEMILU yang merupakan pesta
demokrasi? Layakkah kita menyebut partai2 ini dengan istilah Partai
Kemunafikan Sejati?
Saudaraku,
mana yang anda pilih? Pancasila yang adalah Indonesianisasi. Ataukah
Islam yang adalah Arabisasi. Sadarlah wahai saudaraku! Sadarlah!
Sumber: TrulyIslam
Siapakah "KAMI" Dalam Quran?
Islam
adalah ajaran tauhid, yang meyakini bahwa Allah adalah Esa, tunggal,
satu secara kuantitas/jumlah. Tiada Tuhan Selain Allah. Jadi, jika ada
ajaran yang bertentangan dengan ke”satu”an Tuhan, ajaran itu dianggap
syirik, kafir. Syirik adalah dosa terbesar dalam Islam.
Didalam
Quran, Allah banyak menggunakan kata “KAMI” untuk membahasakan dirinya!
Dalam bahasa Indonesia, kami adalah kata ganti orang jamak, lebih dari
satu. Para penafsir awal menyatakan bahwa kami di Quran adalah Allah
sendiri, tanpa pribadi lain. Namun setelah banyak kerancuan, penggunaan
“KAMI” dalam Quran lalu ditafsirkan sebagai berikut :
Konteks penggunaan pertama.
Kata
Kami bermakna bahwa dalam mengerjakan tindakan tersebut, Allah
melibatkan unsur-unsur makhluk (selain diri-Nya sendiri). Dalam kasus
nuzulnya Qur'an, makhluk-makhluk yang terlibat dalam pewahyuan dan
pelestarian keasliannya adalah sejumlah malaikat, terutama Jibril; kedua
Nabi sendiri; ketiga para pencatat/penulis wahyu; keempat, para huffadz
[penghafal] dll.
Konteks penggunaan kedua.
Kata
Kami secara sosio-linguistik Arab bermakna "ta'dzim" [kata-kata yang
sopan untuk menghilangkan kesan keakuan terutama ketika kita bicara
kepada orang besar, atau orang banyak]. Nah dalam arti ini, ketika
dipakai kata Kami, ayat tersebut menggambarkan proses komunikasi dengan
etika yang lebih sopan (mungkin seperti cara ngomong orang jawa dengan
bahasa "krama")
Konteks penggunaan ketiga.
Ayat
yang menggunakan kata Kami biasanya menceritakan sebuah peristiwa besar
yang berada di luar kemampuan jangkauan nalar manusia, seperti
penciptaan Adam, penciptaan bumi, dan langit. Di sini, selain peristiwa
itu sendiri yang nilai besar, Allah sendiri ingin menokohkan/memberi
kesan "Kemahaan-Nya" kepada manusia, agar manusia dapat
menerima/mengimani segala sesuatu yang berada di luar jangkauan nalar
manusia.
Jadi,
KAMI disini dapat diartikan Allah sendiri, atau Allah beserta makluk
lain, tergantung konteksnya. Yang pasti harus ada unsur Allah disitu.
Tidak boleh Malaikat sendiri, atau Muhammad sendiri. Sebab Kaum Muslim
meyakini bahwa Quran dari halaman pertama hingga terakhir merupakan
kata-kata Allah yang diturunkan kepada Muhammad secara verbal, baik
kata-katanya (lafdhan) maupun maknanya (ma’nan). Sehingga Quran haruslah
dibaca seakan-akan Allah mengucapkan sendiri kata-kata di dalamnya.
Jika “Kami” diartikan malaikat sendiri, atau Muhammad sendiri, berarti
kebenaran Quran akan runtuh, karena kebenaran itu berasal dari makhluk
ciptaan, dan itu berarti bertentangan dengan apa yang diyakini selama
ini bahwa Quran berasal dari Allah.
Tapi
benarkah seperti itu? Benarkah panggunaan Kami adalah kontekstual?
Bukan dalam arti jamak, lebih dari satu? Ayat-ayat dibawah hanya 2 dari
ratusan ayat yang memakai kata Aku dan Kami.
“Maka Aku bersumpah dengan Tuhan Yang Mengatur tempat terbit dan terbenamnya matahari, bulan dan bintang; sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa”. (QS 70:40)
Siapakah
aku disini? Malaikat kah? Muhammadkah kah? Kalau kata "AKU" ditafsirkan
sebagai "Allah", apa pantas "tuhan" bersumpah dengan Tuhan? Tuhan yang
mana lagi? Lalu siapakah “KAMI” yang benar-benar maha kuasa?
“Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami
kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi syaitan menjadikan umat-umat itu
memandang baik perbuatan mereka (yang buruk), maka syaitan menjadi
pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka azab yang pedih”. (QS 16:63)
Siapakah
Kami disini? Malaikat kah? Muhammadkah kah? Kalau kata "KAMI"
ditafsirkan sebagai "Allah", apa pantas "Allah" bersumpah dengan Allah?
Allah yang mana lagi? Jika “KAMI” ditafsirkan sebagai malaikat, ini
berarti kita telah mengingkari keyakinan kita sendiri bahwa Quran adalah
ucapan ALLAH.
Bahkan
ALLAH menantang manusia untuk menunjukkan kekurangan, kesalahan, dan
kejanggalan dalam Quran, jika ternyata Quran bukan berasal dari Allah.
Secara spesifik Allah menantang untuk dibuatkan satu saja surah seperti
yang ada dalam Quran.
Dan
jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur'an yang Kami wahyukan
kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al
Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu
orang-orang yang benar. (QS 2:23)
Bahkan
mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al Qur'an itu",
Katakanlah: "(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surah-surah
yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu
sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang
benar". (QS 11:13)
Katakanlah:
"Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa
Al Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa
dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian
yang lain". (QS 17:88)
Maka
apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an? Kalau kiranya Al Qur'an
itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang
banyak di dalamnya. (QS 4:82)
MUNGKINKAH
ALLAH YANG MAHA KUASA MENANTANG MANUSIA HANYA UNTUK MEMBUKTIKAN
KEBENARAN UCAPANNYA. DIMANAKAH OTORITASNYA SEBAGAI ALLAH?
Hanya
manusialah yang mempunyai sifat sombong, dan takabur. Tuhan tidak
mungkin bersifat dan bersikap demikian. Kurang masuk akal kiranya Tuhan
menantang manusia dalam hal tulis-menulis sedangkan adalah hal yang
mudah bagi Tuhan untuk menjamah hati manusia untuk menerima FirmanNya.
Tidak perlu tantang menantang, ALLAH VS MANUSIA. Itulah usaha Muhammad untuk meyakinkan pengikutnya bahwa Quran benar2 berasal dari Allah, bukan dari dirinya sendiri.
Terlalu
banyak bukti dan fakta bahwa Al Quran penuh dengan kesalahan baik
internal maupun external, baik konseptual maupun gramatikal. Salah satu
contoh nyata adalah masalah Maryam (ibunda Yesus) yang disebutkan
sebagai anak Imran dan saudara perempuan Harun. Padahal kita semua tahu
bahwa Harun saudara Musa mempunyai ayah kandung bernama Imran dan
saudara perempuan kandung bernama Maryam. Sudah tidak ada keraguan bahwa
Muhammad mengira kedua Maryam adalah sama, atau tidak mengetahui sama
sekali bahwa ada dua Maryam.
Tantangan
untuk membuatkan surah seperti dalam Al Quran adalah permainan Muhammad
untuk membodohi pengikutnya. Orang-orang di tantang untuk membuatkan
satu saja surah sepeti Quran, tetapi kalau ada yang berhasil membuatnya
akan langsung di ancam hukuman mati karena dituduh telah membuat surah
palsu yang menyesatkan. (Bandingkan dengan Ahmadiah)
Surah
seperti dalam Quran tidaklah susah untuk dibuat. Bukannya susah, tetapi
kebanyakan orang enggan untuk merespon tantangan ini karena hadiahnya
sangatlah tidak menarik, yaitu hukuman mati. Dengan kemajuan internet
yang begitu pesat, ancaman dari para Muslim tidak lagi terlalu efektif.
Ada yang berhasil membuatkan surah seperti dalam Al Quran dan bisa
diakses online: Tantangan dalam Al Quran sebagaimana disebutkan dalam
ayat-ayat diatas bukanlah hal yang sulit untuk dipenuhi. Berikut
beberapa Surah yang sudah memenuhi tatangan tersebut:
The True Furqan http://www.islam-exposed.org/furqan/contents.html
Suralikeit http://www.suralikeit.com/
Kita seharusnya dengan rendah hati mengakui bahwa QURAN BUKAN HANYA PERKATAAN DARI ALLAH SAJA,
namun juga perkataan dari makluk seperti malaikat dan Muhammad. Berikut
adalah salah satu ayat yang mengklaim bahwa Quran hanyalah berasal dari
Allah sendiri;
“Tidaklah
mungkin Al Qur'an ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al Qur'an
itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum
yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan)
dari Tuhan semesta alam”. (QS 10:37)
Namun mari kita bandingkan ayat diatas dengan ayat2 dibawah ini:
A. PERKATAAN MUHAMMAD
“Aku
hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Mekah) Yang telah
menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan aku
diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS
27:91)
Ayat
ini jelas adalah ucapan Muhammad. Jika memang itu adalah kalimat Tuhan,
seharusnya ada perintah “Katakanlah”. Ayat awal ini saja sudah
membuktikan bahwa Quran hanyalah perkataan Muhammad, bukan perkataan
Allah.
“Sesungguhnya
telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka Barang siapa
melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan
barang siapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudaratannya
kembali kepadanya. Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara
(mu).” (QS 6:104)
Dalam
ayat ini, jelas sekali yang mengatakan “..aku sekali-kali bukanlah
pemelihara..” adalah Muhammad. Bahkan Dawood dalam terjemahannya
menambahkan tulisan kaki bahwa “Aku” merujuk pada Muhammad. (Ed - Kata
Muhammad dalam terjemahan bahasa Indonesia ini ditambahkan oleh pihak
penterjemah http://quran.al-islam.com/ dan karena itu ditulis dalam
kurung)
Dan
masih banyak ayat lainnya; (QS 6:114, 27:92, 42:10, 81:15, 84:16-19).
Setiap orang waras bisa melihat bahwa ayat2 diatas bukanlah kata-kata
Tuhan, tetapi kata-kata ucapan Muhammad sendiri. Sekali lagi, jika
memang itu adalah kalimat Tuhan, seharusnya ada kata perintah
“Katakanlah”, yang dalam versi bahasa Arab memang tidak tercantum.
B. PERKATAAN MALAIKAT
Dalam Quran juga terdapat kata-kata yang diucapkan oleh malaikat;
“Dan tidaklah kami (Jibril) turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu.” (QS19.64)
“Tiada
seorang pun di antara kami (malaikat) melainkan mempunyai kedudukan
yang tertentu, dan sesungguhnya Kami benar-benar bersaf-saf (dalam
menunaikan perintah Allah). Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih
(kepada Allah).” (QS 37:164-166)
Jadi
malaikat berkata bagi diri mereka sendiri dalam ayat diatas dan tidak
diilhami oleh perkataan Tuhan (hal ini juga disebutkan dalam ‘the
perfection in the quran sciences’ oleh Al-Syouty).
C. PERKATAAN MANUSIA, ENTAH SIAPA?
Surat AL FAATIHAH adalah doa seorang manusia kepada Tuhannya;
“Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji
bagi Allah, Tuhan semesta alam, Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Yang
menguasai hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan
hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan
yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan
nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula
jalan) mereka yang sesat”. (QS 1:1-7)
SEKALI LAGI KITA TELAH DIBODOHI!
Karena semua penjelasan diatas menjelaskan bahwa “AKU” dan “KAMI” dalam
Quran dapat diartikan bermacam-macam, yaitu: 1. Allah sendiri 2.
Muhammad sendiri 3. Malaikat sendiri, atau 4. Pencampuran ketiganya.
Penjelasan diatas juga membuktikan bahwa Quran bukanlah perkataan Allah
saja, namun juga perkataan dari Muhammad dan Malaikat. Dapatkah kita
mempercayai kebenaran ucapan Muhammad, melihat perilakunya yang barbar?
Dapatkah kita mempercayai ucapan malaikat, bagaimana jika ternyata
malaikat itu adalah setan yang menyamar dan ingin menjerumuskan kita
dalam jurang kebencian?
Lihatlah ayat pembelaan Allah terhadap Muhammad;
“Tetapi
mengapa mereka (orang kafir) mengatakan: "Dia Muhammad
mengada-adakannya". Sebenarnya Al Qur'an itu adalah kebenaran (yang
datang) dari Tuhanmu, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang
belum datang kepada mereka orang yang memberi peringatan sebelum kamu;
mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk”. (QS 32:3)
Tak
perlu menjadi seorang Einstein untuk mengerti bahwa kata “KAMI” dalam
Quran hanyalah Allah rekaan Muhammad sendiri. Allah dalam Quran hanyalah
boneka ciptaan Muhammad saja, karena dia adalah seorang psikopat
narsisis, manusia yang gila hormat. Mungkin anda menuduh kami mengada2,
tapi marilah dengan bijak kita cermati ayat2 berikut:
QS 4:18 Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya
dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke
dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang
menghinakan.
QS
33:36 Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula)
bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan
suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang
urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.
QS 72:23 Akan tetapi (aku hanya) menyampaikan (peringatan) dari Allah dan risalah-Nya. Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya baginyalah neraka Jahanam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Dan
masih banyak ayat lainnya (QS 3:32, 3:132, 4:13, 4:14, 4:59, 4:69,
4:80, 4:92, 8:20, 8:46, 9:71, 24:47, 24:51, 24:52, 24:54, 24:56, 33:33,
33:71, 47:33, 48:17, 49:14, 58:13, 64:12 ). Itulah Muhammad, yang
menduetkan namanya disisi Allah. Hanya manusia yang narsis dan gila
hormat saja yang menjajarkan namanya sendiri dengan nama Allah.
Durhaka pada Muhammad = durhaka pada Allah
Tidak taat pada Muhammad = tidak taat pada Allah
Tidak hormat pada Muhammad = tidak hormat pada Allah
Menentang Muhammad = menentang Allah
Tidakkah kita melihat KEGANJILAN di
sini? Siapakah Muhammad itu? Jika dia hanya rasul penyampai berita
saja, mengapa pula manusia harus memperlakukannya sama seperti
memperlakukan Tuhan agar bisa masuk surga?
Dalam Quran Muhammad tidak meminta para pengikutnya untuk memujanya. Malah dia mengklaim “hanya utusan saja”. Sebagai gantinya dia menuntut kepatuhan, namun dengan cerdiknya dia meminta para pengikutnya untuk taat pada “Allah dan Rasul-Nya.” Dalam sebuah ayat Quran, dia taruh perkataan berikut dalam mulut Allahnya:
“Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah: "Harta rampasan perang itu kepunyaan Allah dan Rasul,
sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di
antara sesamamu, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah
orang-orang yang beriman" (Q 8.1)
Mana
ada Tuhan yang menginginkan atau memerlukan barang2 hasil perampokan?
Muhammad menggunakan “Allah” sebagai bonekanya. Akan sungguh memalukan
jika dia katakan, “harta rampasan perang itu kepunyaanku”. Oleh karena
itu Muhammad selalu meletakkan nama Allah di depan namanya.
Dan
karena tidak ada seorangpun yang bisa melihat atau mendengar Allah,
semua kepatuhan adalah kepada Muhammad sebagai wakil Allah. Dialah yang
harus di taati dan takuti karena hanya dia satu-satunya perantara dari
tuhan, yang mana hal tersebut telah dia tanamkan kepada pengikutnya
bahwa tuhan harus dihormati dan ditakuti.
“Supaya
kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkanNya,
membesarkan-Nya. Dan bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (QS
48.9)
Sekali
lagi, Muhammad selalu meletakkan namanya (rasulnya) dibelakang kata
Allah. Mungkinkah Allah membutuhkan penguatan dari makluk ciptaannya?
Muhammadlah sebenarnya yang ingin dikuatkan dan dibesarkan!
Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya
dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke
dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang
menghinakan. (QS 4:14)
Ayat di atas menunjukkan EGO, dan bukan menunjukkan kemurnian dari seorang utusan Tuhan.
Akan sangat TINGGI NILAINYA bila ayat tersebut tertulis begini:
Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah
dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke
dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yg
menghinakan. (Surat Murtadin ayat 1)
Coba kita simak satu ayat lagi, sebagai contoh.
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan,
akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan
barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah
sesat, sesat yang nyata. (QS 33:36)
Ayat-ayat
itu sangat sarat dengan EGO seorang manusia yang ingin diakui, dipatuhi
dan ditakuti. Muhammad telah menyetarakan dirinya dengan allah
buatannya sendiri.
Akan LEBIH MULIA bila ayat tersebut tertulis begini:
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah telah menetapkan suatu ketetapan,
akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan
barang siapa mendurhakai Allah maka sungguhlah dia telah sesat, sesat
yang nyata. (Surat Murtadin ayat 2)
Dibawah ini adalah salah satu ayat yang membuktikan bahwa “KAMI” dalam Quran adalah Allah dan Muhammad sendiri.
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang
melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus
asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.
Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS 39:53)
Siapapun
anda, coba tafsirkan kata “Ku” pada ayat diatas? Jika anda mengerti
bahasa Arab, pasti anda mengatakan “Ku” tersebut adalah Muhammad.
Dalam
Quran, dari awal hingga akhir, menegaskan konsep bahwa manusia adalah
hamba Allah saja, dan semua pesannya berputar pada maksud bahwa mereka
harus menyembah hanya pada Allah saja. Muhammad sendiri adalah hamba
Allah. Namun ayat diatas menyatakan bahwa Muhammad menjadi Tuan atas
pengikut2nya. Itulah ucapan seseorang yang gila hormat. Hanya ada 2
penjelasan mengenai ayat tersebut, pertama, Allah kepleset dalam
menurunkan ayat tersebut! Atau, kedua, Muhammad lah Allah itu sendiri, hamba Allah=hamba Muhammad!
Sesungguhnya
orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya pasti mendapat kehinaan.
Sesungguhnya KAMI telah menurunkan bukti-bukti yang nyata. Dan bagi
orang-orang kafir ada siksa yang menghinakan. (QS 58:5)
Muhammad
selalu menuliskan dirinya berdampingan dengan allah, (allah dan
rasulnya), dan kemudian pada kalimat selanjutnya dia memakai kata ganti
KAMI.
Coba simak ayat di atas. Allah dan Rasul-Nya = KAMI
Seorang nabi haruslah rendah hati dan tidak menempatkan dirinya sejajar dengan Allah yang telah mengutusnya.
Malaikat
saja tak berani menempatkan dirinya sejajar dengan nama Allah, misal :
Patuhlah pada Allah dan Malaikatnya; atau kalau malaikat itu
menyampaikan firman kepada manusia: Patuhlah kepada Allah dan aku
(malaikat). Apalagi seorang manusia biasa!
Tidak ada model firman Allah seperti ini dalam sejarah Yahudi dan Nasrani, yang mensejajarkan Allah dan Nabi-Nya.
Lebih
lanjut, ada beberapa bukti dalam Quran dan hadis yang menyebutkan motif
penurunan ayat-ayat dan menunjukkan bahwa "INTEGRITAS" MUHAMMAD DALAM
PEWAHYUAN QURAN sangat diragukan. Ya Allah dalam Islam adalah ego
Muhammad sendiri.
Ketika
Muhammad berkunjung kerumah Zaid, anak angkatnya, beliau melihat Zainab
(istri Zaid) dengan tubuh moleknya yang hanya ditutupi oleh pakaian
tipis. Gelora birahi nabipun memuncak, dan beliau berniat untuk
mengawini Zainab, MENANTUNYA! Lalu sim salabim, muncullah ayat yang
menghalalkan Muhammad untuk mengawini MENANTUNYA SENDIRI. (Sumber: Abbas
Jamal Hal 55*, Hadis Bukhari 60:310)
Dan
(ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah
melimpahkan ni'mat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi ni'mat
kepadanya: "Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah",
sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan
menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang
lebih berhak untuk kamu takuti. MAKA TATKALA ZAID TELAH MENGAKHIRI
KEPERLUAN TERHADAP ISTRINYA (MENCERAIKANNYA) , KAMI KAWINKAN KAMU DENGAN
DIA supaya tidak ada keberatan bagi orang mu'min untuk (mengawini)
isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu
telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya. Dan adalah
ketetapan Allah itu pasti terjadi. (QS 33 : 37)
Ketika
Muhammad mengadakan jamuan makan pernikahannya dengan Zainab, ia
memberikan kode agar tamu yang diundang segera pulang, tapi masih ada
TIGA TAMU dan Anas yang ngeyel tak mau segera pulang. Nabi mengulangi
lagi tindakan dan kodenya, akhirnya ketiganya pun pulang. Namun Anas
masih saja tetap ingin bersama nabi. Karena GELORA MALAM PERTAMA nya
sudah sangat membara, nabi akhirnya menempuh cara terang-terangan dengan
cara menutup tirai di antara mereka berdua. Tidak cukup hanya itu, nabi
juga mengeluarkan JURUS PAMUNGKAS nya dengan mengeluarkan ayat 33:53! (SUMBER HADIS BUKHARI 60:314)
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi
kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu
waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan
bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang
percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu
Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu ke luar), dan Allah tidak malu
(menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan)
kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir.
Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak
boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini
istri-istrinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan
itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah. (QS 33:53)
Dan
masih banyak lagi ayat seperti ayat2 diatas yang membuktikan bahwa
Quran hanyalah ego Muhammad sendiri. Bukankah itu sebuah KEANEHAN.
Bukankah kita seharusnya mempunyai pertanyaan seperti Aisah, ketika
banyak wanita yang menawarkan tubuhnya kepada sang nabi?
Sahih Bukhari, Volume 6, Book 60, Number 311
Diceritakan
oleh Aisha: Aku memandang rendah wanita2 yang memberikan dirinya kepada
rasulullah dan aku katakan, "Dapatkah seorang wanita memberikan dirinya
kepada seorang laki2 ? Tetapi ketika Allah mengungkapkan: "Kamu ( O
Muhammad) dapat menunda giriran kepada saja yang kamu kehendaki atas
istrimu, dan kamu boleh menerima siapapun yang kamu inginkan…" ( 33.51)
Aku berkata ( kepada Nabi), " Aku merasakan bahwa ALLAHMU BERTINDAK CEPAT UNTUK MEMENUHI NAFSU DAN KEINGINANMU”
Apa yang dikatakan Aisha? "KUKIRA ALLAH BERTINDAK CEPAT UNTUK MEMENUHI KEINGINAN DAN NAFSUMU (MUHAMMAD)”!