“Kasihilah sesama manusia seperti dirimu sendiri” (Injil Lukas 10:29). – Ajaran Isa Al-Masih. “Hai suami, kasihilah isterimu
sebagaimana Kristus (Al-Masih) telah mengasihi jemaat dan telah
menyerahkan diri-Nya baginya” (Injil, Kitab Efesus 5:25). “Suami harus mengasihi isterinya
sama seperti tubuhnya sendiri; Siapa mengasihi isterinya, mengasihi
dirinya sendiri” (Injil, Kitab Efesus 5:28). “(Suami) kasihilah isterimu
seperti dirimu sendiri” (Injil, Kitab Efesus 5:33). “Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia” (Injil Kitab Kolose 3:19).
Ajaran Al-Quran dan Hadits agak berlainan. Meskipun ada ayat-ayat yang kelihatan menghormati wanita tapi ada juga ayat lain yang cukup mengkhawatirkan. Sayang terlalu sering pesan-pesan ini dipakai oleh laki-laki untuk memperlakukan isteri dengan cara yang jauh dari kasih. Dibawah adalah beberapa dari ayat yang menjadi pegangan suami dalam kelakuan demikian:
Hadits lain mengutip Asma, anak perempuan Sahih Bukhari, “Akulah isteri keempat dari Al-Zabayar (satu dari dua belas kawan yang dijanjikan Firdaus oleh Muhammad). Bila Al-Zabayar marah dengan salah satu dari kami, kami dipukul sampai pukulannya patah.”
Dalam kehidupan nyata memang cukup banyak kita temui suami yang beragama Islam memperlakukan isterinya dengan baik dan tidak memukul mereka. Tetapi ajaran diatas jelas memperbolehkan suami yang kurang baik untuk memperlakukan isterinya dengan tidak baik bahkan boleh memukulnya. Jelas ajaran ini bertentangan dengan Injil. Ajaran Injil melarang suami bertindak keras kepada isterinya dan malahan menyuruh suami untuk mengasihi isteri dengan kasih yang diteladani Isa Al-Masih.
Sumber: Isa Dan Islam
Ajaran Al-Quran dan Hadits agak berlainan. Meskipun ada ayat-ayat yang kelihatan menghormati wanita tapi ada juga ayat lain yang cukup mengkhawatirkan. Sayang terlalu sering pesan-pesan ini dipakai oleh laki-laki untuk memperlakukan isteri dengan cara yang jauh dari kasih. Dibawah adalah beberapa dari ayat yang menjadi pegangan suami dalam kelakuan demikian:
Bagaimana ajaran Islam terhadap isteri?
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebagian mereka yang lain (wanita)…Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusuznya, maka nasihatilah mereka dan jauhkanlah mereka dan pisahkanlah mereka dari tempat tidur, dan pukullah mereka” (Sura 4:34). Istilah ‘pukullah’ ini kemudian dipakai lagi dalam Sura 8:12 dengan terjemahan “‘penggallah’ kepala mereka (yaitu kafir) dan ‘pancunglah’ tiap-tiap ujung jari mereka.” Sahih Bukhari mengutip Muhammad, “Gantungkanlah pukulanmu (scourge) supaya dilihat isterimu.”Hadits lain mengutip Asma, anak perempuan Sahih Bukhari, “Akulah isteri keempat dari Al-Zabayar (satu dari dua belas kawan yang dijanjikan Firdaus oleh Muhammad). Bila Al-Zabayar marah dengan salah satu dari kami, kami dipukul sampai pukulannya patah.”
Kedudukan wanita dalam ajaran Islam
Kedudukan wanita dalam ajaran Islam jauh dari gambar yang diberikan Isa Al-Masih dan ajaran Injil. Hadits Sahih Bukhari yang lain mengutip Muhammad, “Saya berdiri pada pintu api (neraka) dan melihat bahwa kebanyakan manusia yang masuk adalah wanita.” Hadits Sahih IbnTimiyya (dan juga Sahih lain) berbunyi, “Muhammad sebutkan wanita ‘aniya’. ‘An’ ialah tawanan perang. Perkawinan adalah perbudakan, hendaklah diperhatikan oleh setiap ayah, kepada siapakah anak perempuanmu diperbudak.” Hadits Sahih Bukhari lain, “Nabi itu (Muhammad) mengatakan penderitaan dan kemalangan laki-laki yang terbesar yang ditinggalkan Allah ialah wanita.”Dalam kehidupan nyata memang cukup banyak kita temui suami yang beragama Islam memperlakukan isterinya dengan baik dan tidak memukul mereka. Tetapi ajaran diatas jelas memperbolehkan suami yang kurang baik untuk memperlakukan isterinya dengan tidak baik bahkan boleh memukulnya. Jelas ajaran ini bertentangan dengan Injil. Ajaran Injil melarang suami bertindak keras kepada isterinya dan malahan menyuruh suami untuk mengasihi isteri dengan kasih yang diteladani Isa Al-Masih.
Sumber: Isa Dan Islam
memukul disin bukan memukul secara kekerasan tetapi dengan masih lembut dg tujuan untuk mengingatkannya . bahya jika anda menafsirkan ayat Al-qur'an tanpa dasar ilmu nahwu, sorof, balaghoh asbab an-nuzul, ushul fiqih, dll.. baru anda boleh menafsirkannya (Al-qur'an) .
BalasHapus