Headlines News :
Home » , » Islam Bikin Muslim Jadi Gendeng

Islam Bikin Muslim Jadi Gendeng

Written By Islam Dalam Fakta on Senin, 07 Januari 2013 | 22.26

Banyak dari kita yang masih menutup mata dan enggan melihat dengan jujur, bahwa Islam-lah yang bertanggung jawab atas semua KETIDAK-WARASAN muslim. Biasanya untuk membela agama kita, maka kita akan mengatakan, "Itu bukan salah agamanya, tapi salah orangnya karena tidak memahami ajaran agamanya dengan baik". SEbenarnya siapakah yang tidak memahami atau belum memahami ajaran agamanya dengan baik? Si pembela ataukah muslim yang menjadi pelaku? Tentu saja orang yang mengatakan Islam itu baik dan yang salah adalah oknum, adalah orang yang BELUM MEMAHAMI ajaran Islam dengan baik. Justru semakin kita memahami ajaran Islam dan mengamalkannya, kita akan menjadi semakin rusak. Kita bukannya makin baik dan bermoral, tapi kita akan makin jahat dan bertambah bejat.

Apakah kau kira, para kyai yang disegani sangat tinggi ilmu agama Islamnya itu, adalah benar-benar orang yang bebas dari kemusyirikan? Banyak contohnya dalam kehidupan kita para kyai justru memelihara jin dan makhluk halus. Mereka juga belajar ilmu-ilmu magis, di mana semuanya itu tidak datang dari Tuhan, tapi dari roh-roh jahat. Tidak sedikit kyai yang disegani karena dianggap memiliki kesaktian. Coba dinalar, kenapa makin kaffah keislaman seseorang, bukannya makin benar jalan hidupnya, tapi makin terperosok ke dalam KEMUSYIRIKAN? Itu karena Islam sebenarnya tidak bersumber dari TUHAN, tapi dari roh-roh jahat. Awloh adalah ratu dari roh-roh itu. Itulah kenapa, seorang kyai bisa nyantet memakai nama awloh, dan dengan berbekal ayat-ayat Alquran mereka bisa melakukan berbagai atraksi sihir.

Anda pasti sudah tahu Syekh Puji. Dia seorang syekh, seorang ustad dan ulama pemimpin pondok pesantren, dia seorang guru agama. Tapi lihat, dia TIDAK TAHU arti KESETIAAN, dan bahkan dia juga tidak bisa bedakan PATUT & TIDAK PATUT, dia pedofil. Kenapa seorang yang makin mengerti ajaran Islam, bukannya makin MELEK ROHANI, tapi justru makin buta rohani? Itu karena Islam yang membuat begitu. Bila seseorang diajarkan hal-hal baik, dan dia sangat paham dan mengamalkannya, dia akan menjadi orang baik. Sebaliknya, bila seseorang diajarkan hal-hal buruk, dan dia sangat paham itu dan kemudian mengamalkannya, maka dia akan menjadi orang yang buruk.

Akar permasalahannya sebenarnya pada Islam, dan bukan pada oknumnya semata. Kita tidak bisa menyalahkan orangnya saja. Percuma, kita mengutuk pelaku kebejatan dan terorisme, sedangkan BIBITnya sendiri tidak diapa-apakan. Ibaratnya ada wabah demam berdarah, yang diurusin cuma penderitanya saja, sedangkan NYAMUKNYA yang menjadi biang kerok penyakit tersebut dibiarkan terus berkeliaran. Apakah kau pikir, dengan menghukum mati Amrozi cs maka TERORISME akan berhenti? TIDAK, selama Islam masih ada, jangan harap TERORISME akan lenyap. Apakah kau pikir, dengan melarang Syekh Puji mengawini anak ingusan, maka PEDOFILI akan lenyap? TIDAK, selama Islam masih ada, jangan harap PEDOFILI akan lenyap.

Islam, tidak hanya membuat diri sendiri menjadi "SAKIT", Islam juga membahayakan keselamatan orang-orang di sekelilingnya. Saya akan berikan beberapa KISAH NYATA untuk membuka mata kita yang selama ini telah dibutakan oleh SIKAP PEMBELAAN BUTA terhadap agama Islam.

saya kutip dari http://www.tempo.co.id/hg/fokus/2008/11/04/fks,20081104-260,id.html

    Akibat ajaran Islam, Muslim ancam bunuh Presiden

    Selasa, 04 November 2008 | 18:14 WIB

    TEMPO Interaktif, Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan negara tidak boleh kalah dengan terorisme. Ancaman pembunuhan yang ditebar melalui internet, di antaranya sasarannya adalah Presiden dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, tak bisa dianggap main-main. "Negara akan mengambil langkah untuk mengatasi ini," ujar juru bicara Presiden Andi Mallarangeng, Selasa (4/11).

    Dalam situs , disebutkan pernyataan yang diteken terpidana mati kasus bom Bali: Amrozi, Muklas, dan Imam Samudra. Ketiganya saat ini menunggu dieksekusi di penjara Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

    Situs tersebut berisi delapan pernyataan atau seruan. Diteken pada 5 Agustus 2008. dari Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan. Mereka yang disebut hendak dibunuh selain Presiden dan Wakil Presiden, yaitu Andi Matalatta, Hendarman Supandji, dan A.H. Ritonga.

    Apakah ancaman ini terkait langsung dengan eksekusi Amrozi cs, Presiden minta aparat keamanan menyelidiki. Menurut Andi, negara akan ambil langkah tepat untuk merespons ancaman tersebut. Caranya, Presiden meminta Kepolisian mengejar mereka menyebarkan teror tersebut. "Ini masalah teror dan ancaman terhadap negara," kata Andi.

    Andi menambahkan , Presiden memang tidak terganggu dengan hal ini sehingga pengamanan pun dilakukan seperti biasa. "Tidak ada peningkatan pengamanan terhadap Presiden. Ini perbuatan orang yang memaksakan kehendak, ini ancaman kekerasan terhadap negara," ujar dia.

    Presiden, menurut Andi, menghimbau masyarakat tidak menebar teror baik melalui telepon, pesan singkat (SMS) maupun dalam bentuk lain. Ancaman itu hanya akan menimbulkan keresahan dan gangguan keamanan. "Keputusan (eksekusi) Amrozi cs sudah keputusan pengadilan," kata dia.

Dari:


    Tabrak Mesjid Saat Tarawih, Pria Mabuk Dibakar 

    PEKANBARU - Kekhusyukan warga yang menunaikan salat tarawih di Masjid Alhuda Desa Tasik Serai, Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis, Riau tiba-tiba buyar, manakala dua pria mabuk yang berboncengan dengan sepeda motor menabrak tembok masjid.

    Akibat ulah dua penabrak yang diketahui bernama Slamet dan Zulfikar berusia 41 tahun itu, warga sekitar danjemaah masjid Alhuda menjadi marah. Akibatnya Slamet pun dibakar massa dan meninggal dunia. Sementara, rekannya Zulfikar kini kritis dan dirawat di rumah sakit terdekat di Bengkalis.

    Menurut warga, kejadian yang terjadi Minggu 7 September sekitar pukul 20.00 WIB Minggu malam itu, bermula Slamet dan Zulfikar yang berboncengan sepeda motor melaju kencang keraah Masjid. Karena tak dapat mengendalikan laju motor, mereka pun menghantam tembok masjid. 

    Melihat hal itu, warga yang merasa terusik, tanpa dikomando langsung berhamburan ke arah suara tersebut. Begitu melihat asal keributan yang ternyata berasal dari dua pemuda yang diduga sedang mabuk, warga tanpa pikir panjang menghajar keduanya hingga babak belur. 

    Tak berhenti disitu, sejumlah warga mengambil minyak tanah dan menyiramkan ke tubuh Slamet. Begitu minyak tanah sudah membasahi tubuh Slamet, wargapun langsung menyulutkan korek api yang diarahkan ke tubuh Slamet

    Slamet pun mengerang kesakitan akibat sekujur tubuhnya terpanggang api. Slamet pun menghembuskan napasnya terakhir dengan tubuh gosong. Sementara itu, Zulfikar rekan Slamet, menjadi bulan-bulanan massa.
     Namun sebagian warga yang tidak tega melihatnya, langsung mengamankan Zulfikar.

    Kepala Kepolisian Sektor Pingggir Ajun Komisaris Polisi (AKP) James Sibarani pada okezone mengungkapkan pihaknya kini telah mengamankan puluhan warga yang diduga terlibat dalam aksi pembakaran dan penganiayaan dua warga

    "Sebanyak 35 warga sudah kita mintai keterang. Dari Puluhan warga yang sudah kita periksa, 8 orang kita duga sebagai pelakunya. Mereka masih kami periksa intensif. Sementara ini, mereka mengaku hanya ikut-ikutan saja," terang Kapolsek Pinggir AKP Sibarani.

Dari:


    Ustad Abu Baakar Baasyir, Ustad Sobri Lubis dan Ustad Muhammad Al-Kathath mengajak pengikutnya bunuh orang Ahmadiyah

    Gambar

    Di dalam video ini (dapat ditonton di YouTube), terdapat beberapa orang-orang penting dalam Islam yaitu Ust. Sobri Lubis, Ust. Muhammad Al-Khathath dan Abu Bakar Ba’asyir yang sedang berkotbah. Ust. Sobri Lubis berkotbah untuk “membunuh Ahmadiyah” dan “memerangi Ahmadiyah”. Ust. Muhammad Al-Khathath berkotbah juga seputar pembelaan partai-partai terhadap gerakan Ahmadiyah demi suara pada pemilu 2009. Dan Abu Bakar Ba’asyir berkotbah mengenai harusnya Islam diamalkan dalam suatu bentuk pemerintahan Islam dan ini merupakan harga mati.

    Ust. Sobri Lubis dalam kata-katanya mengajak Umat Islam untuk memerangi Ahmadiyah bahkan membunuh Ahmadiyah. Belakangan ini memang lagi gencar-gencarnya berita tentang Ahmadiyah. Ahmadiyah dicap sesat dan dilarang. Bahkan seinget gw, pernah ada yang meminta Presiden SBY untuk buru-buru mengeluarkan pernyataan untuk melarang Ahmadiyah.

    Sebenarnya tidak seharusnya Ahmadiyah dilarang beribadah, dicap sesat, bahkan mau dibunuh… Sesuai pasal 29 ayat 2 UUD ‘45, kita diperbolehkan untuk menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing. Tapi karena Islam agama gendeng, slogan "agamamu agamamu agamaku agamaku" cuma terbatas untuk taqqiya saja.

Dari:


    Sabtu, 02/08/2008 13:39 WIB
    Pria Bunuh Adik Perempuannya Demi Kehormatan Keluarga


    Amman - Seorang pria sampai hati membunuh adik perempuannya. Pembunuhan itu menurutnya dilakukan demi menjaga kehormatan keluarga!

    Peristiwa ini terjadi di daerah Nqeira, sebelah selatan Amman, ibukota Yordania. Pria Yordania berusia 26 tahun itu menembak adiknya yang berusia 23 tahun hingga tewas.

    Pelaku pembunuhan yang tidak disebutkan identitasnya itu, telah menembak korban sebanyak enam kali pada Jumat, 1 Agustus malam, waktu setempat. Usai membunuh, dia datang menyerahkan diri ke polisi.

    "Dia menyerahkan dirinya dan mengaku membunuh adik perempuannya untuk menjaga kehormatan keluarganya karena dia (korban) menghilang dari rumah selama empat bulan bersama seorang pria," kata seorang pejabat keamanan Yordania.

    "Dia membunuhnya ketika dia kembali ke rumah kemarin malam. Namun tes forensik menunjukkan gadis itu masih perawan," imbuh pejabat tersebut seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (2/8/2008).

    Peristiwa itu merupakan pembunuhan kedelapan tahun ini yang menggunakan dalih menjaga kehormatan. Menurut otoritas Yordania, selama tahun 2007 lalu, tercatat 17 kasus pembunuhan serupa.

    Mereka yang terbukti bersalah dalam kasus-kasus tersebut kerap kali hanya diganjar hukuman ringan. Parlemen Yordania telah dua kali menolak untuk mereformasi aturan hukum negeri itu. Padahal banyak tekanan dari kelompok-kelompok HAM agar para pelaku pembunuhan tersebut dijatuhi hukuman yang lebih berat.(ita/gah)

Dari:


    Massa Islam yang beringas membakar gereja dan fasilitas umum

    Massa yang beringas karena vonis pelecehan agama dianggap terlalu rendah, membakar gereja, sekolah, dan pertokoan di Situbondo. Pemerintah dan NU amat menyesalkan aksi tersebut.SEJAK Senin pekan ini, karyawan Pengadilan Negeri Situbondo, Jawa Timur punya kantor darurat. Untuk sementara, rumah dinas hakim ketua dijadikan kantor. Soalnya, gedung PN Situbondo sudah musnah dibakar massa sejak Kamis pekan lalu. Bersama gedung PN ini hancur juga puluhan gedung gereja, sekolah, dan pertokoan di Situbondo, Panarukan, Besuki, dan Asembagus. “Jumlahnya 27 gedung,” ujar Pangdam Brawijaya Mayjen Imam Oetomo pada Abdul Manan dari D&R.

    Peristiwa Kamis Kelabu yang disampaikan langsung oleh mensesneg Moerdiono ini amat disesalkan pemerintah. Insiden ini terjadi setelah adanya sidang pelecehan agama Islam oleh seorang penganut agama Islam juga bernama Saleh. Kemarahan massa yang berbau SARA ini menambah daftar pembakaran Gereja di Jawa Timur yang pernah terjadi di Surabaya dan Pare, Kediri, bulan Juni lalu. Kronologis kerusuhan tersebut sebagai berikut:

    ......

    * 3 Oktober 1996:

    Dalam sidang keempat kasus ini, Saleh membantah tuduhan menodai agama Islam. “Saya datang hanya untuk musyawarah dan saya ingin tahu tanggapan Kyai Zaini apakah pendapat saya betul atau tidak,’ kata lulusan SMAN II Situbondo ini. Massa yang antara lain datang dari Besuki, Panarukan, dan Asembagus yang mencapai 1000 orang itu marah. Hadir dalam sidang itu Ny.Aisyah, putri Kyai As’ad yang duduk dengan kaki diangkat ke kursi. Aisyah yang biasa dipanggil Nisa ini tampak marah dan meremas-remas rokok Gudang Garam serta menyalakan korek api sampai habis satu kotak. Ia tak menggubris meskipun diperingati petugas.

    Seusai sidang, teriakan “Bunuh Saleh” pun terdengar. Massa berusaha mengeroyok Saleh, tapi diamankan puluhan petugas dengan memasukkannya dalam tahanan PN Situbondo. Massa yang sudah kalap kemudian merusak pintu dan jendela tahanan. Sekitar 10 orang membongkar genteng, menjebol plafon, dan berhasil menghajar Saleh dalam selnya. Tindakan ini bisa dihentikan dengan bantuan Ny.Aisyah. Tapi, massa yang ada di luar tahanan, tak mau beranjak. Mereka menuntut Saleh dihukum mati dan merekalah yang akan mengeksekusinya. Teriakan Kapolres Situbondo Letkol Endro Agung sudah tak didengar. Baru setelah Ny.Aisyah berteriak-teriak lewat megaphone mengajak pulang dalam bahasa Madura, massa pun bubar. Saleh diantar ke rutan dalam satu mobil bersama Ny.Aisyah. “Saya sudah tidak dendam pada Saleh,” kata Nisa pada D&R.

    * 10 Oktober 1996:

    Sidang Saleh yang dijaga oleh 100 orang aparat dari Kodim sudah sampai pada tuntutan jaksa. Ribuan pengunjung dari luar kotaa hadir. Mayoritas adalah Madura pendalungan (pendatang) yang beragama Islam dan jemaah NU. Kabar akan adanya sidang Saleh mereka dengar dari mulut ke mulut, tapi ada sumber yang menyebutkan bahwa KH Zaini yang telah memfotokopi undangan dari PN. Selama sidang, massa tetap tenang. Jaksa menuntut Saleh hukuman 5 tahun penjara sesuai pasal 156 A KUHP tentang penodaan agama.

    Tindakan brutal baru terjadi seusai sidang. Sebagian massa yang tak puas dengan tuntutan jaksa dan ingin Saleh dihukum mati, mulai melempari gedung pengadilan dengan batu. Suasana jadi kacau. Seorang petugas Kodim terkena lemparan batu. Teriakan peringatan Komandan Kodim Letkol Imam Prawoto tidak digubris. Batu-batu terus berjatuhan setelah ada aparat yang membalas aksi massa ini. Karena terdesak, aparat masuk ke dalam gedung. Massa yang sudah kalap terus merangsek. Aparat dan para hakim, termasuk Erman Tanri, ketua PN Situbondo yang keningnya luka kena lemparan batu, melarikan diri lewat sungai di belakang gedung PN. Saleh pun diselamatkan ke arah belakang.

    ........

    [selengkapnya baca sendiri di ]

Dari:


    Muslim Bakar Pondok Pesantren (ISLAM vs ISLAM)

    SERANG - Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Huda pimpinan Nursahidin di Kampung Jaha, Desa/Kecamatan Baros, Kabupaten Serang, diamuk warga, Kamis (13/12), sekira pukul 11.30 WIB. Warga menuding Nursahidin mengajarkan ajaran menyimpang kepada para santri.

    Warga membakar ruang utama ponpes di lantai 1, kamar santri, dan enam sepeda motor yang tengah diparkir di halaman ponpes. Bahkan beberapa kitab kuning juga ikut terbakar. Selain itu, berbagai peralatan rumah tangga seperti lemari, kulkas, pakaian, rak piring juga hangus dilalap si jago merah. Untuk memadamkan kobaran api, dua unit mobil pemadam kebakaran milik Pemkab Serang dikerahkan ke lokasi kejadian. 

    Saat aksi anarkis berlangsung, pemilik ponpes yang merupakan alumni Ponpes Miftahul Huda, Manonjaya, Tasikmalaya, Jawa Barat, Nursahidin, sudah terlebih dulu diamankan ke Polres Serang. Sementara istri, anak, dan puluhan santri diamankan di Polsek Baros yang berjarak sekira 500 meter dari lokasi ponpes.

    Menurut kesaksian salah seorang warga Kampung Jaha, bernama Adah (35), aksi anarkis dilakukan oleh ratusan orang yang datang ke lokasi menggunakan empat truk. Kata Adah, semula ada sekira 20 truk yang datang tapi hanya empat truk yang masuk di lokasi.

    Kata Adah, saat membakar dan merusak ponpes, massa yang terlihat marah juga meneriakkan takbir. Polisi yang saat itu sudah ada di lokasi kejadian, tidak bisa berbuat apa-apa sebab kalah jumlah dengan warga. Polisi akhirnya tidak bisa mencegah massa merusak Ponpes Miftahul Huda yang berdiri di Baros sejak 1994. “Soalnya, polisi sedikit sementara massa yang datang banyak sambil membawa batu,” ujarnya. Kata dia, saat itu situasi sekitar ponpes mencekam karena warga sekitar ponpes hanya bisa menonton.

    Aksi baru berhenti saat puluhan anggota Dalmas dari Polda Banten tiba di lokasi. Pasukan Dalmas bersenjata pentungan dan tameng ini tiba setelah massa perusak ponpes secara bergelombang meninggalkan lokasi.

    Saat ditanya nasib penghuni ponpes, beberapa warga mengaku masih melihat istri Nursahidin yang kerap disapa Umi sekira pukul 11.00. Saat itu, Umi terlihat tergesa-gesa menjemput salah satu anaknya di SDN Baros I dan anak sulungnya Apep di SMPN 1 Baros. Sementara santri-santri yang semula berjumlah ratusan orang dan berasal dari Lampung, Jawa Tengan, dan Jakarta mulai berkurang hingga akhirnya hanya berjumlah puluhan saja.

    Akibat aksi massa itu, bangunan ponpes berlantai dua bercat warna krem itu, lantai dasarnya yang terdiri atas 4 ruangan berikut perabotan yang ada di dalamnya hangus. Empat sepeda motor yang diparkir di halaman ponpes ikut dibakar. Motor itu tiga di antaranya berjenis bebek dan Honda Win yang merupakan milik warga sekitar ponpes. Sementara dua motor bebek lainnya yang diparkir di halaman belakang ponpes juga dibakar. Sedangkan bagian atas ponpes yang terdiri 8 ruangan luput dari api, namun perabotannya dalam kondisi berantakan.

    Selain bangunan utama yang terbuat dari material permanen sebuah bedengan yang terletak di sebelah kiri bangunan utama ponpes juga diamuk massa. Bangunan berdinding bilik bambu itu juga hancur dirusak massa. Bedengan itu menurut keterangan warga merupakan asrama bagi para santri. 

    Sesaat setelah api berhasil dipadamkan, Wakapolda Banten Kombes Pol Pudji Hartanto mendatangi lokasi. Di tengah puing-puing kitab serta perabotan rumah tangga terbakar yang masih menyisakan hawa panas, Wakapolda yang didampingi Karo Bina Mitra Polda Banten Kombes Pol Sutarno, Kapolres Serang AKBP Lilik Heri Setiadi, Dandim 0602 Serang Letkol Inf Malwi Sulardi, Kabag Ops Polres Serang Kompol Ade Ibrahim, Kasat Reskrim Polres Serang AKP M Nazly Harahap serta Kapolsek Baros AKP Gunarto berjalan memasuki ruang demi ruang ponpes. Sesekali Wakapolda tampak bertanya pada Kapolres dan berdiskusi dengan Dandim. 

    Tak ada sepatah kata yang keluar dari bibir pejabat Banten tersebut terdengar telinga wartawan. Yang terdengar hanya suara memanggil Kasat Reskrim Polres Serang. Wakapolda kemudian meninggalkan lokasi sementara Kapolres sempat menggelar konferensi pers.

    Menurut keterangan Kapolres, untuk membuat situasi kondusif, pihaknya dibantu Polda Banten menyiagakan dua pleton pasukan Dalmas di sekitar lokasi. Selain itu ada juga water canon yang didatangkan ke lokasi. “Saya imbau massa jangan bersikap anarkis karena negara ini negara hukum. Segala sesuatunya bisa dibuktikan kebenarannya dengan hukum,” pesannya.

    Sementara Ketua MUI Banten Prof KH Wahab Afif yang didampingi Ketua MUI Serang KH Syafei AN di ruangan Kapolres Serang beberapa jam usai amuk massa, menyayangkan kejadian tersebut. Apalagi kejadian ini dilakukan sesama muslim. “Muslim dengan muslim mestinya bersaudara sehingga peristiwa seperti ini harusnya tak terjadi. Soal tuduhan terhadap pimpinan Ponpes Miftahul Huda saat ini kami sedang melakukan penyelidikan,” ujar Wahab Afif.

    Wahab berjanji akan kembali memanggil beberapa saksi. “Besok (hari ini, red) kami akan menanyakan si tertuduh yaitu ustadz Nursahidin karena kami tak bisa memproses laporan hanya dari sebelah pihak saja,” tukasnya. 

    Kata dia, pelabelan sesat terhadap seseorang, lembaga atau organisasi tidak bisa dilakukan tergesa-gesa. “Ini masalah aqidah yang sangat sensitif sehingga kita tak bisa semena-mena menunjuk orang sesat. Kan harus kita sesuaikan dengan 10 kriteria kesesatan yang sudah ditetapkan oleh MUI pusat,” katanya.

    Saat ditanya apakah pembakaran dan dugaan penyimpangan di Ponpes Miftahul Huda terkait dengan persaingan antarpesantren, Wahab Afif membantah. “Saya belum lihat indikasi ke arah itu,” ujarnya. (kar/dew) Radar Banten : 14 Desember 2007

Dari:


    Muslim Menyerang STT (ISLAM vs AGAMA LAIN) 

    ......

    Kronologi Peristiwa Penyerangan terhadap Mahasiswa dan Kampus Sekolah Tinggi Theologi Injili Arastamar (SETIA) di Jakarta 25-27 Juli 2008.

    o Mesjid Dijadikan Arena Provokasi Waktu dan tanggal kejadian : JUMAT 25 Juli 2008.

    o Pada hari Jumat 25 Juli 2208 jam 21.00 seorang mahasiswa Setia, Junius Koly berasal dari Alor NTT keluar dari Kampus Setia menuju ke Asrama Putra yang terletak di RT 04/RW 04 Kampung Pulo Pinang Ranti Makasar Jaktim.

    o Ia berjalan kaki melintasi Gang Melinjo yang memisahkan Kampus Setia dan Asrama Putra. DI tengah jalan ia melihat seekor tikus melintas secara spontan ia mengambil sandal yang dipakainya dan melempar tikus itu. Sandal itu masuk secara tidak sengaja ke halaman rumah seorang warga yang ada di gang itu. Saat Junius akan mengambilnya tiba-tiba ia diteriaki maling. Sehingga dalam waktu singkat warga berkumpul dan menganiaya Junius. Akhirnya Junius diserahkan ke pihak kepolisian. Pada hari Sabtu 26 Juli 2008 setelah diperiksa Junius tidak terbukti bersalah sehingga dikembalikan ke pihak STT SETIA. Jam 10 malam massa melempari asrama putra STT Setia lalu dari mesjid terdengar ajakan berjihad melawan Setia.

    o Hari Minggu 27 Juni 2008 Pukul 01.00 massa merusak dan menyerang asrama putri sambil berteriak Allahu Akbar, Allahu AKbar bahkan mereka mencoba membakar asrama tersebut. Penyerangan ini menyebabkan mahasiwi SETIA sangat ketakutan dan trauma mereka berteriak teriak dan berlarian kesana kemari.

    o Selanjutnya pada Pukul 03.00 massa bergerak ke Kampus Utama SETIA dengan membawa beragam senjata tajam dan batu sambil berteriak-teriak bahwa mereka akan berjihad melawan Setia. Tapi saat itu pihak mahasiswa tidak melakukan perlawanan apa pun. Mereka bahkan mendoakan agar massa itu sadar akan kejahatan yang sedang mereka lakukan terhadap sesama dan agar mereka diberkati oelh Tuhan. Hingga pagi hari ribuan massa telah datang dan memblokir semua akses ke Kampus SETIA. Hal ini menyebabkan mahasiswa tersandera dan kelaparan. Pagi hari pihak kepolisian tampak bisa meredakan suasana dan mengendalikan massa.

    o Namun Pukul 21.30 dari arah mesjid terdengar lagi provokasi agar massa bersiap untuk berjihad. Sementara pihak polisi yang sudah tiba dilokasi sejak pagi itu tidak dapat berbuat apa apa malahan menyuruh mahasiswa untuk waspada dan menghindari serangan.

    o Senin 28 Juli 2008 Pasukan Brimob dari Polda Metro Jaya bukannya menangkap para pelaku penyerangan dan provokator malahan memaksa Mahasiswi Setia untuk dievakuasi. Saat evakuasi terjadi mahasiswi dihujani dengan batu-batu besar sehingga membuat badan dan kepala mereka berdarah-darah sementara aparat polisi tidak menghardik penyerang atau mengusir mereka. Hal sama juga dialami para mahasiswa ketika mereka dievakuasi dari tempat kejadian itu. Mereka ditombak dengan bambu runcing, dipukuli, dibacok dan diclurit serta di siram dengan air keras. Hingga saat ini ada seorang mahasiswa Setia yang masih berada di rumah sakit dalam kondisi kritis karena kepalanya terkena siraman air keras.

    o Pada hari minggu itulah hingga dini hari pihak STT Setia terpaksa meninggalkan kampus mereka yang sudah didiami selama 21 tahun lamanya. Mereka terusir dari tanah dan bangunan yang sah yang mereka miliki. Mereka diejek, dihina, ditendang, dibacok hanya karena mereka Kristen. Mereka tidak lagi dianggap sebagai warga negara yang sah yang sama hak dan kedudukannya dimata hukum dan pemerintahan. (Seperti yang dituturkan Pdt Matheus Mangentang dan Pdt Edison Djama kepada Hendra Kasenda) 17 Korban STT Setia (Mereka memilih mengalah dan membalas aniaya yang mereka alami dengan doa dan kepasrahan karena mereka adalah para Hamba Tuhan, Calon Pendeta dan Calon pendidik. Sebetulnya kalau mau mereka bisa saja mereka membalas tapi mereka memilih meniru apa yang Yesus katakan, “Jika ada yang menampar pipi kirimu berikanlah pipi kananmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.”)

    Ardian asal Sumba terkena siraman air keras di pundak kanan 
    Marthen Lalo asal Sumba terkena lemparan batu di pelipis kanan dan dipukuli di kepala bagian belakang 
    Gabriel Besi asal Atambua dibacok dengan clurit di bagian kepala dan kedua tangan 
    Jupiter asal Atambua ditikam dengan samurai di pundak dan ditikam dengan bambu runcing di perut 
    Lukas Asal Manado disiram dengan air keras di kepala, wajah dan leher 
    Yunus asal Alor disiram dengan air keras di leher, bahu, dan terkena lemparan batu 
    Ramaeli asal Nias luka di wajah dan kepala akibat lemparan batu 
    Disiplin asal Nias luka bakar di bahu karena terkena siraman air keras 
    Demaus asal Luwu Sulawesi luka kepala akibat lemparan batu 
    Henok asal Sumatra Utara Luka tusukan di leher akibat bambu runcing 
    Kristian asal Mamasa seluruh badan terkena siraman air keras 
    Alfred asal Kalbar luka-luka akibat lemparan batu 
    Gabriel Umbi asal NTT luka memar pada paha kiri akibat tendangan berkali-kali 
    Oktavianus asal Maluku luka di punggung akibat ditendang berkali-kali 
    Yohanes asal Sumba luka di kepala akibat pukulan benda keras 
    Daniel asal Sumba luka akibat pukulan kayu dan pecah bibir 
    Salmon asal Sulut luka di pelipis
Sumber : Mengenal Islam
Share this article :

2 komentar:

  1. Buat ts ,kontroversial bgt post nya wkwkwk
    Terlalu obyektif ,kalo mau ngomongin masalah agama / agama lain gk bakal ada habisnya lah bro , kalo mau jelas tanya sama ahlinya aja ,gk usah di banding2in , takutnya jd fitnah nanti , yg rugi kan kita semua juga

    BalasHapus
  2. Ini sih gua yakin yg punya nih postingan yahudi sih , toh kalo seandainya dia kristen juga gk bakal menghina agama lain kan ?

    BalasHapus

Terjemahan

 
Copyright © 2011. Islam Dalam Fakta - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger